Tertusuk

13.3K 711 8
                                    

"Mba bangun mba" ucap seseorang membangunkan Auraline sambil menepuk-nepuk punggung gadis itu.

Auraline membuka kedua matanya dan langsung mendapati seseorang lelaki paruh baya yang berada dihadapannya saat ini.

"Mba bangun mba, tokonya mau segera saya tutup" ucap lelaki paruh baya si pemilik toko itu kepada Auraline yang jelas membuat gadis itu langsung sadar sepenuhnya.

"Jam berapa sekarang pak?" Tanya Auraline bingung saat melihat di kaca keadaan langit sudah gelap.

"Jam 21.00 malam mba, dari tadi pagi mbanya tidur tidak bangun - bangun" ucap lelaki paruh baya itu menjelaskan.

Auraline terkejut bukan main, sudah hampir 13 jam dia tertidur di toko ini, yaampun ko bisa ya, padahal tadi sepertinya dia baru sebentar tertidur.

"Maaf ya pak, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Auraline berpamitan lalu tiba-tiba dia teringat sesuatu.

Novel, iya novel itu kemana sekarang? Dengan panik Auraline mencari keberadaan novel yang tadi sebelum dia tidur tergeletak begitu saja dihadapannya namun sekarang novel itu sudah tidak ada disana.

"Pak, apa bapak melihat novel dimeja ini tadi?" Tanya Auraline sambil masih terus menelusuri tempat.

"Novel? Saya tidak melihat novel dari tadi disini" ucap lelaki paruh baya itu cukup bingung.

Setelahnya Auraline menyebutkan ciri-ciri buku novelnya sekaligus judul dari novel itu dan betapa terkejutnya dia ketika pemilik toko itu bilang bahwa novel itu tidak ada ditoko ini bahkan bapak itu tidak merasa pernah menjual novel itu, novel itu seolah hilang ditelan bumi begitu saja.

Dengan pasrah Auraline berjalan meninggalkan toko itu, sungguh dirinya saat ini sudah tidak memiliki semangat, bahkan ingatan dimimpinya tadi terus terngiang dikepalanya membuat Auraline kembali bersedih.

"CK, sialan" umpat Auraline tanpa sadar sambil menendang kaleng minuman yang berada dihadapannya itu.

Auraline saat ini berjalan tanpa arah, sungguh dirinya ingin pulang, dia sudah tidak sanggup berada di dunia ini, dunia yang bahkan dirinya hanya memiliki Tiffany yang dia percayai.

Tanpa sadar Auraline berjalan memasuki gang kecil yang cukup gelap, hingga suara seseorang berteriak mampu membuat Auraline mencari - cari dimana sumber suara itu.

"Anjing" teriak seorang lelaki yang berada tidak jauh dari Auraline.

Disana terdapat empat orang laki - laki dengan satu orang yang membawa senjata tajam, dan satu orang sudah tergeletak ditanah, sepertinya orang itu terkena tusukan.

"Hahaha, mangkanya jangan sok kuat lu njing" ucap laki - laki yang saat ini memegang pisau itu kepada lelaki yang sedang tergeletak ditanah itu.

"Cih, dasar penghianat" ucap lelaki itu dengan nada tajamnya.

"Gue udah muak selama ini sama tingkah lu" ucap lelaki yang memegang pisau itu dengan sedikit berteriak.

"Mati lu sekarang" teriak lelaki itu lalu mulai kembali ingin menancapkan pisau ke arah lelaki yang tergelatak ditanah itu.

Dengan panik Auraline membunyikan sirine polisi diponselnya, lalu gadis itu bersembunyi diantara semak - semak agar tidak terlihat, hal itu ternyata cukup berpengaruh, dengan panik ketiga lelaki itu berlari dengan panik dan hanya menyisakan lelaki yang tergeletak ditanah itu.

"Bangsat" teriak lelaki itu lagi sambil memegangi perutnya yang sepertinya sehabis tertikam pisau.

Setelah dirasa cukup aman, Auraline keluar dari tempat persembunyian nya, lalu segera berlari menuju lelaki yang nampak kesakitan saat ini.

Explore The Novel World Where stories live. Discover now