Bab 40

5.3K 117 2
                                    

Tandai kalo ada typo!
Ntar aku koreksi ya
Sayang!

Happy Reading cimoll. 💐


Setelah satu minggu menjalani perawatan di rumah sakit, akhirnya humaira di perbolehkan pulang. Tapi dirinya belum di perbolehkan untuk sekolah, apalagi pekerjaan berat.

Dan humaira masih harus menggunakan kursi roda untuk berpergian, karena cedera di kakinya cukup parah, membuat tulangnya sedikit bergeser, alhasil tidak boleh berjalan.

"Humaira udah selesai sayang ?. "Ucap umma dengan lembut, humaira hanya mengulum senyum di balik cadar nya dan mengangguk.

"yaudah yuk kita pulang. " ucap umma, dengan antusias. Mendotong kursi roda yang di pakai oleh humaira.

"Kak mahen sama abi mana umma?. " tanya humaira, karena ia tidak melihat keberadaan suami dan ayahnya itu.

"Abi lagi beresin barang kamu. Dan mahen sedang mengurus administrasi. " ucap umma dengan lembut, sedangkan humaira hanya ber 'oh' ria saja.

"Umma maaf ya humaira nyusahin umma sama abi." ucap humaira, dengan sedih.

"Enggak kok, justru umma seneng bisa rawat kamu putri kesayangan umma. " ucap umma Hafsoh dengan tulus yang di angguki humaira.

Lalu mereka pun sampai di depan rumah sakit tersebut, dan menunggu taksi online yang baru saja umma pesan melalui HP.

Dan datanglah mahen dengan barang-barang humaira, serta abi yang nampak tersenyum ke arah mereka.

"Kak bolehkan humaira tinggal sama umma. " ucap humaira dengan puppy eyes-nya itu, membuat mahen tidak bisa berkata jangan pada istri tersayang nya ini.

"Boleh." ucapnya, seketika humaira tersenyum dan mencium punggung tangan mahen.

"Makasih." ucap humaira, lalu taksi pun datang kemudian mereka semua naik kedalam taksi tersebut.

💐

Humaira tersenyum saat masuk kedalam ruangan yang sangat ia rindukan itu, tempat dirinya pulang, tempat dirinya berteduh dengan orang-orang yang dirinya sayang.

Rumahnya, istana yang sangat dirinya rindukan akhirnya dirinya bisa pulang kesini kembali, setelah beberapa bulan angkat kaki dari tempat kecilmu itu.

Ceklek..

Humaira membuka kamarnya, ia tersenyum senang, sangat senang di balik cadar nya itu.

Kamarnya terlihat sangat rapi, walaupun dirinya tidak pernah membersihkannya. Boneka, maupun mainan yang lainnya terlihat rapi dan bersih.

"Humaira mau istirahat dulu sayang?. " ucap umma dengan lembut.

"Iya umma. " ucap humaira.

"Yasudah kalo begitu, kamu istirahat dulu pasti cape. Nanti umma bangunin buat makan siang ya." ucap umma, mengecup singkat pucuk kepala putrinya tersebut, lalu menghilang di balik pintu.


Humaira pun menatap ke arah lemari, lalu membuka lemari tersebut. Dan mengambil barang yang berada di dalamnya.

Sebuah buku diary! Humaira meraih buku tersebut, lalu mengarahkan kursi roda nya ke arah kasur.

"Buku diary humaira." ucapnya dengan mata berbinar, ia pun mulai membuka satu persatu lembaran buku tersebut. Ia jadi teringat masa sekolah smp dirinya waktu dulu.

Humaira sesekali tertawa sendiri, dengan kerandom dan kelucuannya dulu.

Saat dirinya tiba di halaman 14  terlihat di sana, sebuah foto laki-laki dan perempuan yang sedang berpelukan mesra. Yang tak lain adalah dirinya sendiri.

"Kak devan.. " gumamnya, terlihat murung.

"Kakak pergi ninggalin ara, dan kak devan gak ada kabar. Sebenernya kamu kemana?." lirih nya, dengan air mata yang berlomba-lomba ingin keluar dari pelupuk matanya itu.

"Maaf, Ara gak inget apa yang terjadi waktu itu kak. Ara hanya inget kita ke markas geng tiger dia tusuk kakak. lalu__sst." ringis humaira, saat kepala nya terasa sakit dan nyut-nyutan.

"Semuanya berubah kak devan. " lanjutnya, dengan menyeka air mata.

Sementara di luar sana, terlihat mahen yang dari tadi mendengarkan ucapan humaira di balik pintu.

"Devan? Gue gak salah denger. Dia nyebut nama abang gue? Hah? nama devan kan banyak mungkin devan yang lain." beo mahen.

Tukk.

Tukk.

Mahen mengetuk pintu tersebut. Lalu membuka secara perlahan pintu itu, dan masuk kedalam menghampiri humaira.

"Gue bawa makanan buat lo!." ucap mahen, humaira hanya mengangguk pelan, Sambil sedikit terisak.

"Lo kenapa nangis?." ucap mahen berjongkok, menyamakan posisinya dengan humaira.

"Enggak kok! Humaira cuman kelilipan." elaknya.

"Hmm. yaudah kalo gitu, lo makan terus minum obatnya." ucap mahen dengan lembut.

"Siap sayang. " Jawab humaira.

"Oke babe."  ucap mahen.

                                       🐰

Kanya menatap lekat anaknya kania yang sedang tertidur itu, dengan momy nya yang tengah duduk menemani dirinya itu.

"Mom kenapa ya devan jarang main ke sini?." ucap kanya. Karena memang akhir-akhir ini mahen jarang menemui kanya, ia lebih sering menghabiskan waktunya dengan humaira.

Momy nya hanya menghela nafas, dan menggeleng pelan. "Mungkin devan sibuk honey. " ucapnya hanya dapat anggukan dari sang putri.

"Mom kanya takut cepat atau lambat semua orang pasti tau kalau kania__." ucapan kanya terpotong.

"Kalau apa?." suara berat nan serak itu membuat kanya meneguk ludah kasar.

"Devan?." ucap kanya lembut, tat kala melihat pujaan hatinya itu. Reflek ia langsung memeluk tubuh gagah mahen itu.

"Hmm. kania kenapa? Dia sakit lagi atau apa?. " tanyanya beruntun.

Kanya hanya menggeleng pelan, dan tersenyum tipis. "Euh begini akhir-akhir ini kania nanyain mulu kamu, mungkin kania kangen kamu." ucapnya.

"Maaf honey. Aku sibuk, jadi tidak bisa bertemu kamu beberapa hari itu. "

"Iya aku ngerti kok. Yaudah mending kita masuk kedalam yuk soalnya di sini anginnya kenceng takut kania masuk angin." ucap kanya, di angguki oleh mahen dan momy dina.

Lalu mereka pun masuk kedalam mansion itu, karena angin di taman depan ini cukup kencang.











How are you cimol? 🍉✌
Kesel deh, notif vote, sama komen
Tu Dikit kalian mau jadi
silent raider ya?

Kok jahat sih, gak ngehargai aku cimoll mah gitu hikseu..hikseu..😭
Vote, komen, ma share okey.
Papai love you! 💗💐
Muachh! 😗

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang