Badai Salju

10.9K 461 2
                                    

Auraline berjalan dengan lemas meninggalkan cafe, jujur tubuh Auraline sangat lemas, bahkan kakinya terasa pegal, sepertinya Caralya tidak pernah berolahraga deh oleh sebab itu saat dirinya berlari walau hanya sebentar namun sudah terasa pegal - pegal.

Auraline merapatkan jaket tebalnya itu, rasanya dingin sekali malam ini, salju nampak menghiasi pepohonan, itu terlihat indah, entahlah dia terlalu banyak mengeluh selama ini sampai tidak melihat betapa indahnya dunia ini, bukan orang - orang yang berada didalamnya tetapi suasana lingkungan didunia ini sangat menenangkan dan begitu indah.

Auraline melihat sebuah mobil mewah berhenti tepat dihadapannya, saat ini Auraline sedang berjalan entah kemana arahnya, dia tidak memesan taxi online sama sekali, jadi dia cukup bingung dengan mobil mewah yang berada dihadapannya ini.

"Naik" ucap seseorang yang berada didalam mobil itu sambil menurunkan kaca mobilnya, Auraline yang melihat itu dengan cepat berjalan meninggalkannya dengan acuh.

Lelaki itu adalah Chakra, masa bodo, Auraline sudah sangat kesal dengan lelaki itu, dia terus berjalan menjauhi mobil itu, namun Chakra justru mengikuti Auraline dari dalam mobilnya, lelaki itu men sejajarkan mobilnya dengan langkah kaki Auraline.

Auraline yang melihat itu dengan jengkel berhenti berjalan dan menghentak kan kakinya kesal, maunya apa sih cowo ini, kesal deh Auraline. Melihat Auraline yang berhenti, mobil itu ikut berhenti, jalanan sudah sepi karena saat ini pukul 00.12.

"Naik" ucap Chakra lagi dengan nada tegasnya yang menuntut, namun hal itu tidak membuat Auraline goyah, gadis itu tetap tidak akan menuruti lelaki jahat ini.

"Kenapa gue harus naik? Mau lu marahin lagi? Mau lu bentak lagi gue kaya semalam? Gitu hah?" Tanya Auraline dengan nada ketusnya.

"Naik, sebentar lagi mau ada badai salju" ucap Chakra dengan nada datarnya.

"Gue gak sudi naik mobil sama lu" kesal Auraline lalu kembali berjalan, gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu memesan taxi online.

"Naik Alya" ucap Chakra dengan nada mengerikannya sambil menyembunyikan klakson mobilnya yang sanggup membuat Auraline memberhentikan langkahnya.

Lelaki itu nampak keluar dari mobilnya lalu berjalan menghampiri Auraline yang saat ini menatapnya dengan tajam, lelaki itu masih dengan wajah datarnya, tidak ada tatapan tajam yang di arahkan lelaki itu kepada Auraline.

"Kenapa? Lu sendiri kan yang bilang gak mau diatur sama gue, terus lu juga yang ngusir gue jadi kenapa sekarang lu nyuruh gue ikut masuk ke mobil lu?" Tanya Auraline dengan kesal, jujur dia bingung harus menghadapi lelaki ini seperti apa lagi.

"Mau ada badai salju, naik ke mobil gue sekarang" ucap Chakra dengan tatapan datarnya.

"Jangan sok peduli, biarin aja gue lebih baik mati, lagian juga kalau gue mati gak ada ruginya buat lu, justru mungkin lu akan senang" ucap Auraline menumpahkan seluruh ke kesalan nya.

"Gue gak akan biarin lu mati" ucap Chakra menatap kedua mata Auraline dengan dalam yang mampu membuat gadis itu diam seribu bahasa, entahlah dia seolah terhipnotis oleh tatapan lelaki itu yang berbeda dari biasanya.

"Kenapa?" Tanya Auraline tanpa sadar.

"Ayo naik kita harus cari tempat aman" ucap Chakra lalu menarik tangan gadis itu menuju mobilnya.

"Gak mau, gue gak mau sama lu" ucap Auraline sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Chakra pada tangannya.

"Ayo" ucap Chakra dengan nada ketusnya sambil mencengkram tangan Auraline dengan kuat, lelaki itu terus menarik Auraline hingga gadis itu memasuki mobilnya.

Explore The Novel World Where stories live. Discover now