Selamat

7.1K 462 15
                                    

Auraline membuka kedua matanya yang langsung mendapati atap ruangan yang serba putih, oke sepertinya kali ini dia terbangun ditempat yang aman, hal itu membuat Auraline menghembuskan nafasnya lega.

Auraline melihat sekeliling yang ternyata saat ini dirinya sedang berada diruang rawat inap rumah sakit, Auraline menatap tangannya yang ternyata sedang diinfus, sepertinya si pengendara mobil itu berhasil membawanya ke rumah sakit, Auraline sudah memastikan dengan jelas sebelum pingsan bahwa si pengendara mobil itu adalah Delano. Kebetulan yang bagus.

Kedua mata Auraline melihat sesosok lelaki yang saat ini sedang tertidur pulas disebuah sofa ruangan ini, sepertinya ruangan ini adalah ruangan rawat inap VVIP yang dimiliki rumah sakit, terlihat dari luasnya ruangan ini dan hanya ada dirinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kedua mata Auraline melihat sesosok lelaki yang saat ini sedang tertidur pulas disebuah sofa ruangan ini, sepertinya ruangan ini adalah ruangan rawat inap VVIP yang dimiliki rumah sakit, terlihat dari luasnya ruangan ini dan hanya ada dirinya sendiri.

"Aw" Auraline meringis saat merasakan sakit dikedua pipinya yang membengkak karena tamparan kencang Darka.

"Lu udah bangun?" Tanya lelaki itu yang ternyata adalah Delano.

Delano nampak bangun dari tidurnya dan berjalan menghampiri Auraline yang sedang berbaring lemah diranjang rumah sakit, Delano nampak duduk dikursi yang berada disebelah ranjang.

"Jangan ngomong dulu, lu istirahat aja yang cukup, kata dokter lu butuh istirahat yang banyak karena lu baru aja melewati masa sulit, lu hampir koma tadi" jelas Delano yang tadi pun lelaki itu cukup terkejut dengan pengakuan dokter yang mengatakan jika Auraline kemungkinan akan mengalami koma tapi takdir masih berpihak kepada gadis itu terbukti dengannya yang bangun saat ini tidak jadi koma.

"Terimakasih" ucap Auraline tulus, jujur tidak ada kata selain ucapan terimakasih yang Auraline ucapkan untuk lelaki ini.

"Iya sama-sama, pihak rumah sakit tadi sudah ngehubungi orang tua lu, tapi mereka belum dateng sampai sekarang mangkanya gue masih disini" ucap Delano menjelaskan.

"Dimana handphone gue?" Tanya Auraline dengan lemah.

"Gak tau, saat lu pingsan disebelah mobil gue gak ada apa - apa selain tubuh lu, mangkanya gue minta tolong pihak rumah sakit buat menghubungi orang tua lu" jelas Delano.

"Pasti diambil orang itu" ucap Auraline dengan nada lirih.

"Diambil siapa? Lu kenapa sih sebenernya?" Tanya Delano yang sejujurnya dari tadi lelaki itu terus bertanya-tanya tentang apa yang dialami Auraline, hingga sampai separah itu, bahkan dokternya tadi mengatakan jika kedua tulang lengan gadis itu bergeser.

Auraline hanya diam, dia masih takut untuk mengungkapkan yang sebenarnya, dia masih sangat trauma saat mengingat kejadian tadi yang bagai di neraka.

"Oke lu gak perlu jawab sekarang" ucap Delano cukup paham akan situasi saat ini, lalu lelaki itu mengeluarkan ponselnya.

"Nih lu mau coba menghubungi keluarga lu lagi? Pakai ponsel gue aja" ucap Delano sambil menyerahkan ponselnya.

Auraline menerima ponsel itu lalu berfikir sejenak, dia tidak hapal nomer kedua orangtuanya, lalu siapa yang harus dia hubungi? Tiffany? Aduh Auraline juga tidak mengingat nomer gadis itu, lalu siapa? Auraline berusaha berfikir lalu seketika dia mengingat, oh iya dia ingat nomer Agam.

Explore The Novel World Where stories live. Discover now