Bab 53

4.2K 124 10
                                    


Happy reading!!


Humaira dan mahen pun turun dari motornya itu, seperti biasa mereka berangkat berdua dan hari ini mereka berangkat lebih awal karena humaira piket kantor dan kelas.

"Ayok sayang, bisa gak buka helmnya?" ucap mahen, lalu membantu humaira membuka helmnya tersebut, membuat pipi humaira memerah akibat salting, karena banyak orang yang memandang mereka.

Setelah selesai melepas helmnya, lalu mahen dan humaira bergandengan tangan menuju kelas mereka.

Tiba-tiba, humaira terhenti karena mendengar suara isakan dari seorang perempuan yang terlihat sedang di marahi oleh rehan? Lalu mahen dan humaira pun menghampiri mereka.

"Kak, ada apa kok kamu marahin dia?" ucap humaira, melihat perempuan itu yang menunduk sembari menangis, ia pun mengelus punggung perempuan itu.

"Ehh anu_" ucap rehan gelagapan, seperti menyembunyikan sesuatu, dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Perempuan itu pun menoleh ke arah humaira, humaira terkejut melihat perempuan itu yang tak lain adalah Aulia sahabatnya sendiri, walaupun Aulia tidak menganggap nya sahabat lagi, tapi humaira masih menganggap nya sahabat.

"Aulia?! Astagfirullah kamu kenapa?" ucap humaira, mencoba menyentuh pipi Aulia namun Aulia menepis nya dengan kasar.

"Lo masih nanya? Ini semua karena lo humaira! Coba aja lo gak datang ke kehidupan gue, mungkin gue gak akan hidup menderita kek gini!" teriak Aulia lantang, membuat semua orang yang berlalu lalang menatap ke arah mereka.

"Maksud kamu apa?" ucap humaira, masih berusaha menahan air matanya yang hendak turun.

"Gara-gara lo humaira, rehan benci gue dan dia gak mau sama gue. Padahal gue lebih baik dari lo!" ucap nya penuh dengan amarah yang menggebu, berusaha memukul humaira tapi humaira dilindungi mahen.

"Cukup Aulia Maharani! Jangan bikin gue malu!" teriak rehan, menarik tangan Aulia namun di hempas olehnya.

"Aulia, maafin aku, aku gak tau. " ucap nya dengan sedikit terisak.

"Bacot lo anjing!!" maki Aulia.

"Aul awas!" ucap humaira.

Rehan yang geram pun, langsung melayangkan tamparan pada Aulia namun di tahan oleh humaira dan mengenai dirinya, sampai ia terjatuh di aspal dan pingsan.

"Humaira!" teriak mahen, berusaha menyadarkan istrinya dengan menepuk pelan pipi humaira.

"Anjing lo setan! Gue gak akan biarin lo hidup tenang kalo sesuatu terjadi sama humaira!" ucap mahen pada rehan dengan sangat marah, lalu memayang humaira ke UKS di ikuti Aulia.

Sedang kan rehan ia pergi ntah kemana, menghilang dari tempat itu.

Setelah sampai di UKS, humaira pun di periksa oleh dokter Anisa, sementara Aulia hanya bisa menangis melihat humaira yang terkapar lemah di UKS.

"Ini kibat ke egoisan lo! Kalo humaira luka parah, gue jamin lo gak akan liat matahari lagi besok!" ancam mahen, membuat Aulia ketakutan.

Setelah di ijinkan masuk, mahen pun langsung pergi menemui humaira di ruang UKS bersama Aulia, walaupun humaira belum terbangun.

"Gimana kondisi dia dok?" ucap mahen.

"Dia baik, kok tenang aja" ucap dokter Anisa dengan ramah.

"Hmm syukur, gue titip humaira sebentar awas aja kalo lo gak becus jaga dia!" ucap mahen pada Aulia.

Aulia pun duduk di samping humaira. Dan memegang tangan humaira. "Ra, maafin gue karena gue lo jadi gini hikss.. Hikss.. Cepat bangun!" ucap Aulia.

"Eughh.." lenguh humaira dengan memegangi kepala nya.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang