Kekuatan Pemeran Antagonis

19K 789 3
                                    

Auraline berdecak kagum saat melihat tubuhnya saat ini yang mengenakan seragam sekolah, terlihat begitu indah, entah sudah ke berapa kalinya gadis itu kagum dengan wajah dan tubuhnya saat ini sejak dirinya berada di dunia novel ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Auraline berdecak kagum saat melihat tubuhnya saat ini yang mengenakan seragam sekolah, terlihat begitu indah, entah sudah ke berapa kalinya gadis itu kagum dengan wajah dan tubuhnya saat ini sejak dirinya berada di dunia novel ini.

"Apa karena ini imajinasi penulisnya ya mangkanya jadi terlihat begitu sempurna" ucap Auraline membatin.

"Tuk tuk tuk"

"Iya silahkan masuk" ucap Auraline lalu segera bersiap memasuki beberapa barangnya ke dalam tas.

"Sarapannya sudah siap nona, ada tuan besar dan nyonya yang sedang menunggu anda " ucap sang pelayan sopan lalu ditanggapi anggukan kepala Auraline dan setelahnya gadis itu berjalan sambil menenteng tas sekolahnya yang mahal ini menuruni tangga menuju ruang makan.

Sepanjang perjalanan jantung Auraline tidak henti - hentinya berdetak begitu kencang, karena baru hari ini dia makan bersama dengan kedua orang tua Caralya, gadis yang tubuhnya sedang dia pakai ini.

"Harus berbicara apa nanti dia? Apa haruskah dia diam saja?" Banyak sekali pertanyaan lain yang terlintas di kepala Auraline saat ini hingga tanpa sadar gadis itu sudah sampai diruang makan yang cukup besar dengan meja panjang yang terletak ditengah- tengah ruangan.

Disana sudah terdapat kedua orang tua Caralya yang nampak sedang menunggunya untuk sarapan bersama, setau Auraline keluarga gadis ini tidak akur, bahkan kedua orang tuanya itu saling selingkuh namun mereka tidak berniat untuk bercerai karena urusan bisnis tentunya, bahkan mereka berdua pun menikah karena keperluan bisnis.

"Lama sekali kau bersiap" ucap sang ayah dengan raut wajah datar.

Caralya adalah tokoh yang diceritakan sebagai gadis kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, karena kedua orang tuanya itu hanya memikirkan bisnis keluarga mereka masing - masing tanpa mempertimbangkan perasaan Caralya sebagai anaknya yang butuh kasih sayang mereka, oleh sebab itu Caralya tumbuh menjadi gadis yang egois dan haus akan kasih sayang.

"Maaf ayah" jawab Auraline sopan lalu duduk dibangkunya.

Setelah itu mereka semua makan dengan tenang, tidak ada percakapan lagi hingga makan selesai, lalu keduanya pergi dengan begitu saja meninggalkan Auraline sendiri.

"Gue jadi kangen ayah dan ibu" ucap Auraline tanpa sadar sambil menelungkup kan wajahnya di meja makan.

Sungguh gadis itu merindukan sosok kedua orang tuanya, meski keluarganya tidak sekaya keluarga Caralya namun keluarganya memiliki kehangatan yang tidak dimiliki oleh keluarga ini.

"Kapan ya gue bisa balik lagi?" Tanya gadis itu entah kepada siapa dia memang suka di tempat ini yang penuh dengan banyak barang mewah yang sebelumnya tidak bisa dia dapatkan namun dia juga tidak ingin tinggal di tempat ini selamanya.

"Non, jika sudah selesai sarapannya, nona bisa segera berangkat ke sekolah diantar oleh supir yang sudah siap di depan" ucap seorang pelayan ramah.

"Bi" ucap Auraline dengan nada lirih kepada pelayan yang memang dia panggil "Bibi" habisnya jika dipanggil nama Auraline nanti pusing sendiri karena banyaknya pelayan dirumah ini dan harus menghafalkan satu persatu nama beserta wajahnya itu cukup membuat pusing.

Explore The Novel World Where stories live. Discover now