Bab 10

9.9K 255 1
                                    

Humaira melangkahkan kakinya meneluduri  koridor terlihat banyak pasang mata yang melirik kearahnya, namun humaira tak menghiraukan nya Ia terus berjalan menuju tempat yang di tujunya. Setelah berjalan cukup lama, Akhirnya ia sampai juga di kelas Ia pun langsung duduk dan menyimpan tasnya.

Lalu mengeluarkan alat tulis yang berada di dalam tasnya itu.

"Ra lo kemana aja? Kemarin gak sekolah." ucap aulia yang baru datang menghampiri nya, Humaira hanya tersenyum di balik cadar nya apa ia harus jujur kepada sahabat nya ini?

"Kemarin ada acara keluarga." ucap nya berbohong, sebenarnya ia tak berniat seperti itu tapi mau bagaimana lagi ini demi kebaikan dirinya sendiri, humaira belum ingin memberitahukan kepada sahabat nya ini Aulia pasti membenci nya.

Aulia hanya mengangguk faham. "Tapi lo gak izin gue kan jadi khawatir, mana gak ada kabar." ucap Aulia dengan cemberut.

"Iya maaf aku lupa hehehe. " ucap humaira dengan menggaruk kepala nya yang tak gatal itu, Aulia hanya mendelik ke arahnya.

kemudian guru pun datang untuk mengisi pelajarannya.

"Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini silahkan ke depan." ucap guru itu. Humaira pun langsung mengangkat tangan nya, dan maju ke depan lalu mengisi beberapa pertanyaan yang di tulis guru.

Tanpa kesalahan sedikit pun, humaira mengisi dengan cepat soal di hadapan nya. Semuanya temannya tak heran dengan itu karena kepintaran humaira memang sudah di akui di sekolah ini, terlebih humaira salah satu murid berprestasi walaupun masih baru.

"Gue bahagia humaira dapat pujian dari orang lain, tapi gue juga kecewa karena gue gak bisa kayak dia. " ucap Aulia menatap kearah sahabatnya itu dengan tersenyum simpul.

                                       💋

Sementara mahen laki-laki itu sekarang sedang berada di rooftop, lebih tepatnya ia sedang membolos dengan para teman-teman yang lainnya yang Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.

Bagi mahen belajar memang bermanfaat tapi ia tidak suka belajar, ia lebih suka bolos walaupun begitu mahen termasuk anak yang pintar dan sering mengharumkan nama sekolah dengan prestasi nya, terlebih sekolah ini milik kakeknya jadi tidak ada yang bisa melarang nya untuk bolos.

Mahen pun duduk di sebuah sofa persegi panjang dan sebuah meja kaca bundar, yang terdapat beberapa batang rokok dan cemilan di sana.

"Dari mana aja lo, Kemarin kenapa gak ke markas di sekolah pun gak ada, gue kira lo mati." ucap Bima yang baru saja datang langsung duduk di dekat nya.

"Kepo lo." ucap mahen dengan acuh, kemudian ia menghisap rokok yang berada di tangan nya itu.

Bima hanya mengerucutkan bibirnya karena kesal, bukan nya terlihat lucu  malahan terlihat seperti babi di mata teman- temannya itu. Dasar teman Jahannam, lalu mereka pun tertawa melihat kelucuan Bima.

"Malam ini ada balapan hadiah nya 70jt lawannya geng motor Atlas." ucap raka, masih setia dengan cemilan nya.

Mahen sedikit terkejut, geng motor Atlas? Bukan lah itu adalah geng motor yang di ketuai oleh bang husein? Abangnya humaira, ntahlah ia jadi sedikit takut dengan geng Atlas.

"Oke kita ikut." ucap nya kemudian berlalu pergi entah kemana, meninggalkan para sahabatnya di ruangan itu.

                                      💋

Kini humaira sedang berada di kamar milik mahen, ia sedang bersantai menghabiskan waktunya sambil membaca novel kesukaan nya, dengan beberapa cemilan yang dia makan.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang