Perjuangan

4.6K 622 60
                                    

Salsa menarik nafasnya kemudian mengjembuskannya. Kini dia sudah berada di belakang kemudi mobil Rony ditemani Mbok Marni di sampingnya.

"Ibu kita tunggu sebentar saja ya, itu Amang lagi nyari kendaraan di depan"

"Gpp mbok, saya kuat kok"

"Ibu jangan begini ya, mbok takut ibu kenapa-kenapa"

"Saya bisa kok"

Mobilnya mulai bergerak keluar dari tempat parkirnya, segala doa dipanjatkan Mbok Marni melihat kondisi Salsa. Perlahan Mobil Salsa mulai keluar dari halaman rumahnya, saat hendak keluar dari gerbang komplek ada mobil yang berhenti persis di depan mobilnya, sehingga Salsa juga berhenti.

"Alhamdulillah bapak"

Rony langsung membuka pintu mobil samping kemudi.

"Kamu kenapa nekat banget sih orangnya, kamu sadar ga keadaan kamu kayak gimana, masih aja kamu maksain diri mau nyetir mobil, kamu pikir diri kamu sehebat apa Salsa bisa nyetir sendiri sampai ke rumah sakit"

"Mas Rony jangan marah, perut aku sakit mas" Salsa sudah meringis kesakitan, keringatnya sudah terlihat jelas di dahi nya. Rony langsung menggendong istrinya, memindahkannya kedalam Mobilnya.

"Mbok ikut saya, mang tolong urus mobil yang dipakai Salsa"

Setelahnya Rony langsung mrlajuka mobilnya dengan kecapatan diatas rata-rata. Salda beradai di belakangnya ditemani oleh Mbok Marni

"Mas Rony sakitt"

"Iya sayang sabar ya, sebentar lagi kita sampai"

Rony sudah panik setengah mati sekarang, baru pertamakali dia melihat Salsa seperti itu. Sesampainya di rumah sakit, dia langsung menggendong Salsa menuju IGD diikuti oleh mbok marni di belakangnya. Salsa langsung di sambut oleh teman-teman kerjanya, mereka dengan cekatan mengarahkan Rony.

"Ya Allah Salsaa" Nana datang menghampiri

"Nana tolong istri saya"

"Iya mas Rony, kita langsung ke MNE yaa"

Selanjutnya Salsa di dorong menuju ruangan khusus persalinan. Disana sudah ada dokter fitri yang menunggunya.

"Dok tolong istri saya dok"

"Iya pak Rony tenang yaa"

Salsa kemudian diperiksa oleh dokter Fitri dan beberapa bidan. Rony sejak tadi masih memegang tangan Salsa sambil mengusap keringat istrinya.

"Sabar yaaa, kamu kuat sayang" tangan Salsa bergetar saat memegang tangan Rony

"Sabar yaaa, kamu kuat sayang"

"Mentari baru bukaan 3 ya, kita tunggu bukaannya bertambah, Sekarang bisa sambil jalan-jalan dulu atau duduk di gymbal, kamu kuat nak?"

"Iya bu dokter"

"Yasudah pak Rony dibantu ya istrinya"

Rony mengelap keringat Salsa dengan lengan bajunya.

"Kamu masih kuat sayang?"

"Iya mas, bantu aku berdiri"

"Kamu bisa?"

Salsa hanya mengangguk, Rony kemudian membantunya bangun dari tidurnya kemudian merapikan pakaian Salsa, lalu memasangkan sendal, setelahnya dia membantu Salsa berdiri.

"Kita jalan keluar mas, kamu bantu aku"

"Iya sayang pelan-pelan yaa"

Rony menuntun Salsa berjalan mengelilingi ruangan. Dia menarik nafasnya pelan kemudian menghembuskannya lagi. Keringatnya sudah bercucuran. Rony dengan siaga mengelap keringat istrinya. Padahal keringatnya juga sudah bercucuran sejak tadi.

Seperti Seharusnya Onde histórias criam vida. Descubra agora