Auraline terdiam ditempatnya sambil memegang koper yang berisi pakaiannya, kedua mata gadis itu terkejut saat melihat kedatangan Geovano dan Argavi yang nampak sudah rapih berdiri disebelah mobil mereka.
"Kalian seriusan mau ikut?" Tanya Auraline memastikan sambil berjalan mendekat.
"Iyalah, lu gak liat nih kita udah siap" ucap Argavi bangga lalu mengambil koper yang berada ditangan Auraline untuk dimasukkan kedalam bagasi mobil.
"Nyesel gue ikut" dumel Tiffany yang saat ini berada dibelakang Auraline.
"Masuk" ucap Geovano lalu lelaki itu nampak memasuki mobil dan duduk di bagian kursi pengemudi.
Melihat itu membuat Auraline menepis semua rasa penasarannya, gadis itu terus menanamkan hal positif yang bisa terjadi, lalu berusaha tersenyum dan merangkul pundak Tiffany.
"Ayolah fan, kita nikmati liburan musim dingin ini dengan penuh kebahagiaan" ucap Auraline sambil tersenyum riang lalu menggandeng tangan Tiffany untuk memasuki mobil.
Tidak lama mobil Jeep itu melesat pergi meninggalkan area rumah Caralya menuju tempat wisata yang akan mereka datangi.
Didalam mobil Auraline sibuk menghubungi Agam untuk mereka bertemu saja langsung di Villa yang sudah dipesan oleh Auraline, mereka dibagi menjadi dua mobil yang memang tempat berkumpulnya berbeda.
Jarak dari rumah Caralya menuju lokasi Villa itu cukup jauh dan memakan waktu yang panjang, hingga Auraline tertidur lalu terbangun masih belum sampai, bahkan gadis itu terus mencairkan suasana didalam mobil ini bersama Argavi, sedangkan Tiffany dan Geovano hanya diam dan sesekali menanggapi dengan malas.
Setelah perjalanan panjang akhirnya mereka sampai juga disebuah Villa besar yang terletak ditengah-tengah gunung salju, suasana disana cukup sepi, ada beberapa Villa besar lain namun jaraknya cukup berjauhan satu sama lain."Akhirnya sampai juga" ucap Argavi sambil menghembuskan nafas leganya lalu bergegas keluar dari mobil.
Auraline dengan antusias keluar dari mobil, gadis itu tidak hentinya tersenyum lalu mulai membawa barangnya sendiri memasuki Villa diikuti oleh teman-temannya dibelakang.
Auraline berjalan menuju lantai dua tempat dimana kamar dirinya dan Tiffany berada, dilantai dua memang hanya ada satu kamar besar.
"Bagus kan?" Tanya Auraline dengan antusias kepada Tiffany yang baru saja datang.
"Lumayan" ucap Tiffany acuh lalu meletakkan barang bawaannya disudut kamar.
"Gue anggap itu pujian" ucap Auraline senang lalu kembali berjalan menuruni tangga karena sebentar lagi rombongan Agam akan tiba.
Benar saja kan, setelah Auraline menuruni tangga, mobil yang dikendarai oleh Agam baru saja tiba di Villa ini, dengan riang Auraline berlari untuk menyambut kedatangan Agam.
YOU ARE READING
Explore The Novel World
Teen FictionBagaimana jika kalian berada dalam posisi seorang gadis bernama Auraline yang pada saat membuka matanya, dia sudah berada dikehidupan sebuah novel milik adiknya yang tanpa sengaja dia bakar. Bagaimana bisa itu semua terjadi? apakah ini kutukan? atau...