Musim Salju

10.6K 527 1
                                    


"Yey salju" ucap Auraline dengan senang sambil berlari menuju taman disebelah rumahnya.

"Hati - hati licin non" teriak sang pelayan dengan nada khawatir, Auraline tidak mendengarkannya gadis itu masih terus berlari hingga sampai di taman.

"Yaampun ternyata gini ya rasanya salju" ucap Auraline sambil memegang setumpuk salju.

Salju nampak masih turun ke bumi, Auraline merasakan bulir - bulir salju menyentuh wajahnya, yaampun rasanya dingin namun Auraline menyukainya.

"Bi tolong fotoin aku dong" ucap Auraline kepada salah satu pelayan yang nampak sedang membersihkan jalan.

Dengan cepat pelayan itu berjalan menghampiri Auraline dan mengambil ponsel milik gadis itu.

Ckrek

"Satu kali lagi bi" ucap Auraline lalu mengganti pose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Satu kali lagi bi" ucap Auraline lalu mengganti pose.

"Oke makasih bi" ucap Auraline dengan riang lalu mengambil ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oke makasih bi" ucap Auraline dengan riang lalu mengambil ponselnya.

"Non mau bikin bebek - bebek kan salju?" Tanya sang pelayan.

"Emang bisa bi?" Tanya Auraline bingung.

"Iya bisa dong, bibi punya alatnya" ucap pelayan itu.

"Mau bi mau" ucap Auraline dengan antusias.

"Sebentar ya non saya ambilkan dulu alatnya" ucap pelayan itu lalu berjalan memasuki rumah.

Auraline menunggu sang pelayan sambil bermain salju dan berputar - putar tidak jelas, jujur gadis itu sangat menyukai salju.

"Nih nona" ucap sang pelayan sambil memberikan alat berbentuk bebek.

"Cara pakainya gimana Bi?" Tanya Auraline bingung.

Lalu setelahnya sang pelayan nampak mengajari Auraline cara menggunakan alat itu.

"Oh iya paham aku paham" ucap Auraline dengan antusias.

"Tunggu sebentar nona, pakai syal ini agar tidak terlalu terasa dingin" ucap sang pelayan sambil menyerahkan syal untuk Auraline.

"Oke terimakasih bi" ucap Auraline dengan senang lalu melilitkan syal itu di lehernya, jujur dia juga sudah merasa sangat dingin saat ini. Pelayannya itu cukup peka ya.

Setelahnya Auraline nampak asik membuat banyak sekali bebek - bebek salju dengan alat yang diberikan pelayannya.

"Yaampun gue cariin dari tadi, taunya lu ada disini" ucap Tiffany yang saat ini sudah rapih dengan seragam sekolahnya dilengkapi juga jaket tebal berbulunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yaampun gue cariin dari tadi, taunya lu ada disini" ucap Tiffany yang saat ini sudah rapih dengan seragam sekolahnya dilengkapi juga jaket tebal berbulunya.

"Iya Fan, liat deh gue buat bebek - bebek kan salju, lucu banget kan" ucap Auraline dengan senang sambil menunjukkan bebek salju buatannya kepada Tiffany yang menatapnya malas.

"Kaya anak kecil deh lu, udah buruan siap - siap kita berangkat ke sekolah" ucap Tiffany dengan nada kesal sambil menarik Auraline untuk masuk ke dalam rumah.

"Ih gue males sekolah, Fan" ucap Auraline jujur sambil berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Tiffany.

"Udah bodoh makin bodoh deh lu kalau gak masuk sekolah terus" ucap Tiffany sambil terus menarik Auraline masuk ke dalam rumah.

"Ih gue pinter tau" ucap Auraline tidak mau kalah.

"Iya lu cuman pinter bolos, sisanya bodoh" ucap Tiffany dengan nada meledek, tanpa sadar mereka sudah memasuki rumah.

"Cepet mandi, ganti baju, terus kita berangkat, pasti jalanan macet deh karena terhambat salju" ucap Tiffany sambil mendorong gadis itu untuk menaiki tangga.

"Iya iya bawel banget" ucap Auraline kesal sambil memanyunkan bibirnya dan melangkah dengan terpaksa menuju kamarnya.

Setelah bersiap Auraline dan Tiffany pergi menuju sekolah dengan sang supir yang mengantarnya.

Setelah sampai disekolah, Auraline segera turun dari mobilnya dan dia mengerutkan keningnya bingung dengan kerumunan murid yang berada diparkiran.

"Kenapa tuh?" Tanya Auraline kepada Tiffany lalu gadis itu dengan penasaran berjalan menuju kerumunan.

"Wow" ucap Auraline saat melihat baret panjang pada mobil mewah entah punya siapa itu.

Auraline cukup terkejut saat melihat Syakira yang nampak sedang ketakutan dengan memegang sepeda lusuhnya, oh sepertinya Auraline paham situasi saat ini, kemungkinan besar Syakira yang menyebabkan baret panjang dimobil mewah itu.

"Mati deh tuh cewe"

"Gila berani banget dia ngebaretin mobil mahal itu pakai sepedahnya yang lusuh"

"Cewe kampung"

"Cewe miskin aja banyak gaya"

Begitulah cemooh dari beberapa murid yang sedang bergerumbul itu terdengar begitu keras, dan bisa Auraline tebak jika Syakira juga mendengarnya.

"Minggir" ucap seorang lelaki dengan nada yang begitu mengerikan, yang tentu kalian sudah tahu siapa dia, iya dia adalah Geovano.

Geovano nampak menampilkan raut wajah datarnya sambil menatap tajam ke arah mobilnya yang saat ini terdapat baret cukup panjang, hal itu membuat lelaki ini geram sambil mengepalkan kedua tangannya erat.

"Njir, siapa yang ngelakuin ini woi? Ngaku" ucap Argavi yang cukup terkejut saat melihat kondisi mobil Geovano saat ini.

Setelah Auraline ingat - ingat ternyata adegan ini pernah muncul di dalam cerita novelnya, oh pantes saja, ini juga salah satu adegan yang membuat sang pemeran utama wanita semakin terikat dengan pemeran utama laki - laki.

"Ayo kita masuk fan" ucap Auraline nampak tidak perduli, jujur gadis itu sudah tahu apa yang terjadi kedepannya jadi untuk apa dia sibuk menontonnya saat ini, lagian hawa diluar semakin dingin bisa - bisa Auraline mati membeku jika masih berada diluar.

"Lu gak kepo?" Tanya Tiffany sambil berjalan mengikuti Auraline menuju kelasnya.

"Gak, udah ketebak" jawab Auraline acuh sambil terus berjalan.

Memang benar ko ceritanya sudah ketebak, setelah itu pasti si pemeran utama wanita akan mencoba meminta maaf dan pemeran utama lelaki itu memberikan syarat untuk dia bisa memaafkan kesalahan sang pemeran utama wanita, ya tentu saja harus menjadi babunya selama dua bulan, iya Auraline mengingat adegan itu dengan jelas.

#_#_#_#

Jangan lupa vote dan komennya ya guys :)

Mau musim salju juga ih :(

Explore The Novel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang