11. Are We Dating?

12.7K 909 18
                                    

Clarissa pov
Jadi gue pulang di anter kak sacha aka pacar baru gue. Gak kayak tadi malam, siang ini kami lebih banyak mengobrol diperjalanan.

"Jadi kamu berapa bersaudara?" Tanya Kak Sacha.

"Dua, saya punya kakak cowok" Jawab gue.

"Hmm gitu, kakaknya udah kuliah yah?" Tanyanya lagi.

"Iya, semester tiga, selisih dua tahun sama saya. Kakak ga sepi tinggal sendirian?" Tanya gue.

"Ya mau gimana lagi" Jawabnya sedih.

"Saya juga sering sendiri sih di rumah. Mama sering bisnis ke luar kota. Kakak sering acara kampusnya" Kata gue jadi curhat colongan.

"Sekarang juga sendirian ya?" Tanya kak sacha

"Iya, kan mama berangkat. Kakak lagi ikut acara kampus pecinta alam gitu deh" Jawab gue.

"Kalo kamu hobinya apa?" Tanyanya mulai kepo soal diri gue hehehe jadi seneng gue.

"Modeling. Udah dari kecil suka ikut lomba gitu" Jawab gue bersemangat.

"Iya sih, lagian kamu cantik" Katanya tanpa menoleh ke arah gue.

"Eh udah sampe" Kata gue mengalihkan pembicaraan. Dia pun memarkirkan mobil di depan pagar rumah gue.

"Masuk dulu yuk, saya bikinin minum" Ajak gue.

"Oke bos" Sahut kak sacha mengikuti langkah gue masuk ke rumah.

"Tunggu di kamar aja, saya ambil minum dulu" Kata gue sambil menunjuk kamar gue dengan isyarat kepala.

"Tuh kan kamu ganjen ih nyuruh saya ke kamar kamu" Kata kak sacha sambil senyum-senyum najong.

"Iiih apaan sih, saya suruh nunggu di kamar karna di bawah sini ga aman buat orang baru" Kata gue mencoba menakut-nakutinya.

"Ga aman gimana?" Tanyanya bingung dan terlihat agak khawatir.

"Pokoknya kalo mau aman ke kamar aja biar ga liat macem-macem" Kata gue sok mistis. Biar kapok dia.

"Iya deh saya ke atas" Katanya menurut. Hihihi ga tau dia kena tipu.

Sacha pov
Gue merebahkan diri di tempat tidur Clarissa. Itu anak pake mau nakut-nakutin, dikira gue anak kecil apa mudah ketipu. Tapi sebaiknya gue pura-pura ketipu gini biar bisa main ke kamarnya. Bukannya gue cabul yah, tapi namanya orang pacaran gak apa dong quality time beduaan. Gak lama kemudian pintu kamar terbuka. Clarissa masuk membawa segelas sirup jeruk.

"Nih minum dulu" Kata Clarissa menawarkan ke gue.

"Iyaa, eh kamu ga apa sendirian gini? Gak mau nginap di rumah saya lagi?" Kata gue menawarkan, sapa tau dia mau kan.

"Kan besok sekolah kak" Katanya manyun.

"Ya bagus lah, kan bisa berangkat bareng" Kata gue meyakinkan.

"Emang gak apa?" Tanyanya dengan mata berbinar.

"Gak apa lah, bawa aja baju sekolah kamu. Nginep sampe orang rumah kamu pulang juga boleh" Kata gue lagi.

"Yeeeay makasih" Katanya menghambur memeluk gue.

"Siapin baju sekolah kamu gih, saya tunggu ya" Kata gue sambil rebahan.

Gue lalu memperhatikan dia memilah-milah baju dari lemarinya. Cewek muda ini memiliki perawakan yang indah. Tubuh semampai di balut kulit putih bersih. Gak kayak gue kebanyakan kena matahari jadi agak coklat gini. Sebenernya yang paling gue suka dari dia bukan body modelnya, tapi suara seraknya dan mata indahnya yang dilapisi bulu mata lentik. Rasanya seksi aja gitu kalo ngobrol di tatap dia terus denger suara seraknya. Berasa meleleh gue.

Saking lamanya dia nyiapin baju, gue jadi ngerasa ngantuk. Padahal tadi udah bangun siang. Gue kembali membaringkan tubuh di tempat tidur Clarissa. Yup, seperti biasa, gue ketiduran.

Gue menggeliat malas di tempat yang asing bagi gue. Ah gue pasti ketiduran di kamar Clarissa. Gue ingin melihat jam tangan gue tapi lengan gue terasa berat. Ternyata ada anak tapir baring di lengan gue. Hehe becanda deng, Clarissa My Princess lagi bobo di lengan kiri gue.
Gue lirik jam dinding kamarnya, ternyata baru jam 12 lewat dikit. Bentar lagi jam makan siang nih. Gue ajak makan siang aja deh sekalian jalan-jalan. Kan baru.

"Bangun" Gue mengguncang pelan bahunya. Gak ada respon.

"Banguuuun" Kali ini gue menguncang lebih keras. Masih tidak ada respon.

"Baaaaaangggguuuuuuun" Gue guncangin dengan tenaga penuh. Doi buka mata dengan lebar langsung melotot.

"Kamu ngebangunin ga pernah baik-baik yah?" Omelnya mengucek mata.

"Habis kamu ga bangun-bangun kalo di lembutin, udah siang, pergi makan yuk" Ajak gue.

"Mau makan dimana?" Tanya Clarissa sambil ngulet.

"Di mall aja, sekalian jalan-jalan" Jawab gue.

"Kencan?" Tanyanya membelalakkan mata. Iya dia memang sering lebay.

"Yaa gitu deh, makanya ayok pergi, ga usah dandan, saya pake baju gini aja juga" Kata gue sambil menunjukkan kaus santai gue yang di padukan dengan jeans yg lututnya robek karena di makan usia.

"Yaudah saya ganti kaos juga aja yah, kan ga mungkin saya pake baju rumah gini" Kata Clarissa.

"Iya tapi jangan lama yah ntar saya ketiduran lagi" Ujar gue sambil memperhatikannya memilih baju di lemari.

"Yang ini gimana?" Tanyanya menunjukkan kaus hitam.

"Boleh juga, biar kita satu tone hehehe" Jawab gue sambil menunjuk kaus yang gue pake, warnanya hitam juga.

"Okedeh" Katanya lalu segera melepas bajunya. Di depan gue!

Sesungguhnya detik-detik dia mengganti baju adalah detik-detik yang pengen gue abadikan. Cara dia melepas kaus rumahannya dan menampilkan dirinya di balut bra berwarna hitam membuat gue grogi. Pilihannya untuk jadi model adalah pilihan yang tepaaaaaaat sekali kalo kata mbak-mbak waitress pizza h*t. Bodynya, jangan di tanya deh, dia pake baju aja gue jatuh cinta apalagi sekarang. I know, kedengerannya gue mesum, tapi gue udah dewasa woy ya iyalah mikir ke situ. Apalagi pemandangannya emang sebagus ini. Dadanya ga terlalu gede sih, cuman untuk ukuran anak sma okelah, di dukung dengan posturnya yang agak tinggi dan asupan gizi yang memadai bikin dia tidak kerempeng namun juga tidak terlalu berisi. Satu kata buat dia, PAS.

Akhirnya, setelah puas memamerkan kemolekan tubuhnya, entah tadi dia sengaja apa ga, dia pake baju juga. Gue menghembuskan nafas lega. Kelar juga godaan indahmu Tuhan.

"Eh ayok, saya udah siap kok masih duduk bengong" Tegurnya pada gue yang mungkin masih ngiler.

"Eh iya ayok" Gue beranjak bangkit dari tempat tidurnya.

Kami turun dari kamarnya menuju keluar rumah. Setelah dia memastikan tidak ada barang tertinggal dan rumah sudah aman kami berangkat menuju mall baru yang letaknya agak jauh dari tengah kota namun ya totally worth it deh buat di datengin karna emang enak hang out disana.

Setelah sampai di mall tersebut, kami langsung menuju tempat makan dengan suasana jepang. Dia yang milih sih, kayaknya dia doyan makanan jepang sedangkan gue cuma bisa makan sushi yang di luarnya pake abon gitu. Sambil nunggu pesanan dateng gue mencoba mengenal dia lebih jauh lagi.

"Kamu suka makanan jepang?" Tanya gue.

"Saya fleksibel aja kak sebenernya kalo soal makanan apa aja suka hehehe" Jawabnya malu-malu.

"Woo sama dong kita hehehe" Sahut gue terkekeh. Kalo gini aman deh soal acara makan bareng ga rewel.

"Habis ini kita kemana kak? Awas kalo langsung pulang, janjinya kencan loh" Ancamnya menatap gue tajam.

"Iye tenang aja, nonton mau?" Tawar gue.

"Mauuu, eh pesanannya dateng" Katanya sambil menunjuk pesanan kami yang di antarkan oleh waitress.

Hmm ini kencan yah?

To be continued

Swagger TeacherWhere stories live. Discover now