Bab 12

8.4K 248 0
                                    

"kαmυ boleh bodoh tentαng mαtemαtikα, kamυ boleh bodoh tentαng ips. Tαpi kamυ nggα boleh bodoh tentαng αgαmαmυ"

➥ ustαdz syαfriq rizα bαsαmαlαh🌷



Setelah mengobati rehan humaira dan aulia pun kembali ke ke kelas, mereka duduk di kursi mereka masing-masing sesuai dengan meja mereka yang tempati.
Humaira menatap aneh sahabat ini, yaitu aulia dari tadi ia senyum- senyum sendiri, sambil menangkup wajah cantiknya menggunakan tangan nya.

Apakah sahabatnya ini sudah mulai gila? Tapi karena apa, setahu nya aulia sedang baik-baik saja apa jangan-jangan aulia ini kesurupan jin korin? Astagfirullah ini tak bisa di biarkan ia harus meruqiyah Aulia.

"Wahai jin yang berada dalam tubuh aulia, Atas seijin allah saya mengusir mu. " ucap humaira sambil menaruh tangannya di jidat sahabatnya itu, Membuat ulia berdecak kesal di pikir dia kesurupan apa?

"Apa sih gue gak kesurupan, ngadi-ngadi loh." ucapnya menyingkirkan tangan humaira dari jidatnya takut bakteri kulitnya bisa-bisa beruntusan gak tau kan tangan humaira bersih atau kotor, apalagi ia memakai stocking.

"Terus kenapa?" tanya humaira dengan kepo.

"Kak rehan. " ucap aulia kemudian ia tersenyum senyum sendiri lagi, membuat humaira kebingungan apa yang harus ia lakukan, apa yang dilakukan rehan kepada sahabatnya ini.

"Kak rehan? Dia apain kamu! Bilang sama aku." ucap humaira Bukan nya menjawab aulia malah menjadi-jadi, ia memukul meja sehingga menimbulkan suara yang sangat bising.

"Dia mencuri hatiku, jadikan nya jedag- jedug sehingga membuat ku jatuh cinta anjayy." jawab sambil menyanyi dengan suaranya yang mirip sekali suara kucing kejepit dengan buku yang ia jadikan mic.

"Ck! Aku kira kenapa, kamu suka dia ya?" ucap humaira Aulia pun memukul manja humaira membuat nya tertawa karena kelucuan aulia saat salting.

"Ya menurut lo? Ehh gue cocok kan sama dia? Gue kan cantik." ucap Aulia, namun malah dapat geplakan dari humaira sehingga sang empu meringis kesakitan.

"Ya si paling cantik, sekolah dulu yang bener lama-lama ku jual kau!" ucap humaira.

Tring..

Bel masuk pun berbunyi kemudian guru datang untuk memulai pelajaran
kedua Membuat humaira dan aulia menghentikan aktivitas nya mereka pun mengerucutkan bibir mereka masing -masing karena kesal.


💋




Setelah menghabiskan waktunya di sekolah Akhirnya bel pulang berbunyi Humaira melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah terlihat dari kejauhan mahen yang sedang menunggu dirinya di motor, Mungkin sudah dari tadi karena humaira piket kelas jadi ia pulang sekolah sedikit telat.

"Dah aulia, Aku duluan." ucap humaira sambil melambaikan tangannya ke arah Aulia lalu pergi berlalu meninggalkan aulia yang sedang menunggu taksi pesanan nya datang.

"Dadah rara sayang Hati-hati." ucapnya. Tepat setelah itu, akhirnya taksi yang akan ia tumpangi sampai juga dan langsung saja Aulia masuk kedalam taksi tersebut.

Humaira sedikit berlari kecil untuk mempercepat langkahnya menuju mahen. Ia tampak marah terlihat dari tatapan nya yang sinis pada humaira.

"Lama banget dehSetaun gue nungguin lo, kalo gini terus gue tinggalin lo!" ucap mahen Humaira hanya menundukkan pandangan nya, lalu berusaha naik ke motor itu.

"Maaf." cicit humaira, yang tak di gubris sama sekali oleh mahen.

Setelah humaira naik ke motor itu mahen pun melajukan motornya dengan sedikit ngebut. Mau tak mau humaira harus mengeratkan pegangan nya takut ia jatuh dari motor tersebut.

"Duh, Kenapa humaira tiba-tiba kepikiran umma ya? Semoga umma baik- baik saja." gumamnya. Jujur saja ntah kenapa sudah seharian ini ia memikirkan umma apa yang terjadi dengan umma sebenarnya ia menjadi khawatir. Apa mungkin karena ia sudah lama tak bertemu umma?

Berlarut dalam lamunan nya, humaira tak menyadari bahwa dirinya sudah sampai di rumahnya. Lebih tepatnya rumah orang tua mahen. Ia pun turun dari motor tersebut dengan perasaan yang susah untuk di jelaskan.

Mahen menatap istrinya itu, tumben tuh dia gak bawel biasanya humaira akan berceloteh sendiri walau tak di respon.

Humaira pun langsung masuk kedalam kamarnya dengan mahen, dan mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa lengket dari tubuhnya. Sementara mahen laki-laki itu kini berada di dapur, lebih tepatnya sedang memasak karena dirinya lapar.

Setelah beberapa menit melakukan ritual mandi, humaira pun segera memakai bajunya kembali dan membaringkan tubuhnya di kasur king size nya itu memejamkan matanya mencoba untuk tidur.

Kemudian mahen datang menghampiri nya dengan senampan makanan serta susu ibu hamil.

"Woii bangun lo, nih makan." ucap nya.

"Apa sih kak, simpan aja nanti humaira makan kalo udah laper." ucap humaira, dengan menutupi dirinya dengan selimut lalu membelakangi mahen.

"Buruan nih makan kasian ochi, Lo juga pasti laper kan." ucap nya.

"Gak kak, Humaira gak laper." ucapnya menutup dirinya dengan selimut, lalu tidur membelakangi mahen.

"Anjirr!! buruan makan, kenapa sih lo selalu bikin gue emosi, gue cuma suruh lo makan!" bentak mahen yang sudah tersulut esmosi.

Tak lama setelah itu, terdengar isakan dari balik selimut yang di pakai oleh humaira. Mahen menghela nafas nya, Ia terlalu keterlaluan kepada humaira seharusnya ia tak membentak nya seperti itu.

"Maaf Lo jangan nangis." ucap mahen seraya mengguncang tubuh humaira. Tanpa aba- aba langsung saja humaira memeluk mahen.

"Suuttt jangan nangis kenapa hmm  Maaf." ucap mahen sambil mengelus surai panjang humaira. Dengan posisi humaira yang memeluk dirinya.

"UmmaHikss Humaira keinget umma." ucapnya.

"Udah ya jangan nangis Mending lo makan Lo pasti lapar dan emang lo gak Kasian gitu ma ochi?" ucapnya lembut, Humaira pun mengangguk. kemudian ia memakan makanan yang di bawa mahen untuk nya.



"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang