Cemburu?

10.7K 519 44
                                    

"Besok orang tua gue balik fan" ucap Auraline dengan nada sedih sambil menatap Tiffany yang saat ini sedang duduk dibangku kelas, mereka berada disekolah.

"Oke, pulang sekolah ini gue akan pulang ke rumah" ucap Tiffany.

"Lu harus terus menghubungi gue ya, dan kalau ada apa - apa lu harus telpon gue" ucap Auraline dengan serius, jujur dia sangat mengkhawatirkan temannya itu.

"Iya santay aja Al, gue udah biasa ko ngadepin ini" ucap Tiffany.

"Pokoknya lu harus terus ngabarin gue, nanti kalau orang tua gue balik dinas luar kota lu harus nginep lagi di rumah gue, wajib itu" ucap Auraline dengan nada menegaskan.

"Oke" jawab Tiffany nampak tidak ingin beradu argumen dengan Auraline.

"Pintar, oh iya gimana hubungan lu sama Argavi? Udah jadian ya lu berdua" ucap Auraline meledek.

"Amit - amit" ucap Tiffany dengan nada jijiknya.

"Awas loh, benci bisa jadi cinta" ucap Auraline memperingati.

"Gak akan" tegas Tiffany.

Setelahnya Auraline tertawa senang, dia merasa lucu melihat tingkah Tiffany yang tidak seperti biasanya, gadis ini terlihat sedang salah tingkah, yaampun lucunya, siapa juga coba yang menebak jika hubungan antara Tiffany dan Argavi menjadi sedekat ini, padahal di cerita novelnya jelas mereka sangat bermusuhan sampai saling menjatuhkan satu sama lain, jika mengingat itu membuat Auraline senang karena dia bisa mengubah alur cerita ini menjadi lebih bahagia untuk semuanya.

"Aduh mules gue" ucap Auraline lalu bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kelas menuju toilet.

Sepanjang perjalanan menuju toilet Auraline nampak melihat sekeliling lalu matanya tidak sengaja melihat sosok Geovano yang saat ini sedang duduk ditaman belakang sekolahnya, nampak lelaki itu sedang merokok, njir berani sekali lelaki itu, waduh memang kuasa pemeran utama lelaki itu memang hebat.

Dengan penasaran Auraline berjalan menuju Geovano yang nampak tidak mengenakan seragam sekolahnya, hanya mengenakan kaus hitam beserta jaket hitam tebalnya, celana abu - abu dan topi dikepalanya.

"Berani banget ya lu ngerokok disini" ucap Auraline kagum lalu menepuk tangannya.

Geovano hanya diam melihat kedatangan Auraline, entahlah sejak kapan Auraline merasa jika Geovano tidak semenakutkan dulu, atau mungkin karena lelaki itu sudah mulai mencintai pemeran utama wanita ya jadinya terlihat sedikit lembut.

Auraline membulatkan kedua matanya terkejut saat melihat kondisi Geovano saat ini yang penuh dengan lebam diwajahnya, bahkan masih ada noda darah disudut bibir lelaki itu.

"Lu kenapa? Yaampun" ucap Auraline lalu duduk disebelah lelaki itu, wajah tampan Geovano saat ini terlihat berantakan karena banyaknya luka lebam.

Geovano hanya diam sambil menyesap rokoknya dalam - dalam, sungguh Auraline yang melihatnya, merasa bahwa pasti lelaki ini sedang memiliki masalah, oke mari Auraline sedikit mengingat tentang isi di dalam cerita novelnya mengenai si pemeran utama lelaki ini.

Sepertinya Geovano dipukuli oleh ayahnya, karena setau Auraline ayah lelaki itu sering kasar kepadanya karena memang Geovano yang sering melawannya, sebenarnya baik Geovano maupun Chakra sama - sama membenci ayah mereka, karena bukan hanya sikap brengseknya yang sering berselingkuh, lelaki tua itu juga sangat kasar baik dengan ibu mereka maupun dengan mereka sendiri, tempramental yang ternyata juga cukup menurun di kedua anaknya, gen memang kuat ya.

"Lu tunggu sini dulu, gue mau ambil p3k" ucap Auraline lalu berlari menuju UKS.

Dengan cepat Auraline mengambil kotak p3k dan berjalan kembali menuju taman, ditaman dia melihat ada Syakira yang duduk disebelah Geovano nampak mereka sedang berbicara, melihat itu membuat Auraline mengundurkan niatnya untuk mendekati mereka, aduh dia harus gimana sekarang? Dia tidak bisa mengacau begitu saja adegan kedua pemeran utama itu kan? Jadi dengan perasaan sedikit sedih yang entah kenapa Auraline rasakan  akhirnya gadis itu berjalan kembali menuju UKS untuk menaruh kotak p3k nya.

####


"Gue males pulang" keluh Auraline saat bel pulang sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran hari ini sudah berakhir dan waktunya pulang ke rumah masing - masing.

"Yaudah mau kemana?" Tanya Tiffany jujur gadis itu juga malas pulang apalagi hari ini dia harus pulang ke rumahnya yang bagai neraka itu.

"Kita manjat tebing yu" ucap Auraline ngaco yang membuat Tiffany dengan reflek memukul kepala gadis itu pelan.

"Kenapa sih pikiran lu random banget, heran gue" ucap Tiffany dengan tidak habis pikir.

"Ayo fan" ajak Auraline sambil tersenyum dengan polosnya.

"Ogah, ngapain juga dingin - dingin manjat tebing mau dimakan beruang salju lu hah?" Kesal Tiffany lalu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kelas, jujur dia sudah pusing mengurus manusia satu ini.

"Ih" kesal Auraline lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Tiffany.

Mereka berdua pun tiba di parkiran, mata Auraline tidak sengaja bertatapan dengan manik mata kelam milik Geovano, dengan secepat kilat gadis itu memalingkan wajahnya, entahlah dia jadi kesal saat melihat Geovano saat ini.

"Kemana lu tadi?" Tanya Geovano dengan nada datarnya yang saat ini lelaki itu sudah berada dihadapan Auraline.

"Kelas" jawab Auraline acuh masih dengan memalingkan wajahnya, jujur dia tidak ingin bertatapan dengan lelaki itu.

"Tatap mata gue kalau ngomong" ucap Geovano sambil memegang dagu Auraline dan mengarahkan lurus ke arahnya.

Mereka berusa bertatapan dengan lekat hingga membuat jantung Auraline berdegup begitu kencang, aduh kenapa sih jantung ini murahan banget, masa sama semua cowo berdetak kencang heran deh Auraline, kan jadi terlihat dia yang gatel.

"Gue nungguin lu tadi" ucap Geovano dengan nada datarnya.

"Kan udah ada Syakira ngapain juga gue perlu ngobatin lu lagi" ucap Auraline tanpa sadar dengan nada ketus.

Geovano nampak menarik sudut bibirnya lalu segera memegang pergelangan tangan gadis itu dan membawanya menuju mobil milik lelaki itu, hal itu membuat Auraline sedikit memberontak.

"Lepasin, lu mau bawa gue kemana?" Tanya Auraline sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan lelaki itu, aduh tidak Kaka tidak Adek suka sekali mencengkram tangan orang.

"Masuk" ucap Geovano memerintah Auraline untuk memasuki mobil mewahnya itu.

"Gak" ucap Auraline menolak dengan ketus.

"Lu cemburu?" Tanya Geovano sambil menatap Auraline dengan datar.

####

Jangan lupa vote dan komennya ya guys, biar aku semangat nulisnya :)

Hayooooo, kalian tim siapa nih? Tim Geovano? Tim Chakra? Tim Argavi? Atau tim Agam?




Explore The Novel World Where stories live. Discover now