23. Surprise.

1K 211 94
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komennya mana astaga.

***
Masih dengan perjalanan pulang menuju ke akademi, mata Soobin memperhatikan ada beberapa murid yang menghentikan kuda mereka hanya untuk beristirahat sejenak.

Begitu juga dengan apa yang dilakukan oleh Yeonjun saat ini, diikuti oleh Marvin dan juga Jade yang ikut menghentikan laju kuda mereka.

Mereka sudah 2 jam berada diatas kuda tersebut, ya mereka juga ingin istirahat sebentar begitupun dengan kuda yang mereka tunggangi saat ini, mereka butuh istirahat juga.

Mungkin sekitar setengah jam sebelum mereka akan lanjut pulang ke akademi.

Sepanjang jalan ada banyak murid yang berhenti.

"Minuman untuk kalian semua," ucap Arabella yang masih saja melakukan tugasnya selama camp ini berlangsung.

Tangan Soobin menerima gelas yang berisikan air tersebut, begitu juga dengan Yeonjun yang duduk di sebelahnya.

Jade dan Marvin juga sama sebelum akhirnya Arabella ikutan duduk di hadapan mereka.

"Awalnya aku tidak terlalu suka sama formasi grup ini," ucap Marvin secara tiba-tiba membuat mata mereka semua pada menatap kearah tujuan yang sama yaitu ke Marvin.

"Kenapa?" tanya Jade yang baru saja meneguk minumannya itu.

Sedangkan Yeonjun hanya menyimak bersama dengan Soobin.

"Saat itu aku tidak berpikir panjang sih, maaf ya, aku awalnya berpikir kekuatan kita jika digabungkan dalam satu grup gak akan cocok sama sekali, tapi ternyata aku salah, kita bahkan saling melengkapi satu sama lain, walaupun yang banyak berkorban ya, Pangeran Yeonjun sama Soobin," jelas Marvin yang dibalas dengan gelengan langsung oleh Soobin.

"Kalian juga banyak berkorban bukan hanya aku ataupun Pangeran Yeonjun, jangan bicara begitu," balas Soobin yang akhirnya buka suara itu.

Dia paling tidak suka dengan pembahasan siapa yang paling banyak berkorban selama camp ini berlangsung.

Menurut dia jika mereka sudah dalam satu grup, maka semuanya seimbang dan pada berkorban semua.

"Bukankah pembahasan ini tidak perlu dibicarakan lagi ya? Kita bahkan sudah menang, tidak perlu dibahas lagi, ok? Bahas apa yang akan kalian lakukan kedepannya saja," ucap Yeonjun yang baru meletakkan gelas yang isinya baru saja dia minum itu.

Marvin dan yang lainnya memilih diam saat mendengar perkataan dari Yeonjun barusan, baiklah mereka gak akan mengungkit lagi tentang siapa yang paling banyak berkorban selama camp terjadi.

"Hei Luna, bukankah mukamu terlalu lebam?" tanya Jade secara tiba-tiba saat ada Luna yang baru saja berjalan melewati grup mereka.

Perempuan itu bahkan tidak mau menoleh sama sekali kearah Yeonjun dan yang lainnya, termasuk kepada Jade yang merupakan temannya.

"Tidak ada urusannya denganmu."

Jade hanya tertawa ketika mendengar balasan dari Luna.

"Kamu begitu karena ulah senior Caith, bukan?"

Luna mendengar ucapan dari Jade menghentikan langkah kakinya dan menoleh kearah Jade yang tersenyum mengejek kepadanya, sialan perempuan itu.

Dia sudah mengira kalau Jade itu aslinya tidak ada niat sama sekali untuk berteman dengannya, karena dia itu paling beda dari teman-temannya yang lain.

Bisa dikatakan wanita itu hanya terpaksa menjadi temannya karena keluarga mereka memiliki kerja sama, hanya sebatas itu saja.

"Ada apa dengan senyumanmu?" tanya Luna dengan penasaran yang tidak menyukai senyuman mengejek dari Jade kepadanya.

The Forever Ties -yeonbinWhere stories live. Discover now