Bab 54

4.4K 138 15
                                    

Happy reading!!

Kini humaira dan mahen sudah sampai di rumah mereka, humaira pun di pulangkan karena takut kondisinya memburuk sementara mahen ia meliburkan dirinya sendiri, padahal humaira sudah melarang nya, namun mahen tetap bersikukuh ingin menjaga dirinya.

"Masih sakit?" ucap mahen pada humaira.

"Iya, apalagi kalo naik tangga." ucap humaira, dengan mengelus perutnya. Dan berjalan dengan di bantu mahen.

"Eh kak! Lepasin." ucap humaira, saat mahen memayang dirinya dengan menaiki tangga membuat humaira terkejut.

"Gak papa sayang, gue gak mau lo sama ochi sakit." ucap mahen, menggedong humaira ala bridel style dengan menaiki tangga, menuju kamar mereka.

Setelah sampai di kamar, mahen pun menurunkan humaira di kasurnya, dan menutupi tubuh humaira dengan selimut, lalu menyuruhnya untuk beristirahat.

"Lo istirahat aja, kalo butuh sesuatu panggil gue. "ucap mahen, diangguki humaira.

"Eh, kakak jangan bolos. Kamu pergi lagi kesekolah gih!" ucap humaira.

"Lo kan lagi sakit, siapa yang jagain?" ucap mahen, dengan menaikkan satu alisnya.

"Bi narsih ada, hus pergi. Jangan ada di sini, aku enek liat muka kamu." ucap humaira pada mahen, membuat nya terpaksa harus pergi meninggalkan humaira di rumah.

lalu humaira pun memejamkan matanya dan mulai terlelap tidur, dengan memeluk boneka beruang yang mahen dapat kan saat di pasar malam.

Mahen pun pergi kembali ke sekolah menggunakan motor miliknya.

"" 🌹""

Setelah pulang sekolah mahen pun berinisiatif untuk memasakkan bubur untuk humaira, walaupun badannya terasa cape ia tetap melakukannya agar humaira bisa cepat lekas sembuh kembali, tidak lupa di bantu bi narsih.

"Bi, nasinya ini di kemanain?" ucap mahen, kebingungan saat bi narsih memberikan satu mangkuk nasi untuk di jadikan bubur.

"Masukin ke wajan den, masa mau di makan." ucap bi narsih dengan terkekeh, membuat mahen mendengus.

"Yaudah aden, biar bibi aja mendingan aden istirahat pasti capek kan?" ucap bi narsih, namun mahen menggeleng ia bersikukuh ingin membuatkan humaira bubur.

Akhirnya bubur pun jadi setelah sekian abad membuat nya, waktu di butuhkan mahen membuat bubur bisa di bilang cukup cepat yaitu hanya dua jam saja.

Lalu mahen pun menyajikannya dengan suwiran daging ayam, seledri, kerupuk, dan teman yang lainnya.

Bertepatan dengan jadinya bubur, mahen pun melihat humaira yang berjalan ke arahnya. Buru-buru dirinya membantu humaira berjalan dan duduk di kursi makan.

"Udah di bilangin diem di kamar, ck! Dasar nakal." ucap mahen dengan mendengus kesal, dan membantu humaira duduk di kursi.

"Aku lapar, gak ada yang anterin aku makanan." ucap humaira dengan jutek, lalu mahen pun menyodorkan bubur ke arah humaira, dan menyuruhnya untuk memakan bubur itu.

"Maaf sayang, nih makan. Ini masakan gue." ucap mahen, dengan senang humaira pun memakan bubur itu.

Namun humaira langsung memuntahkan kembali bubur itu, karena rasanya yang sangat asin. "Ni bubur asin banget, air!" pekik humaira, dengan sigap mahen memberikan air kepada nya.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang