Tersenyum

4.5K 341 3
                                    

Weekend adalah hari yang biasanya dipakai untuk bermalas malasan. Sebagian besar pekerja biasanya libur pada hari itu, tapi tidak dengan para tenaga kesehatan, mereka akan selalu sedia di fasilitas kesehatan karna penyakit tidak kenal dengan hari libur.

Pukul 2 siang Mentari baru saja sampai di IGD  dia langsung di sibukkan dengan pasien yang beragam keluhannya, mulai dari yang ringan sampai yang membutuhkan perawatan dan tindakan lebih lanjut, saat sudah bekerja dia bahkan kadang tidak sempat untuk memegang handphone nya sendiri sehingga dia tidak sadar ada pesan masuk.

Rony : Assalamu'alaikum dok, hari ini jaga di rumah sakit?

Rony yang mengirim pesan tersebut mengulang kejadian yang sama seperti kemarin, berulang kali dia mengecek pesan tersebut apakah sudah dibalas atau belum, hingga sampai 1 jam belum juga di balas. Dia memutuskan untuk datang ke Rumah sakit saja, sekalian membicarakan pekerjaan dengan Randi yang masih menemani anaknya di Rawat inap. Sesampainya di Rumah Sakit Rony bergegas menuju ruang Rawat Inap keponakannya untuk mengantarkan makanan yang di titip oleh bundanya. Sebenarnya dia ingin sekali menemui Mentari di IGD tapi niatnya dia urungkan karna melihat banyak sekali orang berlalu lalang di depan IGD itu berarti saat ini dokter yang dia cari itu sedang sibuk.
_______________________________________

"Assalamu'alaikum, bang mba ada makanan ni dari bunda"

"Ehh Ron, masuk sini duduk, Mas Randi lagi di kamar mandi. Maaf ya kita jadi ngerepotin lo terus, harus bolak-balik rumah sakit, ngerepotin bunda juga karna harus masakin buat kita, mba udah bilang ke bunda biar kita beli aja makanannya tapi bunda kekeh mau masakin"

"Santai aja mba kayak sama siapa aja, lagian bunda mana mau lihat anak mantu sama cucu kesayangnnya makan sembarangan"

"Anak kesayangan bunda kan lo Ron" ucap Randi yang baru keluar dari kamar mandi

"Lebih kesayangan lo kayaknya bang, kalo lo belum pulang tanpa alasan yang jelas pasti bunda ga akan bisa tidur tu"

"Semua anaknya juga di khawatirin kali sama bunda kalo kayak gitu kejadiannya" Randi menimpali

"Jadi gimana keadaan Farel bang, mba ?" Betah banget ni bocah dirawat" sambil melihat farel yang kini sedang tidur

"Kata dokternya sih kondisinya udah baik-baik aja, dia udah ga deman lagi dari kemarin tapi ada obat antibiotik yang harus dikasih dosis lengkap jadi kemungkinan sampai besok, kalau semua aman bisa pulang"

"Tapi dia ga rewel kan mba?"

"Baru aja selse ngamuk Ron, dia mau pulang terus dari tadi pagi, mungkin dia capek sekarang jadi ketiduran"

"Gue kesini sekalian mau minta tanda tangan lo bang, masalah kantor biar gue handle dulu bang lo fokus aja sama Farel"

"Thanks bro"

"Lo sama mba kinan mending makan dulu bang trus istrahat, nanti gue aja yang jagain Farel"
______________________________________

"Om Ony" Farel baru saja terbangun dari tidurnya, Rony berada si bangku samping tempat tidur Farel sedangkan kedua orang tuanya kini tengah tertidur nyenyak, kelelahan sepertinya.

"Hey udah bangun, mau apa?"

"Om Ony Alel mau pulang, ayo bilang sama doktelnya lepasin iketan tangan Alel" Farel mulai merengek lagi

"Belum boleh, kan farel masih sakit jadi masih harus di obatin lewat sini"

"Alel bosen Om Ony" dia mulai mencebikkan bibirnya tanda akan mulai menangis

Rony segera menggendong keponakannya agar tangisnya tidak semakin menjadi karna bisa membangunkan kedua orang tuanya yang baru saja istirahat.

"Kita ke taman yok, ada banyak capung disana,mau lihat nggak ?" Farel mengangguk menerima ajakan Rony.

Setelah itu dia mengajak keponakannya keluar ruangan, tangan kanannya menggendong dan tangan kirinya mendorong tiang infus, mereka berjalan menyusuri koridor, disebelah kiri dan kanan koridor terdapat taman yang dihiasi banyak bunga, sehingga ada banyak kupu-kupu, capung, dan hewan-hewan kecil yang sering ada di bbrapa tanaman. Mereka memutuskan untuk duduk di bangku sebelah koridor yang menghadap taman. Tak lupa Rony membawa sebotol air minun dan kue bolu coklat buatan bundanya agar keponakannya tidak rewel nantinya.

"Om Ony itu ada capung" farel menunjuk dengan antusias

"Om Ony itu ada kupu-kupu juga"

"Iyaaa itu capung sama kupu-kupu, warnanya apa?"

"Capungnya melah, kupu-kupunya item, tapi ada putihnya, ada walna kuningnya juga sedikit itu om"

"Iya bagus yaaa"

"Om Ony kenapa kupu-kupu itu walnanya banyak tapi capung tidak banyak juga"

"Mampus musti jawab apa gue" Rony membatin

"Itu sudah takdir makanya warnanya begitu"

"Takdir itu apa om?"

"Takdir itu sesuatu yang dikasi sama Allah"

Anak itu mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawaban Rony, entah ia faham atau tidak. Beberapa saat kemudian dia menoleh kearah lainnya, dia melihat ada bed yang di dorong dengan pasien yang tertidur diatasnya, bed tersebut didorong oleh seorang perawat dan keluarga pasien. Mereka terlihat sedang buru-buru

"Om Ony kenapa orang itu tempat tidurnya di dolong-dolong? Dia tidak punya kamal tidul ya?"

"Bukan Rel, orang itu lagi sakit itu lagi mau di obatin"

"Tapi kenapa di dolong kesana kemali, ajakin ke kamar Alel aja ayo, kasian sepeltinya dia tidak punya kamal"

"Punya kok, itu mungkin mau dianterin ke kamarnya sama perawatnya, sekarang makan kue dulu yaa tadi dibuatin sama Oma ini"

Rony menyuapi keponakannya dengan bolu coklat yang dibawanya tadi, sesekali memberi farel minum agar tidak tersedak.

"Tante doktel" farel berteriak melihat mentari yang berjalan terburu-buru, sepertinya dia mengejar pasien yang di dorong oleh perawat tadi, ditangannya ada beberapa lembar kertas yang dibawa.

"Hai sayang" mentari menghampiri dan mengusap kepala farel "mas Rony" kemudian dia menyapa Rony sambil mengaggukkan kepalanya. Rony membalasnya dengan senyuman

"Saya permisi kesana dulu yaa, ada berkas pasien yang harus saya lengkapi, adek harus makan yang banyak yaaa biar cepet sembuh" ucap mentari pada rony dan farel.

"Rel masuk ke kamar lagi yok, udah mau magrib ini, om mau sholat"

"Alel mau sholat juga"

"Oke jagoan"
________________________________________

Setelah menyelesaikan urusannya, mentari kembali melewati tempat duduk dimana dia bertemu Rony dan farel tadi, terlintas di kepalanya bagaimana dia melihat Rony menyuapi farel dengan telaten tadi, dia tersenyum mengingatnya, hatinya menghangat.

Seperti Seharusnya Where stories live. Discover now