Bab 45

4.6K 128 5
                                    

Happy Reading 📖🌷..


Humaira melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya dengan mahen, setelah beberapa minggu tinggal di rumah umma dan abinya. Akhirnya ia kembali tinggal di rumah suaminya itu.

Ia merasa tidak enak jika harus berada di rumah abi dan umma, jadi dirinya memilih pergi dari rumah itu.

Humaira pun merebahkan tubuhnya di kasur untuk menghilangkan penat, sudah beberapa kali dirinya menelpon mahen namun sama sekali tidak di Jawab oleh suaminya.

"Kak mahen kemana sih? Dari kemarin gak pulang apa dia masih dengan perempuan itu?" ucap humaira, menatap layar wallpaper hpnya yaitu foto mahen.

"Ahh cape deh ya allah, humaira mau mandi dulu deh iya kan sayang?" ucap humaira, dengan mengelus perut buncit nya, seolah mengiyakan bayi yang ada di dalam perut humaira menendangnya.

Humaira terkekeh sendiri, lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.

"Assalamu'alaikum umma."ucap mahen saat masuk kedalam rumah umma dan abi itu.

"waalaikumsalam. Mahen? Kamu ada di sini?" ucap umma terkejut, saat melihat mahen kembali ke rumah ini. Tadi humaira bilang jika mahen sudah berada di rumahnya, namun mengapa mahen ada di sini.

"Iya umma, mahen mau jemput humaira." ucap nya.

"Humaira kan udah pulang ke rumah kamu, nak." ucap umma, membuat mahen sedikit terkejut.

"Hah, humaira udah pulang umma? Astagfirullah." ucap mahen.

"Iya nak emang humaira gak kasih tau kamu ya?" ucap umma merasa khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu dengan putrinya itu.

"Yaudah umma mahen pergi dulu, wasalamu'alaikum" ucap mahen, lalu pergi dari rumah itu. Dengan mengendarai motor kesayangannya.

     **🌷**

Setelah menyelesaikan ritual mandinya itu, humaira pun pergi kedapur berniat untuk memasak makanan terlebih dahulu karena dirinya merasa lapar. Kebetulan pembantu di rumahnya itu sedang pulang kampung, jadi dirinya lah yang harus masak.

Jari lentik humaira mulai memegang alat masak, dan mengiris beberapa bahan masakan yang dirinya butuhkan.

Happ..

Happ..

Seseorang memeluk tubuh humaira dari belakang, humaira pun refleks menghentikan aktivitasnya, lalu melepaskan pelukan itu dan membalikkan tubuhnya.

"Sayang kenapa? Kamu gak kangen sama aku gitu?" ucap mahen, namun humaira tak bergeming ia hanya berdiri diam lalu melanjutkan aktivitas nya kembali.

"Sayang mau aku bantuin?" ucap mahen, namun humaira hanya menggeleng.

"Kamu kenapa sayang? Kamu sakit?" ucap mahen dengan menyentuh dahi humaira, yang tidak terhalang cadar.

Namun humaira menepis nya dengan kasar, membuat mahen kebingungan.

"Jangan sentuh aku!" ucap humaira dengan dingin, menatap tajam ke arah  suaminya. Tanpa pikir panjang mahen pun langsung memeluk humaira, walaupun humaira berusaha memberontak.

"Sayang, kamu kenapa hmm? Aku salah ya, maafin tapi, Aku gak tau letak kesalahan aku dimana." ucap mahen.

"Kamu masih nanya letak kesalahan kamu? Perempuan itu siapa? Kamu selingkuh!" bentak humaira, seketika mahen pun melepaskan pelukan nya itu.

"Perempuan yang mana?" tanya mahen, tak mengerti dengan apa yang humaira katakan itu.

"Jangan alesan kamu!! Aku tau kita nikah karena kesalahan tapi, kamu juga harus hargain aku hikss.. Hiks.. " ucap humaira, lalu duduk di kursi dengan air mata yang mengalir, dirinya sudah tak tahan lagi.

"Kanya?" gumam mahen, tapi bagaimana humaira mengetahui kanya. Mahen tidak pernah sama sekali memberi tahu humaira tentang kanya.

"Kamu jahat hiks.. Hikss.. Lebih baik kita CER—" ucapan humaira terpotong.

"HUMAIRA!" bentar mahen, membuat humaira terdiam dan menangis sejadi- jadinya. Hatinya sakit, baru pertama kali ada seseorang yang berani membentak nya.

"Apa?! Benarkan itu selingkuhan kamu!!" teriak humaira.

Mahen hanya terdiam ia tak ada niatan untuk menjawab ucapan humaira, namun ke terdiam nya di salah artikan oleh humaira.

"Ck. ternyata benar!! Aku gak nyangka!!" ucap humaira, berjalan ke arah kamar dan menutup pintunya dengan kencang sehingga menimbulkan bunyi yang nyaring.

"Maaf humaira, belum waktunya kamu tahu." ucap mahen, pergi dari rumah itu kini ia harus memberi waktu untuk humaira sendirian.


**🌷**

"Kenapa boss muka mesem bener kek asem, datang-datang bukan nya ucap salam." ucap Bima saat melihat ketuanya itu datang dengan raut wajah yang seperti banyak pikiran dan bajunya yang Acak-acakan.

Namun mahen tak mengubris ucapan Bima, ia pun duduk di dekat Gilang dan menyandarkan dirinya di sofa, sambil memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.

"Boss ngopi ngapa! Diem diem mulu gue traktir deh. Gue tau lo lagi gak ada duit kan." ucap raka,degan cengiran khasnya, namun Malah mendapatkan tatapan sinis dari ketuanya itu. Ia pun hanya bisa cengengesan tak jelas.

"Gue tau bos lo pasti gak dapet jatah kan Semalem?" ucap Nanda diiringi tawa, namun hal itu membuat mahen semakin mumet dan kesal.

"Bisa diem gak lo semua! Atau gue jamin besok lo gak bisa bicara lagi!" ucap mahen tegas dan dingin, membuat semua orang yang berada di sana terdiam. Menatap takut ke arah nya.

Mahen menghela nafasnya, lalu memijit kepala nya yang berdenyut, dan berisi tentang kejadiannya dengan humaira.

"Lo bisa cerita kok, hen gue siap dengerin." ucap Gilang, dengan menepuk pelan bahu mahen.


"Humaira marah sama gue." ucap mahen terlihat sedih.

"Lah pantesan aja lo badmood." ucap raka, yang di angguki mahen.

"Sebenarnya gue malu bilang ini, tapi. kalian bisa bantuin gue gak? Tolong bantuin gue buat bujuk humaira buat gak marah lagi." ucap mahen, semuanya orang nampak tediam sibuk memikirkan cara membujuk cewek ngambek.

"Bisa sih. Tapi harus ada imbalannya!" ucap Nanda, yang di angguki semuanya.

"Iya gue kasih imbalan." ucap mahen.

"Yaudah sini merapat gue tau caranya." ucap Nanda, kemudian mereka semua semua merapat dan mendengarkan apa yang di katakan oleh Nanda.

"Gokil boleh juga tuh!" ucap raka.

"Btw kenapa humaira marah sama lo?" ucap Gilang penasaran.

"Gak tau, dia bilang 'perempuan itu' cuma gue gak ngerti, apa mungkin dia?" ucap mahen.

"Apa jangan-jangan humaira tahu tentang___" ucap raka.

"Kanya?" ucap mereka serempak.

"Hm mungkin, gue juga mikir gitu. Cuman gue tepis, masa sih humaira tau tentang kanya." ucap mahen.






Udah dulu ya🌷🖤😄

Spam next yak!

Makasih😙🌷

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang