Bab 43

4.3K 125 3
                                    


Tandai typo!!


Pengen di hargai tapi gak
ngehargai balik, lo waras bro?

Mahen Aditama Wijaya

.

.


Kini geng tiger sedang mengadakan rapat untuk membahas tentang kematian devan, tiga tahun yang lalu. Dia ketua geng tiger sesungguhnya.

Terlihat Semua anggota geng tiger hadir di sana, ruangan yang identik dengan warna hitam dan biru, serta lambang tiger di sana. Dengan kamera CCTV yang terpasang di beberapa sudut ruangan itu.

Akhirnya orang yang mereka tunggu datang juga, seketika mereka menunduk hormat ketika mahen dan para anggota inti lainnya sedang berjalan ke arah ruangan itu.

Mahen, Gilang, bima, raka dan Nanda pun duduk di kursi yang disediakan khusus untuk mereka.

"Selamat malam semuanya, maaf mengganggu waktu kalian" ucap mahen.

Sementara semua anggota geng tiger hanya mengangguk mengerti.

"Gue mau kalian keluarin bukti- bukti jika anggota geng Atlas yang membunuh bang devan! " ucapnya tegas.

"Sudah jelas di kamera CCTV tiga tahun yang lalu, ada empat orang yang berada di markas tiger waktu itu. Dan itu adalah gue, bang devan, kanya dan seorang cewek!" ucap mahen tegas, dengan sorot mata yang penuh amarah.

"Cewek itu adalah orang yang membunuh devan! Kalian tau dia siapa? " ucap Nanda.

"Mungkin dia ratu Atlas! Atau wakil atlas? Coba karena kalo dia cuma anggota biasa kek nya gak mungkin." ucap kenzi, salah satu anggota dari geng tiger.

"Lo yakin? " tanya mahen memastikan.

"Gue yakin bos, cuma gue gak tau namanya siapa, kalo di lihat-lihat kayaknya mereka punya hubungan! Lo tau kan dulu Atlas dan tiger bestai" lanjut kenzi, membuat semua orang tercengang dengan jawaban darinya.

"Hen lo yakin gak lihat wajah tu cewek? " ucap raka.

"Engga! Dia pake masker gue gak tahu wajahnya, cuma dia pake jaket dan ada nama inisialnya adalah H" ucap mahen, mencoba untuk mengingat- ngingat kembali kejadian tiga tahun silam itu.
yang diangguki semuanya.

"Baiklah rapat kita tutup sampai sini, makasih udah berpartisipasi. " ucap mahen.

                                     💐

Humaira tersenyum senang, akhirnya setelah sekian lama dirinya tidak di perbolehkan keluar rumah. Ia diijinkan juga walaupun harus di kawal oleh beberapa anggota Atlas.

Sebenarnya dirinya risih, namun ya bagaimana lagi, ini juga untuk keselamatan dirinya serta bayi yang ada di dalam kandungnya.

"Bang basonya satu! " ucap humaira dengan semangat, lalu duduk di salah satu kursi untuk pelanggan.

"Ehh iya neng!" ucap si abang baso, ia kagum dengan humaira bisa- bisanya seorang gadis bercadar, di kerumuni banyak laki-laki.

"Woii kalian duduk ngapa? Liat noh banyak orang yang ngantri. " ucap humaira pada anggota  geng motor Atlas yang menjaganya.

"I-ya Queen" ucap mereka patuh, lalu bergabung duduk di dekat humaira dengan memesan baso juga.

"Ehh juki, sini lo! Beliin gue bubur sama es teh, tapi jangan pake teh! " ucap humaira.

"Hah es teh gak pake teh? Emang ada Queen? " ucap nya, dengan menggaruk tengkuk kepala nya yang tak gatal.

"Meneketehe kok nanya gue? Cepetan! Beliin! Atau gue patahin kaki lo!" titah humaira, yang diangguki oleh pemuda itu.

Tanpa di sengaja penglihatan humaira menangkap seseorang yang sangat ia kenali, sosok yang selalu bersamanya sedang berboncengan dengan seorang perempuan.

Tunggu bukanlah itu mahen Suaminya? Apa salah orang, tapi itu benar mahen! Suaminya!.

"Itu kak mahen, kenapa sama perempuan lain? "ucapnya pada dirinya sendiri.

Brakk!

Humaira menggebrak meja tersebut, hingga menimbulkan bunyi kemudian ia beranjak dari duduknya, mengambil kunci motor salah satu dari anggota Atlas.

"Eh Queen! Kok di ambil lo mau kemana?" ucap zay, salah satu anggota Atlas.

Bukannya menjawab, humaira malas melirik zay sinis. Ia pun menyalakan motor tersebut, dan memacunya di atas kecepatan rata-rata.

"Neng mau kemana? Ini basonya! " teriak si penjual baso, saat humaira pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Anjing cok! Tu cewek nekat banget! Kalo  husein tahu mati gue! " ucap zay, menyusul humaira dengan menggunakan motor juki.

"Gimana udah semua? " ucap mahen dengan lembut kepada kanya, saat mereka baru saja keluar dari supermarket.

"Udah kok, Ayok pulang van Kania pasti nunggu kita." ucapnya, kemudian menaiki motor dengan mahen lalu pergi dari tempat tersebut.

'Jadi selama ini kak mahen selingkuh? Nyebelin kita liat mereka mau kemana!' Batin humaira, dengan perasaan marah lalu memacu motornya, mengikuti mahen dari belakang.


                                        💐


Humaira menghentikan motornya, saat ia melihat mahen masuk kedalam salah satu mansion, ia tak bisa melihat nya dengan jelas karena dia berada jauh dari tempat itu.

Mengapa? Siapa perempuan yang
bersama mahen itu! Apakah benar selingkuhan mahen seperti yang
dirinya duga.

"Apa yang harus aku harapkan dari pernikahan ini? Dia menikah dengan ku karena rasa tanggung jawab nya right?" ucap nya, dengan memandang ke arah bangunan tersebut dengan tatapan sendu.

"Ehh Queen! Maen ngilang aja, tau gak kita cemas lo tiba-tiba pergi" omel zay, saat tiba di depan humaira, sedangkan humaira hanya mengabaikan dirinya. Lalu pergi meninggalkan tempat itu, rasanya dirinya sudah muak.

"Astaga! Ya Allah nasib dah" ucap zay pasrah dengan nasib nya itu.






Gimana seru? Apa kurang panjang!
Vote, komen, and share!
Maaf karena ada problem
Jadi judulnya di ganti! 🙃🌼🥺

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang