Bab 11

8.7K 235 0
                                    


Tok..

Tok..

Terdengar suara ketukan dari pintu. Kemudian humaira membuka nya, terlihat di sana mahen dengan sebuah kantong kresek berada di tangan nya. Mahen pun masuk kedalam lalu mereka pun duduk di salah satu sofa yang berada di ruang tamu, ia pun menyodorkan kresek tersebut ke pada humaira.

Humaira pun membuka nya, Seketika matanya berbinar senyum pun tercipta di wajah cantiknya itu Seblak! Pesanannya akhirnya datang humaira pun meloncat kesenangan.

"Makasih paksu." ucap humaira, reflek memeluk mahen dengan erat lalu mencium pipinya.

Mahen mematung di tempat, humaira bisa gak sih tidak memeluk dirinya terus gak baik buat jantung nya. "Iya cepet makan besok sekolah Jangan tidur terlalu malam Kasihan ochi." ucapnya lalu pergi berlalu ke kamar meninggalkan humaira disana.

"Siapa ochi?" ucap nya kebingungan.

"Bayi." ucap mahen, Sementara humaira hanya mengangguk dan ber'oh'ria lalu memakan seblak tersebut.

💋

Aulia dan humaira melangkahkan kakinya menuju kantin yang terlihat padat dengan pembeli dan banyaknya orang mengantri untuk makan, tak membuat mereka mengurungkan niatnya untuk mengisi perut mereka yang berteriak minta di isi.

Lalu mereka pun duduk di bangku paling pojok, yang tak begitu ramai dengan pengunjung kantin lainnya, sersuasana yang sedikit hening  yang cocok untuk menikmati hidangan di kantin.

Mereka memesan beberapa makanan yaitu baso nasgor dan es teh dan menyantapnya dengan damai. Suasana di sana kebetulan sudah tidak terlalu ramai sehingga memudahkan mereka untuk memesan makanan.

"Ya allah humaira lo kayak gak makan sebulan aja lahap bener." ucap aulia, menatap tak percaya humaira, Pasalnya dia sudah memesan dua porsi baso dan satu porsi mie goreng, serta satu gelas es teh namun dirinya masih merasa lapar.

"Gak tau, mungkin bawaan____" ucap humaira, hampir saja dia mengatakan bahwa dirinya hamil.

"Bawaan apa? Hah? Bayi dugong? Aneh lo  Kalo di liat- liat ni lo kaya orang lagi nyidam? Apa jangan- jangan lo hamil?!" ucap aulia sehisteris mungkin. Membuat humaira menegang, bibirnya memucat, jantung nya berdegug kencang.

"Astagfirullah gak mungkin aku hamil." ucap humaira terdengar gemetaran, lalu memalingkan wajahnya.

"Haha lagian gue bercanda kok, makanya lo baca bismillah kalo mau makan." ucap aulia seraya dengan kekehan nya. Membuat humaira mengehela nafas lega, dan tertawa bersama dengan aulia.

Brak..

Terdengar sebuah suara meja di geplak, membuat aulia dan humaira mengalihkan pandangan nya ke arah sumber suara tersebut.

Terlihat disana segerombolan laki-laki. Yang tak lain adalah mahen dan teman- teman nya, yang sedang mempermalukan atau membully salah satu siswa disana  Ntah, apa salah siswa tersebut sehingga di perlakukan demikian.

"Woii jangan so jadi pahlawan kesiangan lo." ucap Bima, kepada lawan bicara nya itu. Sementara sangat empu hanya diam mendengarkan, Terlihat dari sudut bibirnya sudah mengeluarkan cairan merah berupa darah.

"Mau kalian apa? Stop bikin ulah, Berani itu jangan sama perempuan." ucap laki-laki itu, namun malah mendapatkan bogeman dari mereka. Dia adalah rehan salah anggota organisasi keagaaman yang berada di sekolah itu, tepatnya ia menjabat sebagai seorang ketua OSIS dan Rohis.

Bughtt..

Satu bogemam berhasil di layangkan Gilang kepada nya, Membuat rehan meringis kesakitan.

"Astagfirullah hentikan ada apa ini? " ucap humaira menghampiri mereka Seketika suasana jadi hening, semua siswa beralih menatap dirinya.

"Ehh teroris pergi lo Jangan ikut campur." ucap Nanda dengan nada dingin dan sedikit mendorong humaira hingga dirinya terhuyung ke belakang hampir terjatuh, beruntung aulia menahan dirinya.

"Aku hanya membela seseorang yang tidak bersalah." ucap humaira.

Sementara mahen hanya diam Tapi, sesaat dia melihat humaira di dorong oleh Nanda ada rasa tak terima di hatinya ia mengepalkan tangannya.

"Udah yuk ra pergi aja." ucap aulia, Namun humaira bersikukuh ingin membantu rehan.

"Dasar teroris pergi lo anjing!" ucapnya Bima kelewat esmosi ia melayangkan satu tamparan ke pada humaira. Humaira hanya bisa pasrah, ia memilih memejamkan matanya karena tak bisa mengelak tamparan itu.

Plak..

Hah, Humaira tak merasakan apa pun menyentuh kulitnya, Ia pun membuka matanya dan terdiam.

"Kak mahen, nolongin aku? " gumam nya.

Terlihat disana mahen menahan tangan Bima yang hendak menampar humaira. Kemudian ia menghempaskan nya dengan kencang. Membuat bima mundur beberapa langkah, Bima menatap aneh sahabatnya ini biasanya mahen tak bersikap seperti itu.

"Ayo cabut, Lo gak malu di lihatin satu kantin?" ucapnya kemudian pergi meninggalkan kantin diikuti para sahabatnya yang merasa aneh dengan mahen.

"Syukron ukhty humaira." ucap rehan, sambil tersenyum kepadanya, setelah ditolong oleh humaira tadi.

"Afwan gak papa kak, Ayo cepet kak obatin luka nya ke UKS. " ucap humaira, yang di angguki oleh rehan, kemudian dirinya pergi berlalu meninggalkan humaira dan Aulia.

Hap!

"Iya bener kak, Ayo aku bantuin. " kini aulia lah yang berucap, sambil menarik tangan rehan dengan sedikit berlari kecil. Humaira merasa aneh kepada sahabatnya itu dan Ia pun menyusulnya Karena ia tak ingin berlama-lama juga di tempat itu.

"Ehh___" kaget rehan.

💋

Mereka bertiga masuk kedalam ruangan UKS tersebut, dengan aulia yang berlari kecil kesana sambil memegang tangan rehan Mereka pun duduk di salah satu kursi di sana, kebetulan Aulia anggota PMR jadi mengobati luka hal yang mudah baginya.

Dengan sigap aulia langsung mengobati luka rehan, rehan hanya diam dengan perlakuan Aulia Lagi pula aulia kan ingin berbuat baik padanya right? Dan saat tadi ia memegang tangan nya itu hanya di bagian almater nya jadi mungkin tidak dosa.

Dengan sangat Perlahan aulia mengoles salep ke tangan nya, lalu mengoles salep tersebut ke sudut bibir rehan. Membuat semburat merah muda di pipi Aulia dan tak terasa senyuman kecil terangkat di bibirnya.

"Ehkem, Cepetan aulia Bentar lagi bel pelajaran kedua, laki-laki dan perempuan yang tidak muhrim dilarang berduaan di satu ruangan." ucap humaira dari luar sana.

"Iya iya Dikit lagi nih." ucap aulia.

Setelah beberapa menit akhirnya ia sudah juga membersihkan luka pada rehan,Ia pun beranjak dari duduknya Pergi ke kelasnya kembali.

"Makasih aulia dan humaira." ucap rehan, tersenyum ke arah mereka. Mereka hanya mengangguk dan pergi berlalu meninggalkan rehan sendiri di sana.

"sama-sama Kak, kami duluan Assalamu'alaikum." ucap humaira, lalu mereka berdua pun pergi dari tempat itu karena sebentar lagi

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." ucap rehan.

"Kayak nya aku harus nikahin humaira secepatnya deh takut di ambil orang. Semoga niat baikku di perlancar oleh Allah aamiin." ucap rehan dengan menatap  punggung humaira dan Aulia yang mulai menjauh dari penglihatannya.






Makasih buat yang udah baca jangan lupa vote, komen, and share nya!!!!!
Maaf kalo ada kata yang masih belibet
Pemula puhhh;v🙃

Rawwww muachh 💋🗿



"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang