76. Rush.

677 146 24
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Soobin menatap kearah pacarnya sambil tersenyum kikuk, pacarnya itu kan baru saja secara tidak sadar melamar dirinya tadi.

Mana Yeonjun tampak santai lagi setelahnya, tapi tetap saja Soobin yang tidak santai.

"Hei."

"Hm?"

Soobin menahan tangan Yeonjun agar tetap berada di dekatnya itu.

"Kamu sadar dengan omonganmu tadi?"

Yeonjun saat mendengar pertanyaan dari Soobin secara langsung segera tersenyum.

"Sadar, kamu pikir aku tidak sadar mengatakannya?"

Muka Soobin langsung kembali merona saat itu juga, sialan dia di tipu oleh tampang Yeonjun yang tadi mengatakan soal menikah itu dengan raut lempeng sekali.

"Lagipula aku bahkan yakin kamu tidak bisa menolak sama sekali kalaupun aku melamarmu, bukan?"

Soobin mau membalas namun rasanya percuma, ucapan pacarnya benar, dia tidak akan pernah bisa menolak apalagi cincin yang sudah terpasang indah di jari manisnya itu tidak akan bisa dilepas sama sekali.

Kecuali kalau dia punya anak sih, dia akan bisa melepaskan cincin tersebut, dalam artian mereka pastinya akan berakhir menikah.

"Jadi, kamu ingin kita menikah kapan?"

Soobin merasakan kakinya terasa sangat lemas sekali, gila aja dia diserang dengan pertanyaan seperti itu bertubi-tubi.

Mulai dari ajakan menikah secara mendadak, lalu ditanyakan kapan waktu yang tepat untuk menikah oleh laki-laki yang memang dia sukai tentunya, makanya kaki Soobin terasa lemas.

Ini kalau dia di serang pertanyaan lagi, mungkin dia ada kemungkinan akan terjatuh ke lantai.

"Jangan melantur begitu," balas Soobin yang membuat Yeonjun tertawa.

Memang sih pertanyaannya itu terkesan terburu-buru dan tidak jelas sama sekali.

"Apakah kita menikah saat aku selesai di resmikan menjadi Raja?"

"Hentikan."

"Bukankah akan jauh lebih cepat untuk menjadikanmu sebagai Ratu?"

"Hei, hentikan aku bilang!" ucap Soobin yang mencoba menghentikan khayalan dari pacarnya itu.

Walaupun itu adalah gambaran masa depan yang sudah pasti, tapi tetap saja malu juga jika dibicarakan sekarang.

"Kamu tidak kasihan melihatku menjadi Raja namun tidak ada pendampingnya?"

Saat itu juga Soobin berjalan pergi dari pacarnya itu dan dirinya hanya bisa mendengarkan suara tertawaan dari Yeonjun.

Mata Yeonjun bisa melihat Soobin yang berjalan pergi melewati lorong istana, berbeda dengannya yang berjalan kearah lain.

Mungkin ada benarnya jika merencanakan pernikahan dari sekarang.

Ada beberapa pelayan yang baru saja melewati Yeonjun, semuanya memberikan sapaan sebelum pergi melewati Yeonjun yang tampak sedang memikirkan sesuatu.

Sebelum dia berhenti dari berjalannya dan memanggil salah satu pelayan yang berjalan melewatinya tadi.

"Apakah anda membutuhkan sesuatu, Yang Mulia?"

"Bisakah kau membawakan sebuah alat tulis? Aku ingin membuat surat."

Tentunya permintaan dari Yeonjun segera dilakukan oleh salah satu pelayan yang ada disana.

The Forever Ties -yeonbinWhere stories live. Discover now