Truth or Dare

5.2K 314 14
                                    

"Oke, gue ambil mie lu dulu ya" ucap Auraline dengan cepat lalu segera berlari memasuki Villa, gadis itu tidak akan sanggup jika terus berhadapan dengan Chakra yang sedang dalam mode senggol bacok itu.

"Huuu, hampir aja" ucap Auraline merasa lega setelah memasuki Villa, lalu gadis itu berjalan menuju ruang tamu untuk mengambil mienya yang mungkin saja sudah mulai megar.

"Kenapa lu?" Tanya Agam yang entah datang dari mana sudah berada dibelakang Auraline saat ini.

"Njir, kaget gue" ucap Auraline terkejut saat melihat Agam yang tiba-tiba muncul.

"Lu gagal ngebujuk Chakra juga ya ternyata" ucap Agam yang melihat sekitar dan tidak menemukan keberadaan Chakra.

"Iya susah banget" ucap Auraline dengan pasrah.

"Yaudah gue aja yang ngomong sama dia sambil ngasih mie ini, lu temenin aja tuh mereka yang di ruang tamu, kayanya udah mulai akur" ucap Agam sambil menunjuk ke arah ruang tamu yang saat ini keadaannya damai sentosa tidak ada aura permusuhan yang terpancar.

"Semangat Agam, semoga berhasil" ucap Auraline menyemangati lalu berjalan menuju ruang tamu.

"Hallo guys, kalian udah selesai makan? Gimana enak gak mie buatan gue?" Tanya Auraline setelah berada diruang tamu.

"Udah, enak banget nih sisa mangkoknya doang" ucap Aditia senang sambil menunjukkan mangkuk bekas mienya yang kosong.

"Lumayan lah" ucap Argavi menanggapi dengan sikap gengsinya.

"Yey syukur deh kalau kalian suka" ucap Auraline lalu duduk disebelah Tiffany yang saat ini sedang asik memainkan ponselnya.

"Dari mana lu?" Tanya Tiffany tanpa mengalihkan perhatiannya pada ponsel.

"Dari teras" jawab Auraline.

Tiffany nampak mengangguk paham, lalu kembali asik dengan ponselnya tanpa memperdulikan sekitar.

"Gimana kalau kita main Uno sekarang?" Tawar Auraline dengan antusias pada para lelaki itu.

"Boleh tuh" ucap Rendy yang baru saja selesai menaruh mangkok didapur.

"Ayo sini kumpul" ucap Auraline senang lalu mengambil kartu Uno yang berada dimeja.

"Gue gak ikut deh" ucap Argavi.

"Cupu" ledek Satrio yangembuat Argavi terpancing.

"Dih siapa cupu?" Tanya Argavi nampak tidak terima.

"Elu lah" jawab Satrio dengan santainya tanpa memperdulikan tatapan mengancam yang terpancar dari Auraline.

"Yaudah kalau gitu gue ikut, tapi harus ada hukumannya lah buat yang kalah biar lebih seru" ucap Argavi dengan angkuh.

"Boleh tuh" ucap Aditia menyetujui.

"Oke ayo sini kumpul" ucap Auraline dengan senang.

"Dih, gue gak ikut" ucap Tiffany bingung saat melihat Auraline menyerahkan beberapa kartu untuknya.

"Lu harus ikut, semua orang yang ada disini harus ikut main" ucap Auraline dengan tegas seolah tidak boleh dibantah.

Tiffany nampak melihat sekeliling dan sedikit terkejut saat melihat Geovano juga ikut bermain Uno, tidak seperti karakter Geovano yang dikenalnya.

"Ayo kita mulai" ucap Satrio bersemangat lalu duduk disebelah Auraline.

Akhirnya dengan pasrah Tiffany mengikuti permainan, yang ternyata semakin lama semakin seru, mereka semua mulai semakin akrab, seolah tidak pernah ada pertengkaran sebelumnya, memang ya permainan itu selalu menjadi solusi disaat keadaan canggung menyerang.

Explore The Novel World Where stories live. Discover now