2. You Really Wanna Know About Me?

18.9K 1.3K 45
                                    

Sacha pov
Gue udah rapi jali dari pagi. Semua hal udah gue siapin mulai tadi malem buat hari pertama praktek mengajar di sekolah bergengsi ini. Gue juga dulu sekolah disini, ini sekolah top makanya gue kudu siap di segala aspek. Masih seperti jaman gue sekolah dulu, nyari parkiran disini susaaaaaaaah banget. Gue kudu rebutan parkiran dengan anak sekolah, pak polisi dan orang-orang kantoran yang kantornya berada di sekitar sini.

Sekolah ini emang bersampingan dengan SMP negeri yang juga merupakan SMP paling top di kota ini. Kebanyakan lulusan SMP itu pasti masuknya ke sekolah ini. Sekolah ini diapit oleh SMP dan Kantor Polisi. Di seberang jalan ada lapangan bola gersang yang biasa dipake main sama anak-anak sini. Di belakang lapangan bola ada perkantoran yang ikut serta dalam pemenuhan parkiran di wilayah ini.

Udah jam 7 lewat 10 menit, 5 menit lagi bel masuk bunyi. Gue buru-buru masuk gerbang dengan segala tumpukan silabus dan RPP gue. Ngeribetin banget harus bawa-bawa ginian kalo ngajar. Dan sesuatu yang membuat pagi gue sempurna pun terjadi. Dua orang siswi kelincahan menabrak gue dengan bawaan gue yang seabrek-abrek bikin kertas-kertas mantra gue berantakan. Salah satu dari mereka yang berambut gelombang langsung membantu gue merapikan bawaan gue, sedang yang satunya cengok. Si rambut gelombang minta maaf ke gue, maunya sih gue marah-marah cuman masa iya guru praktek belum mulai udah galak aja, jadi gue minta maaf balik ke dia.

"Sa! Lu bantuin ngapa?!" Si rambut gelombang melototin temennya yang cantik. Iya cantik seriusan.

"Eh iya iya" Kata si cantik nan lemot dengan suara serak-serak basah buru-buru bantuin ngumpulin kertas yang berhamburan.

"Ini bu udah semua" Kata si rambut gelombang yang ternyata memiliki wajah lembut dan lumayan cantik juga menatap gue dan langsung tertegun. Lah kenapa dia ngelamun? Lipstick gue offside apa gimana?

"Makasih banyak ya" Jawab gue buru-buru pergi dari situ, takutnya emang muka gue ga beres, gue buru-buru ke WC buat ngaca. Ternyata muka gue baik-baik aja. Kampret tu si gelombang bikin panik aja.

Gue ke ruang guru untuk menemui Ma'am Ida, mantan guru gue juga nih waktu jaman sekolah. Gue liat doi lagi ngeteh-ngeteh santai di sofa ruang guru. Gue pun segera menghampirinya.

"Pagi Ma'am" Sapa gue berbasa-basi.

"Pagi Sacha, gimana udah siap? Mau langsung masuk kelas?" Tanyanya.

"Boleh Ma'am saya udah siap kok" Jawab gue.

Kami pun menuju kelas XII IA 1. Gue masuk mengikuti Ma'am Ida. Wow, ada duo penabrak tadi pagi di kelas ini. Si rambut gelombang memperhatikan gue seolah gue baru aja nelan kepala neneknya.

"Good morning Class, ini Miss Sacha, dia akan praktek mengajar di kelas kalian di bawah bimbingan saya, nah Miss Sacha silahkan" Ma'am Ida mengumumkan di depan kelas, gue mencoba tersenyum kecil tapi saking groginya gue tersenyum lebar seolah gue dapat lotere.

"Perkenalkan saya Sacha, mohon kerjasamanya untuk semester ini" Gue memperkenalkan diri kepada anak-anak XII IA 1 yang ternyata hobinya melototin guru praktek.

"Ok Miss, saya tinggal dulu yah, silahkan dimulai kelasnya" Ujar Ma'am Ida keluar dari kelas.

And here we go. Gue bingung mau ngapain. Kertas-kertas silabus dan RPP gue udah ga jelas susunannya dan males banget kalo gue harus atur ulang disini terus baru mau mulai ngajar. Kesannya ribet banget gitu.

"Ok Class, how we should start the first day? " Tanya gue pada seantero kelas yang memasang wajah bingung. Lah mau diajak ga belajar kok bingung. Anak-anak jaman sekarang ga asik rupanya.

"Engg introduce, may be?" Tanya anak yang berkulit tanned bertanya dengan ragu.

"Ok boleh, pasti kalian bingung kenapa saya bertanya ke kalian, sebenernya saya mau langsung mulai belajar hari ini tadi ada accident tadi pagi dan beberapa notes saya hilang" Kata gue mengerling ke arah duo penabrak yang duduk tepat didepan meja gue. Keduanya memasang wajah ga enak dengan senyum malu juga.

"Nah sekarang tulis basic info soal diri kalian dan bacakan, nanti di kumpulkan ke saya, biar saya gampang menghapal kalian" Lanjut gue.

Semua siswa sibuk menuliskan biodatanya. Tumben nurut banget sama guru praktek yah, pada serius pula. Setelah selesai menuliskan biodatanya mereka pun memperkenalkan diri satu per satu sampai ke duo penabrak pagi ini. Ternyata yang berambut gelombang bernama Nora dan sebelahnya yang cantik lemot namanya Clarissa. Setelah semua sudah membacakan biodatanya gue menyuruh mereka mengumpulkannya dan menyerahkan kepada gue.

"Miss, kami belum tau soal miss" Kata Nora, wuih berani juga ini anak.

"Kalian mau tau soal saya" Tanya gue, sapa tau cuma dia seorang diri yang kepo.

"Yessss Missss" Jawab mereka serentak. Oh semuanya kepo. Jangan-jangan sekarang sistem pengelompokan kelas berdasaran tingkat kekepoan. Namun gue guru praktek yang baik harus melayani permintaan murid tercinta.

"Ok, silahkan bertanya, saya sudah memperkenalkan nama kan tadi" Kata gue.

"Miss orang sini?" Tanya Amer yang duduk di belakang.

"Iya saya orang samarinda" jawab gue.

"Miss umurnya berapa?" Tanya seorang murid cowok entah namanya putra atau siapa tadi.

"Umur saya 21 tahun" jawab gue lagi, nah ga tua-tua banget kan gue.

"Miss suka apa?" Tanya Nora. Hmm ini pertanyaan susah, dan agak personal.

"Saya suka banyak hal, saya suka bermain bola, saya suka nonton, suka travelling, suka main game, suka bermain musik, banyak pokoknya" jawab gue kesurupan, kok gue jadi sebutin semua. Lalu gue liat Nora berbisik-bisik ke arah Clarissa. Pasti ngomongin gue. Bukannya gue geer yah cuman Clarissa langsung noleh ke arah gue.

"Ok saya rasa cukup perkenalannya dan waktu belajar kita juga sudah habis, terima kasih atas waktunya, selamat pagi" Kata gue lalu keluar kelas. Sungguh kelas pertama yang kepo abis.

Gue balik ke ruang guru dan mengatur ulang pembelajaran gue. Setelah ini kelas XII IA 4. Setelah beres gue pun langsung menuju XII IA 4. Gue langsung masuk ke materi. Gue males pake perkenalan-perkenalan lagi. Takutnya kelas ini sama keponya. Setelah 2X45 menit akhirnya gue bisa keluar dari kelas XII IA 4. Gue balik menuju ruang guru untuk mengisi laporan gue. Sekarang lagi jam istrahat, gue kangen ke kantin sup langganan gue waktu SMA. Beres isi laporan gue pun melangkah bahagia ke warung sup langganan gue.

As always, warung ini rame banget. Gue memesan sup dengan perkedel dan beberapa helai tempe super slim namun enaknya tak tertandingi. Dengan piring di tangan gue, gue celingak-celinguk nyari tempat kosong. Ternyata ada di pojokan. Gue pun duduk disana dan melahap sup gue dengan cuek. Tapi seiring berkurangnya makanan di piring gue, gue ngerasa ada yang merhatiin gue lagi makan. Gue mendongakkan kepala dan melihat Clarissa dan Nora di seberang meja gue senyum-senyum sok imut. Gue membalas senyuman mereka dan lanjut makan, tapi kali ini dengan anggun. Jaim dong kaannn.

Setelah selesai makan gue kembali melihat ke meja mereka. Rupanya mereka udah ga di sini. Baguslah daripada perasaan gue ga enak kayak di mata-matain gitu. Gue menuju si ibu penjual sup buat membayar.

"Berapa semuanya bu? Sup pake perkedel, tempe sama es teh" Tanya gue ke Ibu penjual sup

"Eh udah di bayar mbak sama muridnya" Jawab Si Ibu.

"He? Di bayar sama murid yang mana?" Tanya gue heran.

"Itu loh mbak, yang cantik idola sini, siapa namanya tu nak?" Tanya si ibu pada seorang siswa yang lagi antri mau bayar.

"Clarissa bu" Jawab siswa itu.

"Nah iya nak Clarissa tadi yang bayarin mbak" kata Si Ibu.

"Woo gitu yaudah, makasih ya bu" Gue lalu berjalan keluar kantin. Bingung kudu gimana. Apa gue cariin aja dia?

To be continued

Swagger TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang