Bab 13

8.3K 211 0
                                    


Happy Reading!!!!!



Humaira tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya, ia merasa sangat lapar ia ingin sesuatu yang asam manis contohnya mangga, ia ingin mangga yang berada di depan rumah pak ujang. Sepertinya mangga yang di tanam pak ujang rasanya asam apa ini rasanya nyidam?

Tapi, waktu sudah menunjukkan pukul dini hari, Masa ia ingin makan mangga sih aneh, bagaimana ini mangga sekarang sudah menghantui dirinya, lebih baik ia meminta tolong kepada mahen.

Dengan keberanian sebesar biji kacang, Akhirnya humaira memberanikan diri untuk membangunkan mahen. "Kak
Bangun kak." ucap humaira, sambil mengguncang kuat badan mahen, humaira mengerucutkan bibirnya dan menyilang kan tangan di dada, Sambil menggerutu tak jelas karena mahen tak kunjung bangun.

Lebih pada anak di dalam kandungnya nanti ileran, mendingan ia pergi sendiri mengambil mangga itu, humaira pun beranjak dari tidurnya dan pergi dari kamar tersebut Tak lupa memakai cadar dan khimar nya kembali.

Humaira berjalan sedikit jauh dari rumah nya, ia memerlukan waktu yang cukup lama agar sampai ke tempat tujuannya itu.

Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya humaira sampai di depan pohon mangga tersebut, humaira tersenyum kegirangan di balik cadar nya sesekali ia melompat kecil saking senangnya. Tanpa pikir panjang ia langsung mencoba menaiki pohon tersebut namun gagal.

Di percobaan kedua ia hampir berhasil menaiki pohon mangga itu, namun usahanya hanya sia- sia ujungnya ia tetap tak bisa menaiki pohon tersebut.

Dan percobaan ketiga Humaira bisa menaiki pohon itu dengan susah payah, humaira pun memetik beberapa mangga yang akan di bawa pulang.

Pletek..

Dahan yang dinaiki oleh humaira patah, sehingga membuat dirinya terjatuh dari pohon mangga yang lumayan cukup tinggi itu, untung ada mahen dan dengan sigap mahen menangkap tubuh humaira yang hampir saja mencium tanah.

Manik biru laut mahen yang meneduhkan, dan manik hitam humaira yang menenangkan itu saling bertubrukan, Membuat mereka saling bertatap muka, cukup lama posisi mereka seperti itu akhirnya mereka tersadar dan mahen pun melepaskan humaira.

"Lo mau buat anak gue mati? Pake acara panjat pohon mangga segala, Mana punya orang, gak ijin lagi." omel mahen pada humaira, ia hanya bisa menunduk dan meminta maaf, jangan salahkan humaira jika ia nekat ini keinginan anaknya seharusnya mahen peka.

"Kakak dari tadi humaira bangunin gk nyaut, Lagian itu kemauan ochii." ucap humaira dengan kesal.

sebenarnya saat humaira membangunkan nya, mahen sudah bangun tapi ia sedang malas berbicara jadi ia tak menjawab ucapan humaira. Saat ia bangun humaira sudah tidak ada di tempat tidur, ia pun mendengar seseorang yang membuka pintu depan rumah dan ternyata itu humaira dan mengikutinya.

Dari kejauhan ia melihat humaira yang berdiri di pohon mangga, setelah itu ia mencoba memanjat nya ua hanya melihat nya tak berniat membantu nya. Ia ingin tahu apakah humaira bisa menaiki pohon mangga tersebut dan sesuai prediksi nya, Humaira bisa.

Dan saat itu pula ia melihat humaira hampir terjatuh dari pohon itu, dengan sigap ia menangkap humaira. Apa sih yang gak bisa seorang humaira lakukan, manjat pohon mangga mah ck! cetek kali Walaupun ujung-ujungnya jatuh juga.

"Biar gue aja." ucap mahen seraya menaiki pohon mangga tersebut, ia pun mengambil beberapa buah mangga yang belum terlalu matang.

"Kak sebelah kirinya tuh." ucap humaira sambil menunjuk mangga dengan jari telunjuk nya.

" iya, Iya, Bawell. " gerutu mahen dia atas sana.

Setelah merasa cukup mahen pun turun dari pohon mangga tersebut, dan mengajak humaira untuk pulang. "Yuk pulang." ucapnya sambil menarik tangan humaira, namun humaira hanya diam sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.

"Anu kak." ucap humaira bagaimana ia memberitahukan nya pada mahen, bahwa ia belum sempat ijin pada pak ujang.

"Apaan! Yang jelas kalo ngomong! " ucap mahen dengan kesal kepada humaira.

"Aku belum ijin sama pak ujang hiks Hikss." ucap humaira seraya menangis mahen hanya bisa mengelus dada, Bagaimana ini? Pak ujang di kenal dengan orang yang galak di daerah ini apa dia akan di omelin olehnya.

"Astaga! Lo nyuri! Gak papa mending kita pulang aja." ajak mahen, namun humaira bersi kukuh tidak ingin pulang karena ia ingin meminta ijin dulu pada pak ujang.

"Humaira!" bentak mahen membuat tangisan nya semakin menjadi.

Pak ujang yang mendengar suara bising tersebut, langsung keluar terlihat sosok humaira yang sedang menangis dan mahen yang memegang beberapa mangga di tangan nya.

"Woii maling ya!" dengan cepat pak ujang keluar dari rumah nya tersebut, membuat humaira dan mahen tak bisa menghindar dari amukan pak ujang.

"Kalian maling mangga saya?! " ucap pak ujang dengan marah Sambil berkacak pinggang.

"Ehh.. Engga pak Anu ehh, Istri saya lagi nyidam mangga kebetulan saya liat mangga punya bapak jadi saya ambil deh." ucap mahen mencoba untuk menjelaskan.

"Owalah kenapa gak bilang toh Silakan jika neng lagi nyidam ambil aja gratis." Ucap pak ujang.

"Beneran pak? " ucap humaira kegirangan, pak ujang hanya tersenyum kalau tertawa melihat kelakuan humaira.

"Makasih pak tapi ini udah cukup kok." ucap mahen lalu pergi bersama humaira meninggalkan rumah pak ujang.

🐰

Kini humaira sudah berada di rumah nya, ia duduk di kursi makan bersama mahen dengan mahen yang mengupaskan mangga untuk humaira, walaupun mahen terlihat cuek tapi ia tetappeduli kepada humaira dan calon anaknya itu.

"Nih gue udah bukain mangga nya. " ucap nya.

"Kakak aja yang makan humaira mau bobo." ucap nya berlalu pergi.

Mahen mengumpat dalam hatinya, namun tetap memakan mangga tersebut karena sayang jika di buang begitu saja. Sebenernya siapa sih yang nyidam
dirinya apa humaira? Lain kali ia tak mau menuruti keinginan istrinya itu.


🐰


Di sebuah ruangan bernuansa putih yang minim cahaya, terhadap husein yang sedang duduk di sofa bersama para temannya, terlihat Mereka sedang fokus membicarakan sesuatu, Mereka berada di markas geng Atlas.

"Terus mau lo gimana?" ucap ali Salah satu anggota inti dari geng motor tersebut. Sebenernya ali jarang ngomong, tapi menurutnya topik ini penting jadi ia ikut bicara karena ini menyangkut humaira adik husein.

"Gue mau balas dendam pada geng tiger." ucap husein dengan penuh amarah, terlihat dari matanya rasa kebencian dan amarah yang membludak saat menyebutkan nama geng tiger dengan
Tangan nya yang terkepal dengan erat.

"Lo yakin, maksud gue lo juga lakuin hal yang sama kepada ceweitu." tanya Atala, ia juga salah satu anggota dari geng Atlas.

"Tentu gue yakin Karena mahen Dia udah bikin adik kesayangan gue menderita!" bentak husein ia pun menggeplak meja yang berada di hadapan dirinya dan ia pun berlalu pergi begitu saja meninggalkan anggota yang lainnya di sana.

"Husein, Husein sebenci itukah dirinya pada mahen? Apakah masa lalu itu yang membuat nya seperti ini? Dirinya sendiri tau ini bukan salah mahen ck dasar." Ucap ali.

"Ntahlah, dia orang nya emang keras kepala seharusnya ia mikir mungkin itu karma karena perbuatannya dulu sama cewek itu." ucap Dimas Salah satu anggota geng Atlas yang dari tadi hanya diam mendengarkan.






Makasih yang udah baca, jan lupa vote komen nya!!!!! biar aku makin semangat up nya!!!!

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang