29. Dormitory.

925 189 88
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komennya jangan lupa.

***
Soobin menatap teman-temannya yang bersiap untuk pulang kali ini, mereka memang harus segera pulang untuk minta izin kepada orang tua mereka agar diizinkan tinggal di akademi.

Arabella sepertinya tampak santai, karena dia yakin bakalan diizinkan, beda dengan Marvin dan Jade, mereka masih ragu-ragu apakah akan diizinkan atau tidak oleh orang tua mereka.

"Soobin tidak masalah kami tinggal sendiri?"

"Tidak masalah, lagipula aku harus segera mengemas pakaianku untuk pindah ke asrama besok, terima kasih ya buat kalian yang merelakan liburan bersama keluarga kalian demi menemaniku disini."

Marvin, Jade, dan Arabella tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Sama-sama, Soobin. Itulah tugas teman, sampai jumpa di akademi ya, doakan kami diizinkan oleh orang tua kami."

"Semoga kalian diizinkan ya."

Teman-temannya itu kembali mengangguk senang sebelum mereka masuk ke dalam kereta kuda yang sudah menunggu mereka.

Soobin melambaikan tangannya saat kereta kuda itu pergi dari pekarangan rumahnya.

Kaki Soobin berjalan masuk kembali ke dalam rumahnya, dia berakhir sendirian lagi setelah 2 minggu ini bersama teman-temannya itu.

Orang tuanya juga gak akan pernah kembali kesini, Soobin lebih baik tinggal di asrama daripada harus menetap disini, dia mungkin akan sesekali kesini untuk bersih-bersih dan setelahnya dia akan kembali ke asrama, dia tidak kuat jika lama-lama disini sendirian.

Keluarganya lenyap, orang tuanya juga sama, maka Soobin tidak ada alasan untuk berlama-lama di rumahnya.

Soobin melewati kamar orang tuanya, dia tersenyum saat melihat kamar ini tampak bersih, dia berjalan masuk ke kamar ini sambil meraih sebuah lukisan.

Di lukisan itu ada kedua orang tuanya dan juga dirinya.

Dia akan membawa lukisan ini bersamanya untuk dia taruh di kamar asramanya.

Lalu dia berjalan keluar dari kamar ini sambil memegang bingkai berisikan lukisan di tangannya.

"Ibu sama ayah tidak perlu mengkhawatirkan aku, disini aku bisa melakukan semuanya sendiri, aku bisa jaga diri juga, terima kasih atas semua kenangan terindah yang ibu sama ayah berikan selama ini di hidup Soobin, pastinya Soobin akan membalaskan semua perbuatan yang terjadi kepada ibu, ayah, dan semua anggota keluarga kita, sekarang ibu dan ayah harus segera tenang disana," ucap Soobin sambil tersenyum manis sebelum dia menutup pintu kamar orang tuanya itu.

Namun dia tidak bisa pura-pura tegar, buktinya saat ini Soobin terduduk di lantai sambil memeluk erat lukisan berisikan gambar dirinya dan kedua orang tuanya.

Dia tidak semudah itu bisa merelakan orang tuanya.

Air matanya terus mengalir di pipinya tanpa berniat Soobin usap, tidak apa-apa, dia bisa menangis dengan keras hari ini, setelahnya dia harus berlatih supaya menjadi kuat dan mengalahkan Raja Ethan dari Kerajaan Willowind yang sudah membantai semua anggota keluarganya.

Beda hal dengan Yeonjun yang sedang menatap kearah ibunya yang tampak tidak rela membiarkan dirinya untuk tinggal di asrama.

"Bukankah di asrama tempatnya kecil, Yeonjun? Kamu pasti tidak akan nyaman."

"Tidur di hutan saja aku nyaman, apalagi hanya di tempat kecil, aku pasti bisa beradaptasi, bu."

Isabella tampak terus mencari alasan agar anaknya itu tidak pergi dari istana, walaupun tujuannya untuk belajar, tapi tetap saja apakah harua tinggal di asrama?

The Forever Ties -yeonbinNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ