10. First Kiss

15.8K 950 46
                                    

Sacha pov
"Saya..." Gue menggantungkan kalimat gue. Gue ragu.

"Apa?" Kejar Clarissa.

"Seberapa yakin kamu suka sama saya?" Tanya gue balik.

"Saya ga tau, yang saya tau saya suka sama kakak, senang di dekat kakak, saya...entah kenapa pengen deket sama kakak terus, mungkin saya ngerepotin, mungkin saya bikin kakak merasa risih atau terganggu tapi..." Kalimat Clarissa terpotong seiring gue mengecup bibirnya.

"Ok, kita pacaran. Saya mau tidur, selamat malam" Ucap gue setelah melepaskan kecupan dari bibirnya.

"Huu ga romantis" Protesnya lalu membalik badan membelakangi gue.

Gue tersenyum menatap punggung cewek tengil itu. Yah gue juga suka dia. Lagian siapa yang tahan tengah malam di tembak cewek cantik? Bego banget kalo gue tolak. Gue memejam mata mencoba untuk tidur dengan senyum terukir di sudut bibir gue.

***

Pagi ini gue terbangun diatas sesuatu yang hangat dan empuk. Gue mencoba membuka mata gue dan meneliti apakah gerangan ini? Hah? Dada cewek? Gue mendongak melihat seseorang  menggeliat dan membuka mata lalu menatap gue.

"AAAAAA MESUM!" Teriaknya lalu mendorong wajah gue dari tubuhnya.

"Adoooooh apaan sih kamu sakit tau" Gue mengaduh mengelus jidat gue yang didorongnya sekuat tenaga.

"Kamu yang apa-apaan? Pake buka-buka baju orang! Mesum!" Katanya lalu mengancing piyamanya. Eh piyama gue deh. Piyama gue yang dipakainya.

"Lah saya bangun-bangun sudah gitu, saya gak apa-apain kamu" Gue membela diri.

"Terus kenapa kebuka? Terus ngapain kamu liat-liat dada saya? Mau cabulin yah?" Tuduhnya.

"Enak aja saya bangun-bangun kamu sudah terbuka-buka gitu, lagian ngapain juga kamu tidur gak pake daleman, mau godain saya yah" Tuduh gue ga mau kalah.

"Ihh emang saya cewek apaan" Katanya ngambek lalu membalik tubuhnya. Lah habis marah-marah tidur lagi.

Gue lagi-lagi menatap punggungnya. Ah anak ini masih labil kok gue pacarin? Salah-salah gue dikira pedopil. Tapi selisih umur kita ga terlalu jauh kok. Ah bodo ah gue mau tidur lagi. Gue menelungkupkan diri dan mencoba tidur lagi.

Baru sebentar gue tidur gue merasakan guncangan. Gempa bumi? Atau gue pindah tidur diatas kereta kuda?

"Bangun, sarapan" Sebuah suara membangunkan gue.

"Hmm bentar" Jawab gue setengah sadar.

"Banguuuun" Katanya lalu mengecup pelipis gue.

Hah? Kecup pelipis? Sejak kapan gue nikah? Gue membuka mata mencoba melihat orang yang membangunkan gue. Clarissa. Oh iya kan dia nginap. Oh iya kan gue jadian. Oh iya kan gue ga jomblo lagi.

"Hmm bentar" Gumam gue menyembunyikan wajah di balik bantal.

"BANGUN MESUM!" Katanya memukul pelan pundak gue yang masih berbaring telungkup.

"Iyaaa iyaaa bangun dehh" Gue membalik badan lalu duduk mengumpulkan nyawa.

"Sarapan dulu gih, ada nasi goreng" Katanya lalu menarik tangan gue bangun.

"Emm cuci muka bentar yah" Kata gue ga pede dengan wajah bantal gue.

"Ok ditunggu di ruang makan yah" Katanya lalu keluar kamar.

Gue mencuci muka. Menatap bayangan gue di cermin. Seriusan gue jadian sama murid gue? Walaupun gue guru praktek kan tapi kalo gue ngapa-ngapain sama dia itungannya pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur? Ah ntar aja gue pikirin. Gue keluar kamar menuju ruang makan. Melihat Clarissa dan nasi goreng di atas meja makan. Nasi gorengnya di atas meja makan, Clarissanya yah duduk di kursi.

"Kamu masak?" Tanya gue melihat nasi goreng yang sudah berbaring seksi diatas piring di temani telor ceplok.

"Iya, kakak lama banget bangunnya jadi saya sempet masak segala" Jawab Clarissa sambil manyun. Tambah maju aja bibirnya minta di kuncir.

"Hehehe maap, mumpung libur nih hehehe" Gue merasa bersalah sebagai tuan rumah.

"Yaudah ayok dimakan udah di masakin ini" Katanya menyuruh gue makan.

TOK TOK TOK.
Terdengar ketukan di pintu depan. Baru gue mau beranjak buat buka pintu, Clarissa memberi kode biar dia aja yang buka. Gue biarin lah dia membuka pintu.

Clarissa pov
Sesuai feeling gue, yang dateng adalah Nora.

"Gue mau ambil motor nih. Eh baru pada bangun? Habis ngapain lo semalem?" Tanya Nora kepo.

"Enak aja gue udah daritadi kali, dia aja ga bangun-bangun. Gue udah mau mandi udah mau pulang keles" Gue mendelik ke arah Nora.

"Ah lo keterlaluan lo pasti macem-macem sampe Kak Sacha kecapean baru bangun hahaha eh gimana lo?" Nora lanjut kepoin gue.

"Diterima" Jawab gue malu-malu.

"Seriusan?! Lo kapan ngomongnya?" Nora membelalakkan matanya pertanda keponya memasuki level akhir.

"Saaa, siapa yang dateng? Suruh masuk" Teriak Kak Sacha dari ruang makan membuat gue tersadar kami daritadi ngobrol di depan pintu.

"Iya kak, Nora nih dateng" Jawab gue setengah berteriak agar dia mendengar jawaban gue.

"Suruh masuk sini ajakin sarapan" Teriak Kak Sacha lagi. Uh mentang-mentang guru hobinya merintah, ngasih tugas dan semacamnya.

"Yuk masuk Ra" Ajak gue pada Nora. Dia pun membuntuti gue masuk sampai ruang makan.

"Ra, makan ra. Saya mau mandi dulu ya" Pamit Kak Sacha lalu ngeloyor masuk ke kamar.

"Eh lanjut" Tegur Nora sambil menyendok nasi goreng masuk ke dalam mulutnya.

"Ya gitu tadi malem gue tanyain dia, terus dia nanya balik gue seriusan apa ga, gue jelasin panjang lebar eh dia nyium gue terus bilang iya" Kata gue malu-malu.

"Wooo first kiss ni yee hahaha" Nora tergelak minta di geplak.

"Eh ssstt ribut banget lo kalo dia denger gimana?" Kata gue panik. Oh iya berarti semalem first kiss gue.

"Salut gue sama lo, dapet juga lo. Eh lo mau ikut gue pulang apa gimana?" Tanya Nora, nasi goreng di piringnya sudah tandas, ini anak mau namu kok kelaperan.

"Iya gue ikut lo aja, eh tapi lo bolak-balik dong ya" Timbang gue bingung.

"Saya aja yang anter, kasian Nora bolak-balik." Kak Sacha muncul dari kamar dengan style baru mandi. Rambutnya masih basah di keringkannya menggunakan handuk kecil, dia memakai kaus santai dan bawahan masih memakai handuk.

"Nah saya juga setuju tuh kak" Sahut Nora. Gue menatap malas ke Nora.

"Tuh Sa, mandi kek kamu, udah jam segini" Perintah Kak Sacha. Ih tuh kan doyan nyuruh.

"Kak, Sa, saya pamit dulu ya tadi janjinya sama orang rumah bentar aja hehehe dadaaah" Pamit Nora.

"Iya hati-hati ya Ra" Pesan Kak Sacha.

"Oke boss" Sahut Nora sebelum hilang di balik pintu.

"Kamu mandi" Kata Kak Sacha sambil menatap gue.

"Iyaa sabar" Gue pun masuk kamar bersiap mandi.

To be continued

Swagger TeacherWhere stories live. Discover now