Bab 41

4.7K 112 12
                                    

"𝙈𝙚𝙢𝙖𝙖𝙛𝙠𝙖𝙣 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙧𝙪𝙥𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙡𝙚𝙢𝙖𝙝𝙖𝙣, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙛𝙖𝙩 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙪𝙖𝙩. 𝙈𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙖𝙛 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣, 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙝𝙞𝙣𝙖𝙖𝙣, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙛𝙖𝙩 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙪𝙡𝙞𝙖."

(𝙃𝙖𝙗𝙞𝙗 𝙉𝙞𝙯𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙣 𝙔𝙖𝙝𝙮𝙖).

.

.

Happy Reading. 💐


Bugtt!

Bughttt!

Terdengar suara cambukan yang menggema di ruangan itu, dan terlihat seorang gadis yang meringis kesakitan menahan rasa sakit yang dirinya rasakan.

"Shitt!" umpat aulia di dalam hatinya, saat anak buah mahen lagi dan lagi mencambuk dirinya.

Sementara mahen hanya duduk diam, memperhatikan dirinya, dengan tatapan datarnya itu. Beginilah akibatnya mempunyai masalah dengan anggota geng tiger!.

Beserta semua anggota inti tiger lainnya, yang seperti nonton bioskop, dengan memakan popcorn serta minuman soda.

"Gimana lo masih gak mau minta maaf ?." ucap mahen, namun Aulia tak bergeming sama sekali. Ia hanya menunduk lesu, dengan darah segar yang terus mengalir dari tumbuhnya itu.

"Bangsat lo semua arrght!." desis aulia, namun semua orang hanya tertawa mendengar itu.

"Hei bicht! Lo yang bikin humaira hampir mati, cuma gara-gara laki-laki si ketua osis semvak itu?!. Ck! . Najis tolol banget. " kali ini bima yang bersuara, dengan mulut yang penuh dengan popcorn.

"Diem lo!. " teriak Aulia, di selalu isakan kecilnya.

"Ngatur aja lo monyet!. " cibir Bima, merasa sebal dengan kelakuan perempuan, atau wanita ya soalnya udah jebol, di hadapan nya itu.

"Tapi, aneh gue baru tau kalo humaira itu adik sepupu lo hen, lo sih gak bilang-bilang ." ucap Nanda, dengan mengerutkan alisnya.

"Siapa yang bilang dia adik sepupu gue?." ucap mahen dingin, sejujurnya dia tidak suka ada yang bicara jika dirinya dan humaira hanya lah adik kakak.

"Tuh, si Gilang. " tunjuk, raka dengan menggunakan jari telunjuknya,Kepada Gilang.

Mahen hanya berdehem, lalu melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu.

"Kemana lo bos! Maen pergi aja, tanggung bentar lagi mati tu cewek." sewot raka.

"Hentikan cambukan nya, gue pulang dulu." ucap mahen.

💐

Mahen memarkirkan motornya, lalu turun dan masuk kedalam rumah itu. Jam sudah menunjukkan pukul 11:00 yang artinya semua orang disana, pasti sudah tertidur pulas.

Lalu dirinya memasuki kamar yang di tempati olehnya dan humaira, dan langsung merebahkan tubuhnya di dekat humaira.

Memeluknya, dan menghirup aroma tubuh humaira yang saat ini sudah menjadi candu bagi dirinya itu.

"My mine!. " bisik mahen di telinga humaira.

"Kakak udah pulang ?, maaf humaira gak tau." ucap nya, mahen hanya berdehem dengan mata yang masih terpejam, dan masuk ke alam mimpi.

"Ehh, udah tidur ternyata. Pasti cape banget ya?." ucap humaira dengan memandangi wajah tampan milik suaminya itu.

Seketika senyuman manis terukir di bibirnya, "gak tau kenapa rasanya, aku bakalan pisah dan ninggalin kamu kak. Huft! Semoga cuma perasaan ku aja, i love you kak mahen. " ucap humaira lalu menyusul mahen kedalam alam mimpinya.

💐

Kini posisi bulan sudah tergantikan oleh matahari, suara burung berkicauan mulai terdengar, serta ayam yang berkokok.

Serta semua manusia yang sudah menjalani aktivitas seperti biasanya.

Kini humaira sedang membantu umma untuk membuat sarapan, humaira sudah tidak menggunakan kursi roda lagi. Karena kondisinya yang mulai membaik.

Mahen turun dari tangga, menuju ruang makan lalu duduk di salah satu kursi. Dan menyantap sarapan nya, Sebelum pergi ke sekolah dirinya menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu, walau sudah telat.

"Kak, ini bekal makan siang, dimakan ya!." ucap humaira, mahen hanya mengangguk pelan. Walau dalam hatinya ia meringis, saat melihat kotak bekal hello kitty untuk dirinya.

"Lo yakin? Itu hello kitty loh." ucap mahen, berhati-hati takut humaira merasa tersinggung.

"Iya. Kenapa? Maaf ya soalnya cuma ada kotak itu." ucap humaira.

"Gak PP sih, cuma gue malu bawanya. " cicit mahen, melihat tatapan humaira yang mengintimidasi. Walupun menggunakan cadar. Tunggu sejak kapan seorang mahen takut dengan istrinya?.

"Waktu kakak pake kolor pink gak malu, tapi pas bawa kotak hello kitty malu. Aneh!" ucap humaira, sementara pipi mahen sudah berwarna merah menahan malu, karena umma yang tertawa.

"Yaudah kalo gitu, mahen cepetan pergi. Nanti kamu telat udah jam segini. " ucap umma Hafsoh. Kemudian mahen pun beranjak dari duduknya.

"Yaudah mahen pergi dulu, assalamu'alaikum. " pamitnya.

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati. " ucap humaira.

Vote, komen, and sharenya.
Maaf Dikit dulu!. 💐

Halo semua maaf ya jarang up
Maaf part nya gj. 🙃
Lagi hoream mikir.
Vote, komen, share.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang