PEKERJAAN

8.5K 394 9
                                    

Pagi ini Mentari memulai hari dengan tidak semangat,hari pertama menstruasi membuat moodnya sedikit berantakan ditambah lagi dengan kram pada perut yang dia rasakan. Suasana ruang UGD tempatnya bekerja saat ini cukup kondusif sehingga dia bisa bernafas lega saat sampai di rumah sakit.

’’kayaknya hari ini sepi dok” ucap salah satu perawat jaga yang menemaninya

“ehhh jangan ngomong gituu, ntar malah kebalikannya” ujar salah satu perawat lainnya kesal

Ucapan sepi pasien saat jaga di rumah sakit sering menjadi salah satu ucapan keramat untuk diucapkan oleh seorang tenaga Kesehatan, karna hal yang sering terjadi setelah ucapan itu justru kebalikannya, pasiennya rame hingga tidak jarang sampai mereka kewalahan dalam menangani.

Tak lama setelahnya datang dua pasien secara bersamaan. “Tuuuuu kannnnn……” ucap Mentari sambil menghela nafas. Perawat yang berucap tadi hanya membalas dengan senyuman.

_______________________________________

Di bandara Rony  baru saja pulang dari perjalanan bisnis yang hampir seminggu dilakukannya bersama Asisten sekaligus sekertarisnya Ajik.

“Ronn..kita balik naik taksi atau ada supir lo yang jemput?”

“Naik taksi ajalah, jam segini Pak Budi biasanya nganterin Mba Kinan sama Farel sekolah”

“Oke gue pesenin dulu”

Di perjalanan pulang mereka tidak banyak bicara, karna masing-masing sudah sangat mengantuk. Yang ada di pikiran mereka sekarang hanya bagaimana sampai rumah dengan cepat dan tidur

“Pak kita sudah sampai tujuan” ucap supir taksi yang mereka tumpangi yang kemudian membangunkan dua orang yang ada di kursi belakang mobil tersebut.

“Ronn sabtu minggu kita jangan mikirin kerjaan dulu yaa, capek banget gue pengen tidur aja rasanya” ucap aji sembari membantu Rony menurunkan barangnya dari dalam taksi karna mereka beda tujuan

“Alah, alesan aja lo, paling juga biar bisa pacaran tanpa gangguan kan lo” ucap Rony sembari menoyor kepala Ajik

“Ya itu lo tauu….pinter yaaa lo soal urusan pacaran sekalipun lo jomblo”

“Yeee bangkeee, malah ngatain lagi lo” Rony mendengus kesal

“Udah ahh gue balik yaaaa, selamat istrirahat bos” ucap Ajik sembari masuk kembali kedalam taksi.

“Assalamualaikum” ucap Rony setelah membuka pintu rumah

“Wa’alaikumussalam Abangg….” Teriak Jingga yang mengagetkan semua orang yang ada di rumah itu. Rony hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan adik perempuannya itu

“Abang oleh-oleh adek mana ?, Abang inget kan buat beliin ?, Awas aja kalo lupa, adek ga terima pokoknya” ucap Jingga sembari meengadahkan tangannya menagih oleh-oleh yang dijanjikan Rony, Lebih tepatnya Jingga yang meminta Rony untuk berjanji akan membawakannya.

“Nih..si Ajik sampe muter-muter nyari pesenan loo” sembaru memberikan paperbag berisi kain  batik yang di pesan Jingga

“Teriamakasih abangku yang paling baik dan gating sedunia, semoga cepet dapat jodoh yaaa biar ga marah-marah mulu”

“Alahhh, nanti juga kalo bang Randi datang ngasi lo hadiah lo bilang bang Randi yang paling ganteng” ucap Rony sembari berlalu meninggalkan Jingga.

“Yaaa kan tergantung sikon Abang” ucap jingga dengan berteriak agar di dengar oleh Rony yang sudah berlalu  meninggalkannya

”Ehh abang baru sampai nak ?” tanya bundanya yang sedang memasak di dapur bersama Kinan, Kakak iparnya.
“Iya bunn, ada sisa lauk sarapan ngga ? Abang laper bunn dari semalem belum makan apa-apa”

“Yaampun nak kok bisa belum makan sama sekali, udah jam 9 loh ini” ucap bunda keheranan

“Semalem slese meeting jam 10 malem langsung balik ke hotel, Abang sama Ajik capek banget jd langsung pada tidur, trus tadi pagi buru-buru takut ketinggalan pesawat jadi ga sempat sarapan di hotel” jelas Rony

“Yaudah kamu duduk aja dulu, bunda siapkan yaaa”

“Makasi bunn”

Melihat Rony yang sedang duduk sambil bermain hp membuat Kinan, kakak iparnya menghampirinya. “Ronn…Ronnn idup loo sibuk banget kayaknyaa yaa, kerja mulu isinyaaa”

“Lohh kok masih di rumah mba, biasanya nganter Farel sekolah” Farel merupakan anak dari kinan dan Randi

“Ponakan kamu sakit, demam dia dari semalem, ini mba buatkan bubur supaya diam mau makan”
“kasian banget tu bocah, biasanya jam segini udah petakilan kesana kemari kalo ga sekolah” ucap Rony

“Yaudah mba kasi makan Farel dulu yaa” ucap kina sambil berlalu menuju kamar anaknya. 

Setelah makan Rony beranjak ke kamarnya untuk istirahat. Hingga tak terasa adzan Zuhur membangunkan Rony dari tidurnya, ia segera bangun dan menunaikan kewajibannya. Baru selesai melipat sajadah yang di gunakan dia dikagetkan dengan teriakan Kinan

“Bundaaa…Rony…Jingga tolong, Farel kejang”

Semua orang yang ada di rumah itu berlari menghampiri Kinan ke kamar anaknya. Mereka semua terkejud melihat Farel yang kejang denga muka yang merah karna demamnya yang tak kunjung turun.

“Kita ke rumah sakit sekarang yaa mba” Ucap Rony yang kemudian diangguki kinan

“Mba sama Bunda aja yang ikut, Jingga kamu hubungi Ayah sama bang Randi yaa, nanti kamu nyusul sambil bawa keperluan Farel”

“Iya Abang” ucap jingga dengan air mata yang sudah mengalir karna ketakutan melihat keponakannya seperti itu.

Beruntungnya kejang yang dialami farel hanya berlangsung bbrapa menit saja, di jalan menuju ke rumah sakit Farel sudah tidak kejang lagi, tetapi demamnya masih sangat tinggi. Sesampainya di rumah sakit, Rony mengambil kepinakannya dari pangkuan kakak iparnya kemudian berlari menggendong Farel menuju IGD yang diikuti oleh Bunda dan kakak Iparnya di belakangnya.

“Dokter suster tolong keponakan saya” uvap Rony sambil membaringkan Farel pada Bed pasien terdekat yang kosong
Dokter Mentari dan satu perawat kemudian menghampirinya . Dengan cepat perawat tersebut mengecek suhu anak tesebut dan Mentari menempelkan stetoskop pada dada kemudian berpindah pada perut farel

“Demamnya 39.8 dok” ucap perawat yang membantu Mentari

“Sudah berapa lama anaknya demam ini?” Tanya Mentari

“Sebenarnya badannya mulai hangat dari seminggu lalu bu dokter, tapi itu hanya sore hari dan sebentar saja, paginya suhu tubuhnya sudah normal kembali, nafsu makannya juga bagus dan dia tetap masuk sekolah, Tadi malam demamnya tinggi lagi tapi tidak turun-turun sampai tadi pagi, tadi sempat kejang beberapa menit dirumah” Kinan menjelaskan

“Selain demam apakah ada mual muntah atau diare ?”

“ kemarin dia mual jadi makannya sedikit saja, tadi pagi saya buatkan bubur, setelah makan dia munta lagi, untuk diare tidak ada dok” Jelas kinan

“Baik kemungkinan kejang yang dialami tadi karna suhu tubuhnya yang tinggi, mual muntah yang dialami juga karna dari kemarin makannya sedikit, jadi perutnya kosong, jadi asam lambungnya yang naik, untuk selanjutnya nanti akan kami pasangkan infus dan diambil darah untuk kemudian kami periksa di laboratorium, nanti dari hasil lab kita bisa lihat lebih jelas tetntang sakit yang dialami adek farel” Mentari menjelaskan dengan seksama pada Rony Bundanya dan juga Kinan.

Sejak Mentari mulai menjelaskan tadi, Rony mulai salah focus pada dokter yang menangani keponakannya tersebut. Sekalipun wajahnya tertutup masker tapi terlihat dengan jelas bagaimana gerak tubuhnya saat menjelaskan, bagaimana tindakannya saat memeriksa pasien, serta tatapan teduhnya, ada kekaguman yang mulai tercipta.

“Apakah ada yang ingin ditanyakan ?” ucapan Mentari menyadarkan Rony yang sedari tadi memperhatikan Mentari

“Tidak ada dok” ucap ketiga penunggu pasien tersebut secara bersamaan
“Baik, kalua begitu saya tinggal dulu ya, nanti jika hasil laboratoriumnya sudah keluar saya kembali lagi untuk menjelaskan. Jika ada keluhan atau pertanyaan  silahkan lapor ke Nurse Station sebelah sana ya” ucap Mentari sembari menunjukkan tempat yang dimaksud dengan mengarahkan jempolnya

Seperti Seharusnya Where stories live. Discover now