69. The Support (Part II)

4.1K 401 118
                                    

Sacha pov
Hari ini gue kembali mengajar dengan bahagia. Sesekali chat dari Clarissa bikin gue senyum-senyum. Hari ini gue ngajar kelas tambahan lagi buat anak kelas gue. Di akhir kelas tambahan salah satu murid gue si Putri request sesuatu.

"Miss, tau cerita hantu gitu ga? Mumpung ntar malem jumat nih" Ujar Putri.

"Eh? Cerita hantu? Cerita serem gitu?" Tanya gue.

"Iya Miss, yang serem-serem gitu" Tambah Zulva.

"Halah ntar lo pake kesurupan lagi" Ledek Ricki dibalas dengan manyunan oleh Zulva.

"Hmm ada sih, kalian mau denger?" Tanya gue.

"Mauuuu" Sahut mereka serempak.

"Kalian tau Reiko Nanashima ga?" Tanya gue. Mereka semua menggeleng.

"Jadi Reiko itu bukan penyedap makanan. Reiko itu hantu tak berkaki. Kalo ketemu sama hantu ini biasanya dia bakal ngajuin pertanyaan" Gue memberikan awalan yang cukup meyakinkan. Mereka semua mendengarkan dengan serius.

"Kalo yang diberi pertanyaan menjawab dengan salah, maka kakinya akan dipatahkan oleh Reiko" Tambah gue dengan mimik serius. Sekilas gue ngeliat Nia sedikit bergidik.

"Katanya, dulu Reiko itu cewek biasa, tapi dia diperkosa. Waktu diperkosa, dia berusaha menyelamatkan diri ke arah rel kereta api. Tapi pas dia menyebrang rel, kereta lewat dan memutuskan kedua kakinya plus membunuh dia" Tambah gue.

"Ah ga terlalu serem" Celetuk Grandis.

"Belum selesai" Kata gue sok misterius.

"Hantu Reiko ini bergentayangan untuk mencari kakinya yang hilang. Konon katanya, hantu Reiko ini bakal mengejar siapapun yang tau soal ceritanya" Gue menutup cerita gue.

"Hiiiiiiiii" Seru beberapa dari mereka. Gue senyum-senyum aja liatnya.

"Ah Miss gitu ceritanya, ga bagus ah yang pake kutukan gitu" Protes Nia.

"Hehehe kan kalian juga yang request, kok sekarang protes gimana sih" Ujar gue.

"Ya udah, sekarang kita bersiap untuk pulang" Gue memberikan instruksi.

Mereka pun membereskan alat tulis dan buku mereka. Setelah itu, ketua kelas memimpin doa bersama sebelum pulang. Keluar dari kelas, gue menuju ke parkiran dan memasuki mobil gue. Baru aja gue mau ngidupin mesin mobil, terdengar ketukan di kaca mobil. Ternyata Nia dan Andi.

"Eh Kalian, ada apa nih?" Tanya gue setelah menurunkan kaca mobil.

"Di ujung jalan ada anak sekolah lain yang kemarin mau malak itu loh Miss" Lapor Andi.

"Loh mereka lagi?" Tanya gue.

"Iya tapi sekarang mereka lebih banyak, mungkin ada sekitar 15 orang gitu" Tambah Nia.

"Waduh" Gue buru-buru keluar mobil dan berjalan menuju gerbang.

Diujung jalan gue melihat beneran banyak anak-anak nungguin gitu bahkan ada yang bawa tongkat kayu. Gue merogoh kantong dan mengeluarkan handphone. Gue segera mencari kontak Shasenka dan menghubunginya.

"Halo? Tumben nelpon" Sahut Shasenka.

"Lo dimana? Bisa ke sekolah gue ga? Ada anak-anak sekolah lain mau nyerang sekolah gue nih" Gue memberikan laporan.

"Lah lo mau tawuran?" Tanya Shasenka.

"Gak lah, cuman ada anak-anak yang mau ngehadang anak kelas gue nih. Bawa-bawa peralatan tawuran gitu kayaknya" Jelas gue.

"Lo tunggu di dalam sekolah, tunggu gue" Shasenka lalu memutuskan komunikasi.

"Jangan ada yang keluar dulu, kita tunggu dalam gerbang" Gue memberikan instruksi ke anak kelas gue.

Swagger TeacherWhere stories live. Discover now