Bab 8

8.6K 257 2
                                    

Brak...

"Apa ini?" ucap umma, kemudian mengambil sebuah buku diary humaira? Karena penasaran ia pun membuka nya, dan membacanya dengan mendudukkan dirinya di kasur milik humaira.

Hari senin, 20- 08- 23

Hari ini humaira membeli testpack ke apotik, lalu humaira memakainya. karena belakangan ini humaira selalu mual,Dan telat haid sudah dua minggu.

Dan ternyata hasilnya garis dua Humaira hamil, hikss Humaira gak menginginkan bayi ini. Apa yang harus humaira lakukan da apa yang akan humaira katakan pada abi dan umma?

Ya allah ampunilah humaira, karena telah berbuat dosa zina. Tapi, ini bukan salah humaira.

Umma, abi, abang. Maafin humaira telah gagal menjaga mahkota, kesucian, yang telah kalian ajarkan.

Humaira gak berani bilang ini pada umma dan abi, Takut mereka marah dan kecewa.

Testpack itu sudah humaira buang di tempat sampah kamar mandi, agar umma dan abi tak curiga humaira membungkus nya dengan pembalut.

Maafkan humaira, Humaira terlalu takut.

Umma Hafsoh menatap tak percaya buku yang di bacanya itu. Ia menangis tersedu air matanya turun begitu deras, hatinya berdenyut sakit Putri yang selama ini ia banggakan, putri kesayangan nya melebihi apapun, putri yang ia besarkan dengan pendidikan agama mengapa menjadi seperti ini?

Umma Hafsoh bangkit dari duduknya Kemudian ia bergegas masuk ke kamar mandi humaira, dan mengacak- ngacak tempat sampah itu dan akhirnya ia menemukan sebuah testpack.

Dan membawanya, ia memeluk tespack tersebut dengan air mata yang terus mengalir deras ia masih tidak menyangka humaira melakukan hal kotor itu.

Jadi selama ini anak kesayangannya ini hamil? Dan dirinya tidak mengetahui hal itu? ibu macam apa dirinya, ia gagal mendidik putrinya sendiri! Sungguh ibu mana yang Terima melihat anaknya hamil di luar ikatan pernikahan perasaan nya sangat hancur sehancur- hancurnya.

Ia sudah gagal menjadi orang tua,
dengan tergesa umma Hafsoh berlari meninggalkan ruangan itu dengan air mata yang terus mengalir.

"Hikss.. hiks.. A-bi!!" panggilnya.

"" 🌹""

Humaira melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Disana terdapat abi dan umma yang sedang duduk di ruang tamu, mereka melirik sinis dan tersenyum smirik kearah humaira tersebut dengan Buku diary humaira? Ditangan Umma? Humaira melan salivanya apa mereka sudah tahu akan hal itu?

"Assalamu'alaikum." salamnya, namun umma dan abi tak menjawab dan sejak kapan abangnya pulang? Suatu kejutan dan tentunya sebuah ketakutan juga bagi humaira.

"Masih punya muka kamu pulang kerumah ini humaira al- mardiyah? Perempuan tak tau malu perempuan kotor!" sindir umma, dengan tatapan tajam yang menusuk hati, humaira terdiam mematung dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Abang kecewa pada kamu humaira, Abang gak nyangka kamu murahan." ucap abangnya dengan sinis melihat ke arah adiknya, kini humaira tidak tahan lagi ia menangis sambil menundukkan takut.

Deg!

Sementara abinya hanya diam, tak membela humaira atau bicara sedikit pun dengan tangan yang terkepal erat, dan matanya yang memerah menahan amarah.

Humaira tau apa penyebab nya Pasti umma dan abinya telah mengetahui berita kemahilan dirinya, humaira sudah ikhlas ini juga kesalahan dirinya.

"Saya membesarkan kamu dengan lingkungan keagaaman, Saya memberikan semua yang kamu mau. Tapi apa balasan kamu kepada Saya? Hamil? Apa itu humaira? Saya kecewa." bentak umma padanya Lalu melempar buku diary serta testpack yang telah di pakainya.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang