Bab 6

8.5K 237 7
                                    

Happy reading!!!

2 bulan kemudian..

Sebisa mungkin humaira melupakan kejadian dua bulan lalu yang terjadi pada dirinya, Dengan ikhlas dan lapang dada ia Terima mungkin ini sudah nasibnya walaupun memang tak mudah untuk melupakan kejadian itu.

Rasa sakit dan adegan kejadian itu akhir ini sering terngiang di pikiran nya sehingga mempengaruhi kesehatan dan mentalnya. Tapi Ia akan menerima apapun yang akan terjadi kedepannya dan apapun rintangan nya.

Pagi ini humaira merasa sangat lesu. Kepalanya terasa sangat berat dan pusing, dan akhir- akhir ini ia sering merasa mual, hingga tidak nafsu makan, dan Sudah beberapa kali ini ia bulak- balik dari kelas ke wc hanya untuk muntah.

Humaira mengeluarkan alat tulisnya saat guru mulai memulai pembelajaran, sebisa mungkin ia fokus dengan pelajaran yang ada di depan nya Namun tidak bisa.

"Hoekk, Hoekk. " humaira terus merasa mual Ia sudah tak tahan lagi, sehingga mengeluarkan isi dari perutnya Cadar dan bajunya pun basah, karena terkena muntahannya.

Membuat semua orang yang berada di sana mengalihkan pandangan nya pada humaira, Termasuk guru yang sedang mengajar. Mereka menatap khawatir dirinya.

"Ra lo gak papa?" tanya aulia dengan cemas pada sahabat nya ini. Humaira hanya mengangguk ia tak bisa lagi mengeluarkan kata - kata karena akan membuat muntah kembali.

Humaira menghela nafas panjang, sambil menutup mulut dengan tangannya. "Kayaknya aku cuman masuk angin." ucapnya, tak ingin membuat sahabatnya ini khawatir.

Aulia hanya mengangguk dan tersenyum, lalu ia memberikan sebotol air pada humaira, untuk di minum olehnya.

"Humaira kamu baik-baik saja?" ucap guru yang sedang mengajar itu, ia merasa khawatir pada salah satu muridnya ini dari tadi ia perhatikan terus mual-mual tak jelas.

"Iya bu, Saya cuman masuk angin" ucap humaira, dan semoga saja dirinya memang benar masuk angin, bukan..

Guru pun mengangguk dan melanjutkan pelajaran nya, yang sempat tertunda, dan humaira masih memaksakan diri untuk mengikuti pelajaran tersebut.

"" 🌹""

Humaira kembali memuntahkan isi perutnya itu, ia merasa sudah sangat lemas dan lemah sekali. Semua makanan yang di makan oleh dirinya selalu saja keluar kembali.

Humaira menutup air wastafel tersebut, dan mengeluarkan sesuatu dari kantong rok nya sebelum itu ia sudah memastikan hanya ada dirinya di wc itu.

Sebuah tespack yang di belinya saat hendak pergi kesekolah, Karena dirinya sudah sangat penasaran dengan hasilnya sebenernya dia ini masuk angin atau..

Lalu humaira memakainya, dan menunggu hasilnya dengan sangat gugup.

Humaira menatap benda berupa testpack yang berada di tangan nya itu, Matanya membulat seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat, Ia menggelengkan kepalanya tak percaya.

Air matanya mengalir begitu deras menimpa pipinya Ia menatap pantulan dirinya di cermin, dan memukul dadanya.

Jantungnya berdegup begitu kencang, Dadanya bergemuruh, bibirnya tak bisa lagi mengeluarkan kata- kata Ia jatuh terduduk di lantai.

Dua garis merah? Hamil? Ya allah. Isakan tangis terdengar dari kamar mandi itu begitu Sangat memilukan dan menyayat hati, Humaira mendonggak kan kepalanya Tidak! Ini bohong!

Humaira tidak mengharapkan kehadiran anak ini! Ia memukul dengan kuat perutnya dengan jijik Seolah-olah akan membuat bayi di dalam kandungan nya mati.

Humaira tak sudi! Satu- satunya cara yang harus ia lakukan adalah, menggugurkan bayi dalam kandungan nya ini tanpa di ketahuilah siapa pun.

Sedetik kemudian humaira menepis fikiran buruknya itu, ia tidak ingin menjadi seorang pembunuh bagaimana dirinya tega membunuh darah dagingnya?

Bukan kah menggugurkan kandungan sama dengan membunuh, lalu Bagaimana apa yang harus ia lakukan sekarang?

Apa humaira harus meminta pertanggung jawaban laki-laki brengsek itu! Atau membunuh bayi tak berdosa tersebut?

"Hikss.. Hikss.. Umma, humaira gak mau anak ini!" Isak nya dengan rasa sakit yang sulit diartikan.

"" 🌹""

Humaira berjalan melewati koridor, beberapa pasang mata menatap lekat ke arahnya, bisik- bisik terdengar oleh humaira, Namun ia tak menghiraukan nya karena tujuan nya datang kesini bukan untung meladeni manusia seperti mereka.

Humaira memasuki kelas 12 IPA Seketika ruangan yang tadinya ricuh dan bising menjadi sunyi saat dirinya masuk, dengan hati yang bergetar Humaira mendatangi mahen yang sedang berada di kelasnya itu.

Ia meminta mahen untuk datang ke halaman belakang sekolah karena ada suatu hal yang ingin di bicarakan tentang kehamilannya, dan pertanggung jawaban si brengsek ini.

"Asslamualaikum maaaf kak mengganggu waktunya, Tapi ada hal yang humaira ingin bicarakan dengan kakak di belakang taman sekolah wassalammualaikum." ucap nya, ia pamit karena tidak ingin berlama-lama di sana.

Humaira merutuki sikap nya barusan Tapi ia mau bagaimana lagi Mahen harus tau yang sebenarnya, dan bertanggung jawab atas bayi ini.

Teman-teman mahen manatap, tak suka humaira, Seorang perempuan alim berusaha mendekati mahen.
Ck! Seribu kali tawaran pun sepertinya mahen tak akan mau dengan perempuan ini karena bukan tipenya.

Kelihatannya mungkin alim dan sok suci tapi tidak tahu dengan sikap aslinya kan?

Tipe perempuan mahen adalah sexy, cantik sedikit tomboy dan anak motor juga sangat berbeda jika dengan humaira.

Mereka berfikir humaira menyukai mahen Makanya ia datang kesini untuk sekedar caper terhadap mahen.

"Dia ngomong apaan hen? Dia suka sama lo ya? Jangan mau hen mungkin dia udah jebol duluan." ucap Nanda tertawa dengan yang lainnya.

"Perempuan itu bukan tipe mahen mana mungkin paketu suka. " ucap Gilang dengan nada mengejek, tanpa memperdulikan hal tersebut mahen langsung pergi dari sana.

"" 🌹""

"Lo mau ngomong apa? " tanya mahen to the point dengan  menatap ke arah humaira dengan wajah datarnya itu, sungguh mengganggu.

Humaira nampak gemetaran Ia pun menarik nafas lalu menghembuskan nya kembali. Jantungnya berpacu dengan cepat Ia menggigit ujung jarinya untuk menenangkan keadaannya.

"A-ku hamil kak." ucap nya seraya dengan isakan kecil Mahen nampak terkejut, sedetik kemudian ia menetralkan kembali ekpresinya.

"Terus?" ucapnya santai tak ada beban, humaira hanya menangis sesegukan ingin sekali humaira menampol mulut mahen dan memaki serta menyiksa nya detik ini juga.

Wajahnya yang menunduk kini mendongak menatap mahen dengan sedih laki-laki itu! Dasar bajingan, kenapa ia terlihat biasa saja apa jangan-jangan dia sering melakukan zina tersebut?

"Gugurkan." ucap mahen dengan tegas.

"Astagfirullah kak Itu dosa sama aja dengan membunuh." ucap humaira, walaupun bayi ini hasil kesalahan tapi humaira menyayangi nya.

"Gue gak peduli, kehadirannya itu aib lo mau putus sekolah karena bayi itu? " bentaknya dengan marah.

"Tapi gak gini juga, aku gak mau jadi pembunuh seharusnya kamu bertanggung jawab kak! dasar Pengecut! Brengsek! Banjingan!" maki humaira dengan marah.

"Terus mau lo apa?! Ngelahirin bayi tersebut? Gue gak sudi nerima bayi itu!" tegasnya.

"Kalau gitu, biarin aku ngurus bayi ini sendirian! Dan memenjarakan kamu karena telah menodai aku!" bentak humaira, bergegas pergi dari sana.

"Lo terlalu banyak bicara! Ikut gue!" ucap mahen, menarik tangan humaira menuju parkiran motor dan membawanya pergi ntah kemana.




Jangan lupa paket lengkapnya, Vote, komen sharenya, di tunggu notif dari kalian!

VOTE
👇

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang