Bab 48

3.9K 124 12
                                    

Oe gak plagiat ye! Jadi lu orang gak usah
copy cerita oe!!


Kini matahari telah di gantikan oleh bulan, dan yang tadinya langit cerah dan terang kini berganti gelap dan banyak bintang yang berjelap-kelip di langit. Dan kini humaira dan mahen sedang berada di kamar mereka, menonton drakor dengan mengemil.

"Emm kak, humaira bosen kita keluar yuk jalan-jalan." ucap humaira, dengan memasukkan satu persatu cemilan kedalam mulutnya.

"Boleh cantik, kamu mau kemana?" ucap mahen, sehingga humaira tersenyum manis dan nampak berfikir sejenak.

"Humaira pengen ke pasar malam." ucap humaira dengan antusias, mahen pun mengecup dahi humaira lalu tersenyum lembut ke arahnya.

"Oke, ayuk pergi! Kamu siap-siap dulu gih!" ucap mahen dengan merenggangkan pelukan nya, lalu humaira pun pergi untuk bersiap.

Setelah menunggu satu menit, humaira pun terlihat sudah siap, lalu mereka pun pergi meninggalkan rumah itu menuju pasar malam yang berada sedikit jauh dari rumah mereka, sekitar tiga puluh menitan mereka menaiki motor.

Akhirnya mereka pun sampai di pasar malam, humaira begitu antusias ia pergi kesana-kesini mencari makanan atau mainan yang dirinya inginkan, membuat mahen sedikit kewalahan menjaga istrinya tersebut.

Maklumlah, humaira baru pertama kali ke pasar malam, sebenarnya dia pernah pergi ke pasar malam tapi, waktu dirinya masih kecil.

Tiba-tiba langkah humaira terhenti di hadapan pedagang cilor, lalu memesannya.

"Mas, mas, ini apa? Kok di gulung?" ucap humaira pada pedagang itu.

"Ini cilor neng, mau?" ucap pedagang itu, dengan cepat humaira mengangguk lalu pedagang itu pun mulai memasak pesanan humaira.

"Saya pesen sepuluh deh, berapa harganya?" ucap humaira.

"Gratis"

"Beneran?"

"Ya, kalo di liat doang mah"ucap pedagang itu dengan terkekeh, sementara humaira berdecak kesal.

"Sayang, kamu beli ini?" ucap mahen, humaira mengangguk.

"Iya, kayaknya enak bentuknya lucu." ucap humaira.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan humaira jadi. Dan humaira pun pergi begitu saja, saat dirinya tak sengaja melihat sebuah permainan.

Mahen menghela nafasnya, lalu mengambil lima uang lembaran berwarna merah, dan memberikannya pada si pedagang.

"Ini uangnya pak, saya gak tau harganya, kembaliannya ambil aja ." ucap mahen, lalu pergi berlalu meninggalkan pedagang itu yang menatap nya tak percaya.

"Wah makasih mas, Kalo setiap pembeli gini, bisa kebeli pajero euyy!" girang pedagang itu.

Humaira berhenti di salah satu permainan lempar bola, ia pun membeli beberapa bola dan mulai memainkan permainan itu.

Dengan sangat lincah humaira mulai melempar satu persatu bola tersebut, namun tak ada satu pun bolanya yang masuk. Padahal humaira ingin sekali menang, karena boneka beruang hadiahnya.

"Sayang, main ini? ." panggil mahen lembut, pada istrinya itu, saat dirinya melihat mata humaira yang mulai berkaca-kaca.

"Hei, kenapa hmm?" ucap mahen dengan menangkup wajah istrinya dengan tangannya.

"Aku main ini, ta-pi kalah hikss.. Hikss.. Aku mau boneka beruang!" rengek humaira pada suaminya itu, mahen pun mengangguk.

Lalu ia membeli beberapa bola, dan mulai berusaha memasukkan nya. Satu persatu bola yang di lempar mahen mulai masuk, humaira pun bersorak kegirangan dan mahen pun memenangkan boneka beruang tersebut.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang