Hari demi hari berlalu, kini tinggal menghitung hari untuk menuju tanggal pertunangan antara Gracia dengan Aldi. Setiap detik Gracia menjalani hidupnya dengan berat hati, bagaimana caranya agar dia bisa ikhlas menerima semua ini.
Setiap malampun Gracia tidur masih dengan hoodie milik Shani, walau wangi yang ada sudah memudar.
Selama ini pun keduanya tidak ada pertemuan lagi setelah terakhir Gracia datang kerumah Shani.
Bagaimana dengan kondisi Shani?, dia pun tidak jauh berbeda dengan Gracia, menjalani hari dengan hati yang berat dan Gracia terus berada dalam pikirannya. Setiap hari menjalani aktivitas dengan ada Gracia dalam kepalanya.
Namun, dia harus tetap menjalani hari dengan tegar karena dia sudah berjanji pada ayah bundanya untuk menerima semua ini dan tidak boleh sampai sakit.
"shan"panggil bunda di tengah-tengah sarapan .
"heem?"
"kelas jam berapa?"tanya Salsa
"jam 8"
"abis sarapan mau langsung jalan atau gimana?"
Shani berpikir sejenak, jam baru menunjukkan pukul 6.30 sedang menempuh perjalanan dari rumah ke kampus membutuhkan waktu 30 menit saja. Masih banyak waktu jika Shani berangkat sekarang.
"nunggu 30 menit lagi baru berangkat"putus Shani.
Salsa mengangguk, "sejauh ini gimana perasaan kamu?"
Pertanyaan kali ini di luar topik yang tadi menjadi pembahasan, dan hal tersebut membuat Shani mengangkat kepalanya.
"perasaan?"
"ya perasaan kamu setelah ga ketemu gre setelah satu bulan?"
Bara yang berada di samping Salsa menyenggol bahu pelan, pertanda agar tidak usah membahas hal tersebut.
Namun anggukan Salsa berikan seolah berkata bahwa akan baik-baik saja.
"eee kosong, berat, kangen, rasanyaa.."Shani menjawab dengan tangan yang mengaduk makanan.
"rasanya aku pengen samperin gege tiap hari tapi harus aku tahan"jawab Shani
"anak bunda hebat bisa mengendalikan diri"puji Salsa
"dan ga egois"lanjut Salsa
"tapi kalau aku masih mantau gege atau nyari tahu kabar soal gege gapapa?"tanya Shani
"boleh"jawab Bara
"tapi apa itu ga semakin memberatkan diri kamu sendiri? karena itu artinya kamu akan terus terikat apapun soal Gracia dan gaakan pernah melupakan dia"ucap Bara
"gapapa ini memang udah jadi pilihan aku, aku memang gamau lupain gege walaupun nanti aku jauh atau bahkan menetap"angguk Shani
"yakin?"tanya Bara
"ya"lantang Shani
"gamau cari cewek lain?"tanya Bara
"aku suka sama cewek cuma sama gege"jawab Shani tanpa ragu.
"kalau gitu, gamau cari cowok?"
"no, kebanyakan dari mereka yang aku temui penuh dengan nafsu bahkan hanya sebuah pelukan terkadang bisa membangkitkan nafsu mereka"Shani menjeda ucapannya.
"ga semua dari mereka sama, tapi tetap aku gamau bertemu atau bahkan sampe pacaran sama orang yang seperti itu"
"bukankah Gracia juga sama seperti itu?"tanya Bara
Shani mengerutkan dahinya, dari mana ayahnya tahu soalnya ini, "beda" meski bingung Shani tetap menjawab.
"bedanya?"kini Salsa yang melempar pertanyaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you SHANI!!!
Teen Fiction"ge aku hanya menjaga mu sampai kamu menemukan laki-laki yang tepat laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu seperti diriku" shani dengan segala kesempurnaan cinta tapi hanya bisa dinikmati sesaat karena ini soal norma dunia dan akhirat