Dunia Memang Sempit

5.4K 370 10
                                    

Satu jam setelah dipasangkan infus, kondisi farel mulai membaik, demamnya juga sudah mulai turun, mungkin karna efek obat yang diberikan lewat infus tadi. Obat yang diberikan lewat jalur Infus memang memiliki reaksi yang lebih karna langsung dialirkan melalui pembuluh darah vena sehingga reaksinya bisa lebih cepat dibandingkan dengan obat oral atau biasa kita kenal dengan obat minum. Hasil laboratorium Farel pun sudah keluar dan Mentari segera mengampiri bed tempat farel karna akan menjelaskan pada keluarganya.

“Permisi, maaf mengganggu” ucap Mentari yang mengalihkan perhatian semua orang yang ada disana. Iya disana sudah ada Kinan, Randi, Ayah, Bunda, Rony dan Jingga dan tentunya Ferel yang saat ini tertidur di bed. Iyaa setelah demamnya turun bocah itu tidur dengan nyenyak di bed rumah sakit.

"Bu salsa" ucap jingga

"Hai jingga, siapa yang sakit ini"

"Ini keponakan saya bu, anaknya kakak saya"

"Dunia memang sempit ya, tadi ketemu di kampus sekarang ketemu disini lagi"

"Hehe, iya bu"

“Hasil darah Adek Farel sudah keluar yaa, saya jelaskan sedikit, disini Leukositnya 15.000, nilai normal nya harusnya 4.000 sampai 10.000 per microliter darah. Leukosit itu salah satu penanda adanya infeksi. Infeksinya disini kemungkinan asalnya dari Tifoid, tadi kami juga meriksa Tifoid di Laboratorium dan hasilnya Positif. Jadi demam adek farel yang sudah satu minggu ini dikarenakan ada bakteri Salmonella Typhi namanya yang masuk ke saluran cerna dimana bakteri itu yang menjadi penyebab Tifoid nya. Saya sarankan di rawat inap saja yaa supaya kondisinya bisa kami pantau terus"

“Lakukan yang terbaik, kami setuju” ucap randi

“ Baik, kalau begitu nanti salah satu dari keluarga pasien ikut saya ya untuk tanda tangan persetujuan, sekaligus mengurus administrasi, setelah itu nanti baru Farel akan dipindahkan ke ruangan. Kalau begitu saya permisi yaaa..” Mentari berlalu dari hadapan keluarga tersebut yang kemudian diikuti oleh Randi

Segala gerak-gerik dokter Mentari tidak lepas dari pandangan Rony, bahkan sampai dokter Mentari berlalu dari bed kepoonakannya pandangan rony masih mengikutinya.

“Bang, mata sama leher lo ga pegel apa dari tadi merhatiin Bu salsa mulu” ucap jingga meledek abangnya

“Apaan si loo, kenapa jadi merhatiin gue, nohh perhatiin Farel yang lagi sakit”

“ Yeeee ngaca bang, mustinya lo yang merhatiin Farel yang lagi sakit, ini malah merhatiin dokternya, naksir kan lo”

“Udahh..udah kenapa jadi pada rebut disini sih, mending beli makan sana, mba sama bundamu pasti belum makan itu” Ucap Ayah melerai pertikaian mereka

“Oke ayah, yokk bang” ajak Jingga sambil menarik tangan Rony keluar

"Kok lo bisa kenal sama dokter tadi ?"

"Iyalah itu dosen di kampus adek bang, namanya bu salsa"

"Kok lo manggil salsa ? Gue denger dari perawatnya dia di panggil dokter mentari"

"Ya kan nama dia dokter Mentari Salsabila Arini, di kampus juga gt ada yg manggil bu salsa ada yang manggil bu Mentari juga. Lo ngapain sih nanya-nanya mulu bang, naksir beneran yaaa??"

"Kepoo" ucap Rony sambil berjalan meninggalkan Jingga
________________________________________

“Lo sendiri aja deh yang pesen makan, gue mau ngerokok dulu disini, pusing gue daritadi”

“Ehh mana ada kayak begitu, ga ada yang bayar nanti, ayoo abang” dengan malas Rony melangkah mengikuti Jingga

Suasana kantin Rumah Sakit yang ramai membuat Rony semakin malas. Dia membiarka Jingga saja yang memesan, tapi sebelum itu sudah dia berikan beberapa lembar uang berwarna merah supaya adiknya tidak berisik terus. Dia duduk di salah satu meja dan menyalakan rokoknya.

“Mas maaf, sebaiknya merokok di area terbuka saja, supaya asapnya tidak kemana-mana, kebetulan disini disediakan tempat khusus untuk merokok” ucap seseorang di belakang Rony

Tanpa menengok siapa orang tersebut Rony menjawab  “bisa ga sihh ga usah ngurusin orang, orang ga ada larangan juga ngerokok disini”

“Coba hadap belakang dulu mas, itu himbauannya ada di belakangnya mas”
Rony Memutar badanya, seketika dia terkejud dengan siapa Wanita yang menegurnya tadi, terlebih lagi dia membaca Himbauan dilarang merokok tepat di tembok belakang wanita tersebut, seketika wajahnya merah menahan malu “Malu banget gueeee…” Batin Rony

“Tulisannya jelas kan mas” Ucap Mentari

“Iya dok, maaf tadi saya tidak baca”

“lain kali di perhatikan lagi ya mas, disini ada beberapa orang yang tidak bisa mencium asap rokok dan tidak diperbolehkan untuk mencium asap rokok”

“baik dok” Rony kikuk sendiri setelahnya. Setelah menyadari kebodohannya barusan dia juga sekaligus deg-degan saat melihat Mentari secara langsung tanpa ada masker yang menutupi wajahnya. “ini kali ya yang dibilang cantiknya menenangkan hati”gumam Rony dalam hatinya
________________________________________

Mentari berjalan menuju parkiran rumah sakit, shift nya sudah selesai dan dia ingin segera pulang karna kram perut yang dialaminya semakin menjadi saja, dia butuh untuk segara rebahan sekarang. Sesampainya di depan mobilnya ia semakin kesal karna ada mobil yang parkir tepat di depan mobilnya, sedangkan di posisi kanan dan kiri mobilnya dihimpit oleh mobil-mobil dokter lain.

“Pak, ini gimana kok ada mobil yang parkir di depan mobil saya” ucap Mentari pada satpam yang berjaga

“Maaf bu dokter, sepertinya ini mobil pasien yang buru-buru masuk tadi”
Mentari menghembuskan nafasnya untuk mengontrol emosinya, “Yasudah pak saya tunggu saja di dalam sambil menunggu yang punya keluar buat mindahin” Mentari berlalu masuk kedalam mobilnya, menyalakan Ac kemudian merebahkan tubuhnya sejenak.
_________________________________________

Setelah 15 menit berada di dalam mobil, mentari menyadari bahwa ada orang yang akan memasuki mobil yang menghalangi mobilnya, ia kemudian turun untuk memperingatkan si pemilik mobil tersebut

"Mas lain kali kalau parkir yang bener yaa, jangan halangin mobil orang kayak gini" ucap mentari dengan kesal
Selah melihat si pemilik mobil mentari berdecak
"Mas nya lagi yaa, ternyata selain ga tau aturan merokok sekarang ga tau aturan parkir juga ya"

Rony yang mendengar ucapan kesal dari mentari sungguh merasa tidak enak
"Maaf dok, tadi saya buru-buru masuk karna panik, jadi parkir seadanya"

"Kan setelahnya bisa di pindahin mas"

"Saya benar-benar lupa dok, sekali lagi maaf ya"

"Yasudah pindahkan sekarang, saya buru-buru mas"

Rony segera masuk mobil dan memindakan mobilnya dari hadapan mentari. "Bodoh banget loo Ron, dalam sejam udah 2 kali di omehin cewek" ucapnya pada dirinya sendiri

Seperti Seharusnya Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin