Bab 47

4.8K 132 6
                                    


Happy Reading 📖🌹.





Di pagi yang cerah ini, nampak terlihat mahen dan humaira yang telah turun dari motornya itu. Semua pasang mata yang berada di parkiran itu melihat ke arah mereka berdua, dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tak sedikit dari mereka yang mengira bahwa humaira dan mahen menjalin hubungan, tapi banyak juga yang mengetahui jika mahen dan humaira itu adalah adik dan kakak sepupu. Jadi, mereka tak curiga jika humaira dan mahen sedekat itu.

Humaira dan mahen pun berjalan beriringan menuju kelas mereka masing-masing. Dengan sesekali mengobrol dan tertawa, membuat semua siswa siswi di sepanjang koridor menatap takjub mereka berdua, namun humaira dan mahen hanya mengabaikan nya saja.

"Yaudah deh kak, humaira masuk dulu paipai." ucap humaira melambaikan tangannya ke arah mahen, lalu masuk kedalam kelasnya.

Sementara mahen hanya tersenyum ke arahnya, dengan membalas lambian tangan humaira. Kemudian datanglah Gilang beserta yang lainnya.

"Widihh pagi-pagi udah ceria gitu boss, kesambet apa lo?" ucap Bima, dengan cengiran hasnya itu.

"Iya nih, biasanya juga muka lu mesem kek asem malahan lebih asem dari asem." lanjut raka, sedangkan mahen hanya melirik sinis ke arahnya.

"Biasalah tuh ada bininya, makanya mesem-mesem sendiri kek cogil, apalagi pas tadi malem emm, sok romantis lo jurig." ucap Nanda, dengan menyandarkan tubuhnya ke tembok, namun di hiraukan oleh mahen.

"Apa sih, sirik aja lo semua!" ucap mahen dengan dingin.

"Yaudah buruan kita pergi ke kelas, bentar lagi bel bunyi! Nanti kita di marahin si agus kalo telat!" ucap Gilang, kemudian mereka pun pergi ke kelas mereka.

"Ehh btw, agus siapa?" ucap Nanda.

"Wali kelas kita yang super duper nyebelin, dasar amnesia gitu aja lupa!" ucap raka dengan mengejek Nanda, setelah sampai di kelas kemudian mereka duduk di kursinya masing-masing.

"Oh iya gue inget! Bu agus lapar bu! Bu agus lapar!" ucap Nanda, kemudian ia tertawa terbahak di tempat duduknya.

"Bagus! Bagus! Kamu ngejek saya ya!" ucap pak agus dengan menjewer telinga Nanda, hingga dirinya meringis kesakitan.

"Aww pak! Aduh  pak sakit, aduh pak lepasin lagian cuma bercanda kok." ucap Nanda, namun pak agus tak menghiraukan nya. Ia semakin kuat menjewer telinga Nanda, hingga semua siswa dan siswi yang berada di kelas itu tertawa begitupun mahen.



""🌹""



Sementara di sebuah mansion, terlihat kanya dan kania yang sedang bermain di taman, dengan momy dina. Namun, kanya terlihat sedikit murung dan kurang sehat tapi, akhir-akhir ini penyakit kanya tidak kambuh dan sedikit membaik.

"Sayang? Kok ngelamun sih nak?" ucap dina pada putrinya itu, namun kanya hanya tersenyum manis dan menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok mom, kanya cuma kepikiran aja tentang pendidikan kanya." ucap kanya, dengan mengusap surai anaknya itu.

"Kalo gitu, kamu sekolah lagi aja sayang kamu kan baru menginjak 18 tahun sayang." ucap momy dina dengan lembut.

"Hmm, kanya gak yakin. Tapi, kanya juga kepikiran buat ke Amerika agar kanya cepat sembuh dan bisa menikah dengan devan. " ucap kanya.

"Momy setuju jika itu yang terbaik buat kamu sayang." ucap momy dina dengan tersenyum manis ke arah  putrinya itu.



  "" 🌹""


Setelah bel istirahat berbunyi, para siswa dan siswi pun berhamburan keluar kelas, ada yang ke kantin, perpustakaan dan lainnya.

Begitupun humaira, ia berniat untuk pergi ke kantin karena merasa lapar padahal saat di kelas dirinya asik ngemil. Tapi perutnya tidak kenyang, mungkin bawaan bayi.

"Assalamu'alaikum humaira." ucap rehan dengan tersenyum ke arah humaira, dan humaira hanya mengangguk dan bergegas untuk pergi.

"Wa'alaikumussalam. permisi kak humaira duluan!" ucap humaira, ingin pergi meninggalkan tempat itu. Namun rehan menahan  humaira, dengan merentangkan tangannya.

Sehingga humaira tak bisa lewat. "Apa sih kak! Awas!" ucap humaira dengan geram.

"Jangan marah dong, kita ke kantin bareng mau?" ucap rehan dengan tersenyum.

"Gak! Kita gak muhrim kakak pasti tau itu!" ucap humaira, dengan menepis tangan rehan yang menghalangi nya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Humaira! Tunggu!" ucap rehan menyusul humaira.

Tanpa sengaja humaira pun berpapasan dengan mahen yang sepertinya akan ke kantin juga, humaira pun menyapa suaminya tersebut, Beserta para sahabat nya.

"Kak mahen!" girang humaira, lalu langsung memeluk mahen dengan erat, membuat orang yang berada di koridor itu melihat ke arahnya.

"Aduh kalo mau bucin jangan di sini Deh!" ucap Bima malas dengan pasangan yang berada di depan nya ini.

"Iya sayang, kebetulan kita ketemu padahal aku mau jemput kamu. Ayo ikut aku, ada hadiah buat kamu." ucap mahen dengan menarik tangan humaira, pergi ke taman belakang sekolah di susul oleh Gilang dan yang lainnya.

"Gue gak salah denger? Mahen nyebut humaira sayang? Sebenernya mereka adik kakak atau bukan! Sial!"  ucap rehan, dengan mengepalkan tangannya dari kejauhan.



   ""🌹""

Kini humaira dan mahen sudah berada di taman belakang sekolah yang terlihat sepi itu, tak ada manusia di sana kecuali mereka berdua dan Gilang dan yang lainnya.

Humaira dan mahen pun duduk di kursi, dengan menyantap popcorn dan minuman cocacola yang di bawakan Bima untuk mereka.

"Mana kejutannya yang?" ucap humaira, melirik ke semua arah namun tak ada apapun.

"Bentar sayang! Kalian berdua masuk!" ucap mahen dengan tersenyum smirik.

Lalu datanglah aza, dini, ical, dan tentunya  dengan Aulia wajah mereka terlihat sedikit luka lebam di beberapa titik tertentu.

"Cepat minta maaf!" titah Gilang dengan wajah datarnya, mereka semua yang ketakutan pun hanya mengangguk dan duduk lesehan di rumput memohon maaf dan ampun pada humaira.

"Humaira hikss.. Hikss.. Maafin kita, karena udah jahat sama kamu!" ucap aza dengan menangis.

"Iya humaira maafin kita hikss.. Hikss.." ucap ical dan dini.

"K-kalian bangun jangan gini! Aku udah maafin kamu kok! Asal jangan di ulangi! " ucap humaira dengan tersenyum di balik cadar nya.

"Makasih hikss.. Hiks.. Kita janji bakalan jadi teman kamu yang baik!"  ucap mereka kompak, namun Aulia tidak ia hanya melirik sinis humaira.

Humaira pun mengangguk, lalu mereka pun berpelukan.







See you next part!! 🌹
Jan lupa tabok bintang di pojok kiri,
komen, and share.

Akhirnya aku up setelah sekian
abad menghilang 🗿.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang