75. Invitation.

673 159 15
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Dua hari sebelum acara peresmian Soobin sebagai Pangeran di Kerajaan Crystallara.

Seluruh anggota keluarga, pelayan maupun pengawal pada sangat sibuk dengan acara tersebut.

Sedangkan Soobin bersikap biasa aja, dia bahkan tidak tau harus melakukan apa kecuali memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

Dia juga tadi mendengarkan perkataan Arabella dan Jade yang menyesal tidak membawa gaun pesta mereka ketika tau akan ada peresmian Soobin sebagai Pangeran disini.

Namun Marvin dengan mudahnya berkata ke dua wanita tersebut untuk tinggal mencari toko gaun dan membelinya saja disana.

Ya sebenarnya itu memang ide yang cemerlang dibandingkan mereka susah-susah mencari gaun yang pantas untuk mereka gunakan ke acara peresmian dirinya sebagai Pangeran itu.

Bukan sibuk dengan mencari gaun saja, mereka berdua ah tidak bertiga soalnya di gabung dengan Marvin yang sempat-sempatnya menggoda Soobin yang akan resmi menjadi seorang Pangeran.

Soobin sebenarnya tidak tau harus berekspresi seperti apa, dia memang senang, namun dia juga sedih ketika mengingat tidak ada orang tuanya di sekitar dirinya.

Ibunya tidak sempat bertemu dengan orang tuanya lagi, lalu ayahnya belum sempat melihat aksi hebat Soobin dengan kekuatannya.

Semuanya tidak bisa dia sesali, dia hanya bisa mengingatnya saja.

Lalu dia heran juga mengapa pacarnya belakangan ini jadi jarang bicara dengannya, tapi dia sering bicara dengan Marvin, Arabella, dan Jade.

Soobin kan heran, ada apa dengan pacarnya itu? Apakah Soobin membuat salah?

Atau pacarnya marah setelah Soobin membunuh Raja? Tapi bukannya lumayan telat untuk menyesal?

Soobin menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat, tidak mungkin pacarnya seperti itu.

Dia hanya bisa menghela nafasnya sambil menatap taman dari balik jendela kamarnya.

Ketiga temannya itu sibuk pergi ke tengah kota untuk mencari gaun sesuai ide Marvin.

Lalu pacarnya juga entah ada dimana, alhasil Soobin sendirian disini.

Mata Soobin melirik kearah bagian pintu kamarnya saat mendengar suara ketukan dari pintunya itu.

"Masuk."

Pintu tersebut segera terbuka dan bukan pelayan yang datang, namun seorang laki-laki yang bahkan tidak pernah bicara sama dirinya.

Kakaknya Pangeran Luca, yaitu Pangeran Noah yang baru saja datang ke kamarnya.

"Eh Pangeran Noah? Ada apa?" tanya Soobin sambil bangkit dari duduknya menghampiri Noah yang menyuruh Soobin untuk bersikap biasa saja.

Noah hanya tersenyum sambil menyuruh dirinya duduk, Soobin melakukan hal tersebut walaupun masih setengah bingung dengan kehadiran kakak sepupunya itu, bisa dibilang seperti itu, bukan?

"Cukup panggil Noah saja."

"Bukankah itu tidak sopan?"

"Kalau gitu panggil kakak."

"Akan aku lakukan, itu jauh lebih sopan," sahut Soobin yang membuat Noah tersenyum, laki-laki ini senyumannya jauh lebih ramah dibandingkan Luca.

Padahal saat bertemu di ruang makan, raut muka Noah selalu datar membuat Soobin jadi takut untuk menyapa kakak sepupunya sendiri.

"Jadi, kakak ada perlu sesuatu denganku?"

Soobin kembali mempertanyakan kehadiran Noah ke kamarnya itu.

The Forever Ties -yeonbinحيث تعيش القصص. اكتشف الآن