9. Poison.

1.1K 218 133
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen kok sepi sih.

***
Soobin sudah selesai memasak makanan dari hasil ikan yang di tangkap oleh Yeonjun tadi.

Sebelumnya Soobin sudah ganti baju sih akibat di dorong ke sungai, walaupun tanpa dia membalas, orang-orang yang jahil kepadanya itu juga ikutan tercebur ke sungai.

Dia tau itu ulah Yeonjun, tapi cowok itu gak mengatakan apapun sih, ya terima kasih atas hal itu walaupun Soobin gak berminat mengatakannya secara langsung ke Yeonjun, terlalu gengsi.

Sekarang mata Soobin terfokus ke semua orang yang ada di grupnya itu, mereka semua pada bangun, bangun-bangun sudah ada makanan di hadapan mereka.

Setelah bersih-bersih, mereka langsung makan, Soobin memperhatikan raut muka orang-orang di sekitarnya itu, tampak sekali muka mereka menikmati hasil masakannya, untung saja dia berbakat dalam hal ini.

Dia akan terima kasih ke ibunya karena mengajari memasak.

"Ini kamu yang tangkap?" tanya Marvin kearah Soobin yang langsung menoleh sambil menggelengkan kepalanya,

"Enggak, Pangeran yang melakukannya," balas Soobin sambil menoleh kearah Yeonjun yang sedang menyantap makanannya dalam diam.

Cowok itu lebih tertarik menghabiskan makanannya di bandingkan ikut ngobrol bersama mereka.

Ya semestinya memang seperti itu sih, apalagi di sekitar Soobin itu semuanya adalah bangsawan.

Marvin yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, hebat juga dua orang itu bisa akrab selama mencari ikan untuk mereka makan pagi ini.

"Tapi kamu sudah mandi, Soobin?"

"Dia di dorong oleh anak grup lain ke sungai," balas Yeonjun setelah dia selesai menyantap makanannya.

Soobin mendengar itu melirik sekilas ke Yeonjun, sebelum dia tersenyum kecil ke Marvin yang menghela nafasnya.

"Bukannya gak boleh melakukan hal itu apalagi di jam-jam seperti itu?"

"Selama tidak menggunakan kekuatan mereka, ya itu hal yang boleh saja di lakukan," balas Yeonjun langsung saat mendengar ucapan dari Marvin.

Benar juga sih, mendorong itu tidak menggunakan kekuatan magis mereka sama sekali.

Yang menjadi bahan pembicaraan memilih diam, lalu menoleh ke Jade dan Arabella yang baru saja menyelesaikan makan mereka.

Arabella benar-benar terlalu anggun saat ini, asli Putri bangsawan.

"Enak ya jadi pasangan Soobin, dia bisa masak, kalau punya istri, istrinya bakalan ke bantu sekali sama suami yang seperti kamu," puji Arabella sambil tersenyum yang hanya dibalas dengan senyuman kecil oleh Soobin.

Aduh terlalu dini membahas hal itu, dia saja gak kepikiran sekali akan hal tersebut.

"Benar sih, masakannya enak, terima kasih atas makanannya," sahut Jade sambil menundukkan kepalanya bersamaan dengan Arabella.

Soobin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lagipula dia suka melakukannya, maka dari itu dia gak terlalu butuh sama ucapan terima kasih.

Apalagi dua perempuan itu gak Soobin sangka sekali bisa bersikap seperti itu ke dirinya yang merupakan rakyat biasa itu.

"Kalian setuju sama kami? masakannya emang enak kan?" tanya Arabella sambil menoleh kearah Yeonjun dan Marvin.

Dua laki-laki tersebut mengangguk atas pertanyaan tersebut, sedangkan Soobin hanya bisa mengusap bagian belakang lehernya, dia malu jika terlalu di puji-puji begini, apalagi sama seorang bangsawan.

The Forever Ties -yeonbinWhere stories live. Discover now