55. Quasi

4.9K 486 119
                                    

Clarissa pov
Udah beberapa hari ini gue dan Sacha membatasi pertemuan di sekitar sekolah. Mau jalan habis pulang sekolah pun gue balik ke rumah dulu terus dijemput doi. Hangout juga yang jauh-jauh dari sekolah untuk ngehindarin ketemu temen sekolah. Dan untungnya penampilan Sacha di luar sekolah beda banget sama dia di sekolah.

Hari ini ada pelajaran dia di kelas gue. Udah memasuki hari-hari akhir doi praktek disini. Entah gimana ntar, gue ga bayangin ga bisa ngecengin dia tiap beberapa jam sekali. Eh baru aja dipikirin, doi udah muncul masuk kelas.

"Good morning guys" Sapanya begitu memasuki kelas.

"Good morning miss" Jawab kami hampir serempak.

"As you guys know, ini adalah pertemuan terakhir sebelum pertemuan kita yang terakhir... Hmm how to say it correctly?" Lah doi malah nanya kita.

"Engg kedua sebelum terakhir?" Celetuk Nora mencoba membantu.

"Yah begitulah, minggu depan terakhir saya mengajar dan kemungkinan saya ujian praktek mengajar di kelas ini" Jelas Sacha terlihat serius.

"Yaah jadi abis itu Miss ga ngajar kita lagi?" Tanya Putra jelas-jelas ga bisa nyembunyiin nada kecewa.

"Of course" Sahut Sacha cuek. Dasar ga peka.

Setelah itu doi segera ngasih materi dan contoh aplikasi ke soal. Enaknya diajarin sama Sacha tuh, dia sangat-sangat jelas. Dia ga perlu ngomong atau jelasin dua kali buat bikin kami paham.

"The new building is so well ........ that it will survive even the strongest earthquake." Sacha membacakan sebuah kalimat.

"The options to complete the sentence are:
A. Constructs
B. Constructed
C. Be constructed
D. To construct
So what is the best answer?" Tanya Sacha.

"B" Jawab gue tiba-tiba. Gue jadi kaget sendiri.

"And why is the answer is B?" Tanya Sacha.

"Emm karena kalimat pasif?" Gue ragu dengan jawaban gue.

"Oh my God you're so right. What is your name?" Tanya Sacha ke gue hampir bikin gue tersinggung kalo ga inget kami dalam masa drama.

"Clarissa" Jawab gue rada bete. Sekilas gue ngeliat Nora nahan ngikik.

"Jadi alasan Clarissa benar. Kalimat tadi adalah kalimat pasif. Well adalah suatu adverb yang ditempatkan di depan past participle yang diterangkannya. Good job, Charissa!" Jelas Sacha. Kalo soal nyebelin, dia emang juara.

"It's Clarissa" Gue membenarkan.

"Alright Rissa" Sahutnya makin bikin sebel.

"So, cobalah kerjakan latihan soal di worksheet yang saya bagikan"

Sacha pov
"Kan kamu sendiri yang bilang, kita jangan keliatan deket kalo di sekolah" Kata gue membela diri.

"Ya tapi kamu gitu banget sampe nama aja pura-pura ga tau, kayak aku ga penting banget gitu" Clarissa ngambek.

"Yee emang aku kan susah nginget nama, di kelas kamu aja aku cuma tau kamu sama Nora" Gue berargumen dengan jujur.

"Ih nyebelin" Tukasnya dengan bibir maju beberapa centi karna manyun.

Gue meremas rambutnya dengan gemes. Dia berbaring dengan wajah sebel di lengan gue. Jadi ceritanya tadi pulang sekolah gue ngajak dia makan dan dia bakal meminta gue buat bantuin tugas mindmap sejarahnya. Tapi alih-alih ngerjain tugas, habis makan malah rebahan.

Swagger TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang