6. Rivalry

11.2K 966 44
                                    

Nora pov
Nyebelin. Clarissa bener-bener nyebelin. Seharian dia cerita soal Miss Sacha seolah dia sudah kenal dari orok. Pergerakan bawah tanah Clarissa emang patut gue acungin jempol. Setelah tadi malam dia berhasil bikin gue gondok karna berhasil nemu Miss Sacha lagi futsal, dia pake bilang dia pulang bareng pula. Makan bareng pula. Ih sebel.

Jadi pagi ini gue berharap bisa curi-curi perhatian juga. Alih-alih curi perhatian, malah perhatian gue yang selalu tercuri olehnya. Gue nyamperin dia yang ternyata belum makan. Gue jadi beliin dia nasi campur. Gue tau dia ga mau. Dia manggil-manggil gue sehabis gue ngasih makanan tapi gue pura-pura ga denger aja.

"Ra, masih lama ya" Ujar Clarissa di samping gue.

"Apanya?" Tanya gue.

"Dia masuk kelas ini lagi" Jawab Clarissa. Udah pasti kan siapa yang dia maksud.

"Baru kemaren Saaaa dia masuk, minggu depan baru ada lagi" Gue jadi gemes dengan ke-oon-an Clarissa. Yaiyalah lama kan seminggu sekali.

"Ga bisa apa ya dia aja yang masuk semua pelajaran" Tanya Clarissa sambil cemberut. Kok jadi dia yang ngebet ye.

"Ah bego lo sa, mana mungkiiiin, lo mau dia masuk pelajaran apa selain bahasa inggris" Gue menoyor kepala Clarissa.

"Ah apa kek Ra, sekarang kek kan gue kangen" Clarissa tersenyum ganjen.

"Ini jam sejarah pea, lo mau di ajarin pake bahasa inggris?" Gue memasang wajah bete.

"Selamat siang" Sapa seseorang yang ditunggu-tunggu masuk dalam kelas. Lagi-lagi kelas gue terpana. Iya dia Miss Sacha.

"Ibu Eti guru sejarah kalian sedang tidak enak badan jadi beliau tidak masuk, sebagai gantinya beliau memberi tugas untuk kalian kerjakan dari halaman 15-18. Saya akan mengawasi kelas kalian selagi mengerjakan. Jadi, silahkan dimulai" Miss Sacha memberi intruksi.

"Terima kasih Tuhan kau kabulkan permintaanku seolah tak peduli betapa banyak dosakuuuu" Clarissa menengadah berbicara pada Tuhan.

"Lebay lo Sa" Gue menyenggol Clarissa.

"Lo percaya aja Ra sama doa gue, gue kalo berdoa cepat di ijabah" Kata Clarissa jumawa.

"Sebahagia lo aja deh Sa" Gue males mendebat dia lagi.

Seisi kelas konsen ngerjain tugas sejarah dari Bu Eti. Gue ngerjain tapi sesekali curi pandang ke arah Miss Sacha yang lagi sibuk nulis-nulis. Gue noleh ke arah Clarissa sapa tau dia curi pandang juga. Gue salah. Dia ga curi pandang. Dia melototin Miss Sacha.

"Eh sa gila lo melototin guru" Tegur gue

"Eh iya ra khilaf gue" Clarissa lalu lanjut ngerjain tugas.

Kami pun lanjut mengerjakan tugas. Ga beberapa lama gue liat Clarissa berdiri dari kursinya. Dia lalu melangkah ke meja guru. Caper lagi ni anak sok mau nanya.

"Miss ini essaynya dikerjain?" Gue mendengar Clarissa bertanya pada Miss Sacha. Duh tolong aja pertanyaan ga perlu.

"Gak sa, pelototin aja sampe soalnya kejawab sendiri" Ujar Miss Sacha sarkastik.

"Bwahahahhahahahhahahahahhahahahahhahahahha" Gue tanpa sadar tertawa lepas saking gelinya liat kejadian barusan. Clarissa langsung kecele balik duduk lagi.

"Kamu Nora ngapain ketawa-ketawa dalam kelas? Udah kelar tugasnya?" Tuding Miss Sacha.

"Emm belum Miss..." Jawab gue menunduk.

"Ya kerjain, jangan ketawa-ketawa aja" tegus Miss Sacha jutek. Aduh galaknya untung idola gue.

"Hihihi" Clarissa terkekeh pelan. Mungkin dia takut kena semprot juga.

KRINGGGGGG. Bel sekolah berbunyi. Pertanda jam pulang.

"Oke, waktunya habis. Silahkan kumpulkan tugasnya lalu antar ke ruang guru. Saya permisi dulu. Selamat siang." Tutup Miss Sacha.

Gue dan Clarissa buru-buru rebutan ngumpulin tugas temen-temen sekelas. Alhasil tugas sekelasan jadi terbagi dua kubu. Yang sama gue dan sama Clarissa.

"Sini gue aja yang bawa" Pinta Clarissa.

"Gak, sini punya lo gue yang bawa sekalian" Gue ga mau kalah.

"Ah ogah lo egois ah" Clarissa manyun.

"Yaudah adil sama-sama" Putus gue. Males juga debat lama-lama.

"Ok deal" Dia lalu melangkah cepat ke ruang guru. Tuh kan mau curang. Gue mengejar langkahnya sampe ruang guru.

Kami berdua masuk ruang guru sambil celingak-celinguk. Ada Miss Sacha di sofa lagi ngopi santai. Gue buru-buru nyamperin dia. Clarissa? Pasti ikut juga.

"Taroh di meja Bu Eti" Perintahnya tanpa melihat kami.

"Iya Miss" Jawab kami serempak. Kami menuju meja Bu Eti yang berada di pojokan ruangan.

"Dia kok jadi jutek ke kita? Lo habis resein dia ya?" Tuduh Clarissa ke gue.

"Enak aja, ngaca lo bau, lo kali yang terlalu gencar bikin dia ilfil" Jawab gue bete. Kami pun balik ke Miss Sacha.

"Sudah kami taroh Miss" Kata gue saat berada di hadapannya.

"Ok terima kasih" Jawab Miss Sacha.

"Miss udah makan siang? Kalo belum sama saya yuk" Clarissa mulai nekat lagi. Anak ini kesambet apa gimana sih.

"Saya masih kenyang. Ngomong-ngomong makasih nasi campurnya Nora" Kata Miss Sacha. Gue membalas dengan senyum mesem-mesem.

"Iya sama-sama Miss. Kami pulang dulu yaa" gue menarik Clarissa yang bete, sekalian jaga-jaga takutnya dia kesurupan maksa Miss Sacha makan siang bareng.

"Gila lo sa, pdkt sih pdkt tapi ga ngeri gitu juga keles" Protes gue ke Clarissa.

"Yee namanya juga usaha Ra, kayak lo ga usaha aja" Dia balik protes.

"Gue usahanya halus Sa, ga kayak lo, brutal" Kata gue sambil menyebrang jalan menuju parkiran.

"Kan cara orang beda-beda Ra, gue ga sabaran aja gitu gemes" Clarissa curcol kok sama rivalnya.

"Semerdeka lo deh Sa, kita langsung pulang yee gue males nongkrong" Kata gue masuk ke dalam mobil di susul oleh sahabat sekaligus rival gue, Clarissa.

To be continued

Swagger TeacherWhere stories live. Discover now