Bab 28

5.1K 122 2
                                    

Humaira dan teman-temannya, kini sedang berkumpul di parkiran, mereka sedang bermusyawarah tentang dimana mereka akan mengerjakan tugas kelompok tersebut, yang pastinya semoga tidak rumah humaira, jika itu terjadi sangat bahaya sekali untuk dirinya.

"Btw kita kerjain tugas dimana nih?.. " ucap Felix, membuat semua orang yang disana menoleh ke arah dirinya.

"Emm gimana di rumah gue? Tenang banyak makanan kok.. " ucap Jeno, dengan menaik turunkan halisnya itu.

"Gak ahh rumah lo gak seru.. Banyak kakak lo.. Malu njirr... " ucap Abimanyu, dengan mengangkat bahunya.

"Hmm.. Menurut kalian mending dimana girls?.. " ucap Felix kepada humaira dan aulia.

"Aku ngikut aja.. " ucap humaira.

"Rumah lo aja ra.. " ucap Aulia to the point, membuat semua orang yang berada di sana mengangguk, kecuali humaira ia malah menggeleng tak setuju.

"J-angan.. " ucapnya.

"Why?.. " ucap Felix, biasanya jika ada tugas seperti ini humaira selalu mengajak mereka untuk mengerjakan nya di rumah dirinya, mengapa sekarang tidak. Huh bukankah ini sedikit aneh.

"Eeeu.. Itu..." jawab humaira gugup dengan memainkan bajunya itu.

"Yaudah gak papa.. di rumah gue aja deh.. " ucap Jeno menengahi.

"Oke deh gak ada pilihan lain.. " ucap mereka serempak, kemudian mereka pergi dari tempat tersebut, menuju rumah nya masing-masing.

Kali ini humaira pulang dengan menaiki taksi, karena mahen tak bisa menjemput dirinya, alasannya sih karena menjaga teman nya yang sangat penting itu, sehingga melupakan dirinya.

💐💐

"Aduh kak mahen kok belum pulang ya? Dari kemarin mana dia gak ngabarin aku lagi.. " ucap humaira frustasi, ia pun meminum susu ibu hamil nya yang sengaja di buatkan oleh pembantu barunya itu.

Humaira cemas, karena mahen. Laki-laki itu tidak ingat pulang, teman seperti apa yang ia maksud sampai melupakan istri tercintah nya ini sungguh tega sekali.

Humaira ingin menanyakan hal ini kepada teman- teman mahen, tapi itu tidak terjadi, karena humaira takut mereka tahu tentang pernikahannya dengan mahen.

Tiba-tiba saja, handphone humaira berdering, Lantas ia meraih handphone nya itu. Siapa tahu itu mahen.

"Assalamu'alaikum halo kenapa ul?.. " ucap humaira.

"Lo ada di rumah kan? Ini kita lagi otw kerumah lo.. Oh iya jadinya di rumah lo aja ya?.. " ucap Aulia di seberang sana, membuat humaira kebingungan.

"Hah gimana sih.. Katanya di rumah Jeno.. " ucap humaira dengan gugup.

"Gak jadi.. Jeno lagi ada acara.. Udah ya di rumah lo aja.. " ucapnya to the point.

"Eehh tapi___" ucapan humaira terpotong, karena Aulia mematikan sepihak sambungan telepon itu.

"Ya allah gimana ini.. Tolong humaira.. " ucapnya dengan pasrah.

🍒🍒

Sementara di sebuah mansion terlihat, mahen, kanya dan kania. Kania sudah di perbolehkan pulang, karena kondisinya yang semakin membaik, mungkin ini juga berkat husein yang mau mendonorkan darahnya untuk Kania, sehingga ia bisa sembuh.

Walaupun begitu, Kania masih tahap pemulihan balita itu tidak boleh terlalu kelelahan, karena berdampak pada kesehatan dirinya.

Mahen tersenyum, melihat Kania yang tertawa tanpa beban, melihat nya tertawa lagi membuat hatinya menghangat, ia menjadi teringat humaira dan bayinya, mungkin sebentar lagi ia akan merasakan jadi ayah, Dan itu anak kandung dirinya.

"Humaira.. " tanpa sadar ucapan itu keluar dari mulut nya, dan terbayang wajah humaira yang tersenyum. Sudah dia hari ia tidak bertemu, atau mengabari humaira membuat nya rindu dengan sosok istrinya itu.

Kanya yang melihat itu, langsung menepuk baju mahen, sehingga pemuda itu sadar dari lamunan nya. "Ehh kenapa ra?.. " ucapnya terkejut.

"Are you okay? Aku Kanya.. Siapa ra?.. Tunggu kamu gak nyembunyiin sesuatu dari aku kan.." ucap Kanya beruntun.

"Enggak honey.. Kayak nya aku kecapean deh.. Jadi ngelantur gitu.. Bolehkan kalo aku pulang pengen istirahat.. " ucap mahen.

"Emm yaudah boleh kok. . Mau tidur di sini juga boleh.. " ucap kanya santai, dengan menimang- nimang kania yang akan tertidur itu.

"Enggak deh.. aku pulang ya paipai.. " ucap mahen bergegas pergi, dengan melambaikan tangannya ke arah kanya.

Kemudian ia pergi meninggalkan mansion keluarga kanya, dengan menaiki motornya memacu nya di atas kecepatan rata-rata.

Setibanya ti rumah, mahen merasa aneh karena rumah nya terlihat seperti banyak dengan orang, ia pun turun dari motornya itu dan mencoba masuk kedalam.

Namun bi inah menahan dirinya, ia melirik ke sekitarnya dan menyuruh mahen masuk lewat pintu belakang. Dan pastinya laki-laki itu hanya menurut saja.

"Kenapa banyak orang bi?.. Siapa mereka?.. " ucap mahen.

"Mereka temannya non ara den.. Katanya sih mau nugas.. " ucap bi narsih.

Mahen mengangguk faham, dengan memperhatikan humaira di ruang tamu tersebut.

"Wah rumah abang sepupu lo bagus ra.. Besar dan megah kek istana.. " ucap felix.

Humaira hanya tersenyum kikuk di balik cadar nya itu, dan duduk di samping aulia.

'Ada yang aneh.. Gue gak pernah di kasih tau humaira kalo dia punya abang sepupu.. ' batin Aulia.

Tak sengaja pandangannya menangkap sesosok laki-laki yang dirinya tahu, tunggu bukankah itu kakak kelasnya, mengapa dirinya ada di sini? Apa dia salah lihat.

"Kak mahen?.. " gumam Aulia dengan mengucek- ngucek matanya untuk memastikan.

"Hah? Kak mahen dia udah pulang? Dimana dia? Duh bisa ada masalah nih.. " gumam humaira.

"Kenapa aul?.. " ucap humaira.

"Ehhh itu tuh ada kak mahe__.. "Tunjuk Aulia pada tempat tadi, namun dirinya tak mendapati sosok mahen lagi.

"Mana gak ada.. " ucap humaira memastikan.

"Tapi tadi ada di sana loh? Kok gak ada? .. " ucapnya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Udah mendingan kita kerjain ni tugas pada ngomong mulu.. Nanti gak selesai.. Nambah lagi tugas.." ucap Abimanyu menengahi kemudian mereka semua mengerjakan tugas tersebut.







Yuhuuuu maaf jarang upp gaysss.. Kouta nya tuhh.. 🍒🥺🙏💐.. Pless support me okay.. Double up nihhh..

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang