59. Officially Missing You

5.3K 546 104
                                    

Sacha pov
Untuk kesekian kalinya gue ngaca sebelum berangkat. Setelah gue merasa sangat yakin dan terlihat oke, akhirnya gue mengambil tas dan kunci mobil. Gue otewe ke tempat acara.

Acaranya diadain di ballroom sebuah hotel berbintang yang berada ditengah kota. Begitu gue turun dari mobil, mas-mas hotelnya mempersilahkan gue dengan sangat ramah. Acara ini private party katanya, ga banyak yang diundang. Dan entah kenapa gue termasuk orang-orang yang diundang.

Sebenernya gue kurang suka dateng ke acara kayak gini. Gue bingung harus ngapain dulu. Mana gue datengnya sendirian pula. Jadi gue memutuskan buat ngambil makan dulu. Biar kuat menghadapi yang akan gue temui sebentar lagi.

Setelah ngambil makan, gue memutuskan memilih meja yang agak dipojokan. Yah karna meja itu kosong dan gue ga harus semeja dengan orang yang ga gue kenal. Sesekali gue noleh ke meja utama, dimana mempelai dan keluarga terdekatnya berada. Dia kelihatan cantik hari ini. Sayang sekali, cuma bisa gue pandang, ga bisa gue sayang.

"Heeeeey, lama ga ketemu" Acara menatap dari jauh gue harus buyar karna August tiba-tiba dateng menyapa lalu duduk di depan gue.

"Hehehe iya nih, apa kabar?" Tanya gue basa-basi.

"Baik, ga mau gabung di meja tengah?" Tawar August.

"Engg ga deh, ga enak, disini aja" Tolak gue.

"Ga mau ketemu adek gue ya?" Tanya August.

"Hehehe ya gak lah" Sangkal gue dengan canggung.

"Hmm kita tau kali" Ujar August.

"Tau? Kita?" Gue kaget karna statement August.

"Iya, tau kalian lebih dari temen dan ya, mama juga tau" Jelas August.

"Huh?" Gue yang bingung harus merespon dengan kalimat apa cuman ngeliatin August dengan muka cengo.

"Yaa kami awalnya rada bingung juga sih mau bersikap gimana, mama bilang mungkin hal itu termasuk fase cinta remaja, jadi kami cuman mengawasi. Tapi sejak kalian berantem dan ga saling menghubungi, kami jadi tau kalo itu bukan sekedar cinta remaja doang" Kata August.

"Maksudnya?" Tanya gue bingung.

"Sejak kalian ga sama-sama lagi, dia beda banget. Dia berenti ikut modelling, padahal itu hobi dia dari kecil. Dia juga jadi jarang keluar kamar. Main sama Nora aja udah jarang bareng" Cerita August bikin gue speechless.

"Kalo emang cuma cinta monyet, kalian berantem gitu palingan dia cuman ngambek. Tapi kali ini kayaknya dia patah hati" Lanjut August.

"Jadi gue harus gimana dong? Gue udah coba hubungi berkali-kali, ya telpon, SMS, chat, semua ga direspon. Yang ada gue di blokir" Gue jadi curcol ke  August.

"Nah soal itu, bentar lagi acara selesai. Kata mama, kamu ke meja tengah yah, ada yang mau diomongin" Ujar August.

"Apaan?" Tanya gue penasaran.

"Ada deh, tunggu aja ntar" Sahut August sambil berlalu dengan senyum tengil.

Sekarang dada gue berdebar kenceng banget, sampe-sampe gue ga selera makan lagi. Gue gugup banget, rasanya mau kabur pulang aja, tapi ga enak karna udah diminta gabung meja tengah, dimana ada dirinya dan keluarga deketnya.

Gak berselang lama, ballroom mulai terlihat sepi. Tamu-tamu pada pulang. Dan gue melangkah dengan perasaan campur aduk ke meja tengah. Ada Pak John, Mamanya yang sekarang jadi Bu John, August, Clarissa dan Kimberly. What the hell.

"Selamat yah Pak, Tante" Ucap gue ke kedua mempelai.

"Terima kasih, silahkan duduk" Pak John mempersilahkan gue.

Swagger TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang