Bab 49

3.7K 109 8
                                    

Happy reading


Humaira terbangun dari tidurnya, saat sinar matahari berhasil menusuk indra penglihatannya, ia pun merubah posisinya menjadi duduk ia pun beranjak menuju kamar mandi untuk mandi, dan mengambil wudhu.

"Ehh iya kak mahen kemana?" gumam humaira, melihat kesemua sudut tempat, namun tak terlihat keberadaan suaminya.

Ting.

HP humaira berbunyi, kemudian ia meraih benda pipih tersebut dan membuka room chat, dan melihat pesan yang di kirim oleh suaminya itu.

Bubub 🌹

Yang maaf  ya, gue pergi tanpa ijin
Ada urusan mendadak

Me
Iya gak papa sayang

Bubub🌹

Makasihh beb, gue udah masak
Nasgor jangan lupa dimakan
Ya cantik!

Me
Read/

Setelah membalas pesan itu, humaira pun meletakkan hp nya di meja, lalu memakai baju karena setelah ia berniat untuk pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan pokok.

"Kak mahen kebiasaan deh, nyimpen tasnya di mana aja!" ucap humaira dengan kesal, lalu meyimpan tas tersebut di tempat nya.

Bukk..

Sebuah buku jatuh dari tas tersebut, karena tas itu tidak tertutup dengan rapat. Humaira pun mengambil buku tersebut, dan karena penasaran ia pun membuka buku berwarna biru dan membacanya.

Mata humaira terbelalak saat membaca buku itu dan langsung menutup buku tersebut.

"Jadi kak mahen, dia adiknya.. Gak ini gak mungkin!" ucap humaira, sampai menjatuhkan buku tersebut, lalu ia mengambil buku itu kembali dan membacanya kembali.

Lalu ia mengambil tas mahen dan membuka nya, lalu mengambil sebuah kunci yang berada di sana.

Humaira pun berjalan menuju ruang belajar mahen yang berada di kamar, dan masuk kedalam walaupun mahen sangat  melarang dan tidak mengijinkan humaira masuk.

Humaira pun menemukan sebuah pintu berwarna coklat, lalu memasukkan kunci yang tadi seketika pintu itu pun terbuka, ia pun langsung masuk kedalam ruangan tersebut.

Tempat itu terlihat seperti kamar biasanya, di sana ada kasur, lampu, serta meja belajar. Dan di sana terlihat juga sebuah lukisan seseorang yang sangat humaira kenali terpanjang jelas di sana.

"Jadi, kak mahen adik kak devan? Kok aku baru tau dia gak pernah cerita sama aku dan ternyata hiks.. Hiks.. Kak devan, d-ia udah gak ada? Kak devan tega ninggalin ara hikss.. hikss.." ucap humaira, dengan air mata yang terus turun dengan memeluk salah satu foto devan yang berada di sana.

".. Dan perempuan itu! Mengapa dia masih bebas? Dia harus di beri hukuman yang setimpal! Kira-kira dia sekarang dimana?apakah dia masih hidup atau tinggal nama? " ucap humaira, lalu ia pun menyimpan kembali foto yang dirinya peluk, dan bergegas kembali.

'Kak devan yang tenang ya di sana! Ara akan balaskan rasa sakit yang kakak rasakan pada perempuan ular itu!' batin humaira.

""🌹""

Sementara di mansion kediaman kanya, terlihat di sana mahen yang sedang di peluk kanya dengan erat, sedangkan mahen ia hanya mengelus surai kanya dengan lembut.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang