34. Wish.

858 197 35
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen ok thanks.

***
Soobin bangkit dari tempat duduknya, dia mau pergi ke kamar mandi saat ini.

Setelah diizinkan oleh guru, Soobin keluar dari kelasnya, di akademi itu bukan hanya belajar tentang sihir saja, tapi mereka juga belajar pelajaran umum juga, tidak semuanya tentang sihir, berpedang, atau memanah.

Ya, ada pelajaran baru yang akan mereka terima di semester ini, yaitu memanah.

Jika berpedang mereka sudah mempelajarinya di semester sebelumnya, walaupun Soobin hanya belajar sebentar mengingat diakan termasuk baru pindah ke akademi, begitu juga dengan Yeonjun.

Soobin menghela nafasnya, kenapa juga dia selalu mengaitkan permasalahannya itu ke Yeonjun coba.

Dia baru saja berjalan mendekat ke sebuah kamar mandi, namun dia malah berpapasan dengan seniornya.

Senior yang dia kalahkan saat di camp kemarin, siapa lagi kalau bukan Caith, wanita sombong itu hampir mirip dengan Luna, tapi kekuatan wanita itu gak bisa di anggap remeh juga sih.

Untungnya Soobin saat itu menyerang langsung Caith dengan kristalnya membuat wanita itu tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa pasrah saat tau jika mananya dikuras habis oleh Soobin.

Walaupun ujungnya Soobin memberikan semua mana yang dia terima ke Arabella sih, itupun dibantu juga dengan Yeonjun.

Kan, ujungnya balik lagi ke Yeonjun, Soobin kembali fokus ke depannya, dimana dia baru saja melewati Caith, mereka memang tidak kenal, jadi Soobin harus melakukan apa?

Menyapa wanita itu? Bukankah wanita itu akan kesal jika tiba-tiba di sapa oleh orang yang mengalahkannya.

"Ternyata ada calon Ratu Willowind-"

Soobin reflek menoleh dengan cepat kearah belakangnya ketika mendengar penuturan dari wanita yang baru saja dia lewati itu.

"Cincin Caelum hanya dimiliki oleh keluarga Celeste, lebih jelasnya cincin itu harusnya digunakan oleh Ratu Willowind saat ini, tapi ternyata Ratu sudah melepaskan cincin itu untuk diberikan ke penerusnya."

"Caelum? Apa maksudmu, kak?"

Soobin akhirnya buka suara juga saat mendengar lanjutan dari perkataan Caith tadi.

Caith hanya menghela nafasnya sambil melipat kedua tangannya ke dada sambil menatap Soobin.

Tatapannya tidak setajam atau meremehkan seperti ketika di hutan saat itu.

"Sebelumnya aku minta maaf karena grupku sudah menyerang kamu dan anggota grupmu, karena disana bertarung tidak dilarang sama sekali."

Soobin mendengar ucapan Caith hanya mengangguk, ternyata senior ini suaranya bisa lembut juga ya.

Buktinya dia gak ada nada meremehkan atau juga nada jutek saat bicara kepadanya, lagipula Soobin kagum sih melihat ada bangsawan seperti Caith yang berkata maaf duluan kepada orang biasa sepertinya.

Padahal wanita itu tidak salah sama sekali, bertarung sudah menjadi hal yang biasa ketika di camp saat itu.

"Baiklah aku lanjutkan aja, kamu juga tampaknya sudah penasaran."

Soobin mengangguk kecil, Caith lalu menunjuk kearah cincin yang digunakan oleh Soobin saat ini.

"Caelum itu nama cincin milik keluarga Celeste, artinya itu langit jika dalam bahasa latin."

"Kakak tau tentang cincin ini?"

"Tidak terlalu, lagipula aku hanya tau bentuk cincinnya, nama, dan juga pemiliknya saja."

The Forever Ties -yeonbinWhere stories live. Discover now