51. What's Wrong?

5.4K 546 67
                                    

Clarissa pov
Gue, Nora, Bian, Shasenka, Arvin dan Sacha sekarang ngumpul di ruang tengah rumahnya. Yup sebelumnya ada kejadian awkward karena gue ga tau kalo merela mengalihkan acara surprise ke rumah. Untung gue masih pake dress dengan manisnya, cuman Sacha aja yang udah agak kayak korban pencabulan. Masih pake daleman dan jeans kok, tenang aja. Cuman ekspresi muka mereka yang ngasih surprise sama terkejutnya dengan kami. Well, mari kita lupakan itu.

"Wah birthday cake gue jadi ada dua nih" Kata Sacha riang melihat birthday cakenya seolah lupa barusan dia tercyduc oleh teman-temannya dengan keadaan minim busana.

"Ya bagus kan, katanya kamu pengen banget makan cake utuh gitu, sekarang ada dua ayo makan" Ujar gue.

"Hmm Clarissa ga tau ya" Gumam Shasenka pelan.

"Kayaknya gak" Sahut Bian.

"Tau apa?" Tanya gue heran.

"Tunggu bentar lagi" Jawab Arvin nunjuk Sacha yang lagi menggigit potongan pertama cakenya.

"Aaah gue ga tahan makan yang manis-manis" Keluh Sacha pada gigitan kedua. Kampret tau gitu ga gue beliin.

"Lah terus kenapa tadi bilang pengen?" Tanya gue kesel.

"Ya dia pengen karna selama ini ga bisa makan banyak, karna dia ga tahan manis krim cake" Jelas Shasenka.

Sekarang gue pengen banget nyekek Sacha yang merinding-merinding kemanisan. Gue beli cake yang rada gede pula. Terus dia ga tahan makan manis, ih nyebelin.

"Eh lo kok di sini?" Sacha menowel bahu Shasenka.

"Hehe gue gitu loh" Sahut Shasenka dengan songong.

"Kok bangga sih?! Lo ga kuliah?" Tanya Sacha lagi.

"Lagi ada libur seminggu lebih, terus ada yang harus diurus juga disini jadi sekalian deh mumpung libur, kebetulan juga lo ulang tahun. Gue chat Kak Arvin, katanya pada mau ngasih surprise ya ikut gue" Terang Shasenka.

"Karna nungguin dia nih kita ga jadi ngasih surprise disana tadi" Ujar Nora.

"Emang sampe Balikpapan jam berapa? Sore yah?" Tanya Sacha.

"Gue baru sampe Balikpapan ya malem ini" Jawab Shasenka.

"Lah kok udah sampe sini aja?" Sacha terlihat heran. Yaiyalah, perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda kan 3 jam tuh.

"Ada nenek sihir jemput gue pake sapu terbang jadi 15 menit sampe Samarinda dehhh" Kata Shasenka dihadiahi geplakan oleh Bian.

"I don't get it" Sahut gue bingung melihat apa yang terjadi.

"Nah you better don't baby" Sahut Sacha.

"Eh btw gue cabut dulu yah udah hampir jam setengah 11, ntar emak gue ngamuk" Nora pamit dan rupanya pamitnya berantai.

"Gue juga deh" Arvin ikutan beranjak dari duduknya.

"Kalo gitu gue juga" Kata Bian.

"Gue sih disini aja" Ujar Shasenka. Iyain aja deh.

"Happy Birthday yah Kak" Ucap Nora menyalami Sacha lalu cipika-cipiki.

"Happy Birthday Bro" Arvin menjabat tangan Sacha lalu mereka berpelukan singkat.

"This is so gay" Kata Sacha ketika selesai berpelukan dengan Arvin.

"Hahaha jijik banget lo" Arvin mengibas-ngibas tangannya di depan badannya berharap residu Sacha menghilang dari dirinya.

Bian tidak mengucapkan selamat ke Sacha. Dia cuma tersenyum tipis lalu menjabat tangan Sacha. Tapi pemandangan ini paling bikin jengkel di mata gue. Mereka bertiga lalu pamit pulang.

Swagger TeacherWhere stories live. Discover now