Bab 4

9.4K 235 3
                                    

Happy reading📖.

Di sebuah kamar hotel terlihat seorang laki-laki yang sedang tertidur sangat pulas, seperti sangat kelelahan dengan aktivitas nya tadi malam.

Pelan- pelan laki-laki itu membuka matanya saat sinar matari manusuk ke dalam indra penglihatan nya, lalu mengusap pelan matanya tersebut.

Laki-laki itu pun mengubah posisinya menjadi duduk. Ia terdiam saat mengingat kejadian tadi malam, lalu menghela nafasnya sambil mengacak rambutnya frustasi Astaga! Apa yang ia lakukan dengan perempuan bercadar itu? Dimana dirinya.

Bukan kah tadi malam ia. Ya ampun! Ia bersalah, ia tak sengaja menyentuh perempuan bercadar itu, mungkin karena semalam dirinya minum- minum dan party dengan para temannya, dan tanpa sadar memasuki kamar yang salah.

Seharusnya perempuan itu masih ada dan tidak jauh dari kamar ini, dengan secepat kilat laki-laki itu berdiri dan memakai kembali pakaian nya. Lalu ia pun bergegas pergi dari kamar tersebut untuk mencari perempuan itu.

Ia pun menemui seorang pelayan hotel tersebut dan menanyakan keberadaan perempuan bercadar itu, berharap pelayan itu melihat nya.

"Mbak maaf, mau nanya liat temen saya yang pake cadar gak?" ucapnya.

Pelayan itu nampak mengingat-ngingat, kemudian ia mengangguk saat telah mengingatnya.

"Iya mas. Mbaknya udah pergi dari tadi." ucap pelayan itu dengan sopan.

"Oh gitu, Makasih mbak Kalo gitu saya permisi dulu." ucap nya seraya meninggal pelayan itu, dengan perasaan yang sangat kalut antara takut dan khawatir .

Drrtt..

Drttt..

Ponsel pemuda itu berdering. Ia pun merogoh HP itu dari sakunya, lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo? "

"..."

"Iya gue pulang.. "

"..."

Kemudian laki- laki pergi meninggalkan hotel itu dengan tergesa, menaiki motor miliknya karena ada urusan yang lebih penting dari perempuan bercadar itu.

"" 🌹""

Humaira membawa langkah nya masuk kedalam rumahnya itu, ia mengetuk pintu dengan pelan Hati nya berdenyut sakit, mengingat kejadian semalam ia rasa badannya seakan remuk dan sakit.

Dengan senyum yang di paksakan, humaira memasuki rumah tersebut, seolah-olah tidak terjadi sesuatu dengan dirinya.

"Assalamu'alaikum." salam humaira. Saat memasuki rumah nya tersebut. Umma hafsoh hanya tersenyum lembut, menatap kepulangan dirinya. Dan membantu humaira membawakan koper dan barang- barang lainnya untuk di bawa kedalam.

"Wa'alaikumussalam Nak gimana liburan nya seru?" ucap umma hafsoh, tersenyum lembut ke arahnya, sambil memeluk putri kesayangannya itu.

Humaira mengangguk lesu dengan tersenyum. "Alhamdulillah seru umma." ucap humaira, tersenyum miris di balik cadar nya, untuk pertama kalinya humaira berbohong pada ummanya itu.

"Syukur lah umma ikut senang, Tapi kok udah pulang katanya dua hari toh?" ucap umma hafsoh.

Lalu humaira menceritakan semua kejadian yang terjadi, di mulai dari ayah aulia masuk rumah sakit dan aulia pulang terlebih dahulu meninggalkan dirinya. Jadi humaira pulang sendirian keesokan harinya. Namun humaira tidak menceritakan apa yang dirinya alami tadi malam.

"Iya umma Tadinya gitu, tapi Aulia pulang duluan karena ayahnya masuk Rumah Sakit." jelas humaira.

"Astagfirullah, yaudah kalo gitu ayo sarapan dulu Kamu pasti lapar." ucap umma dengan tersenyuman manis ke arah humaira.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang