17. Investigation

11.4K 822 33
                                    

Clarissa pov
"Daripada lo curigaan mulu ke dia mending lo kepoin dia lewat orang-orang terdekatnya deh" Ujar Nora sambil membonceng gue menuju rumahnya. Ya rumahnya, bukan ke rumah gue karna kami ga pake helm saking napsunya pergi tadi.

"Kepoin gimana?" Tanya gue ke Nora.

"Ya lo cari tau soal dia lah bego" Jawab Nora

"Maksud gue caranya" Jawab gue mencoba sabar ke sahabat gue semata wayang ini.

"Kepoin sosmednya kek apa kek lo gitu doang kudu didikte banget sih" Rutuk Nora kesel.

"Gue udah temenan di path sih" Gue memikir-mikir sosmed Sacha apa lagi yang udah gue gauli.

"Path doang mah ga cukup. Kita kudu liat dia dari segala aspek kehidupannya Sa, LO TURUN DULU NGAPA UDAH SAMPE INI" Si keriting ngomelin gue yang masih duduk ngelamun di jok motornya yang sudah parkir di halaman rumahnya.

"Okedeh, jadi apa yang gue harus investigasi?" Tanya gue. Hari ini hobi gue kayaknya bertanya.

"Sini masuk dulu kita omongin" Jawab Nora membuka pintu rumahnya dengan anak kunci yang berkelompok dengan kunci motornya dan berjalan menuju kamar. Gue mengikutinya dengan patuh. Nora lalu meraih laptopnya dan menekan tombol power.

"Kalo lo mau tau dengan detail soal seseorang lo harus tau dia dari masa kegelapannya, kita buka facebooknya!" Seru Nora menjentikkan jari telunjuk. Kok jadi dia yang nafsu sih.

"Emang lo tau apa facebooknya?" Tanya gue. Tuh kan gue nanya mulu kayak pembantu baru.

"Gak, cari aja namanya yakan" jawab Nora mengetik nama Sacha di kotak pencarian di laman facebook.

"Eh Sacha nama panjangnya siapa sih?" Tanya Nora.

"Di semua sosmednya sih Sacha S doang namanya, ga tau S-nya apa" Jawab gue.

"Eh coba kita cari Sacha S doang" Ujar Nora sambil mengetik keyword nama Sacha. Dan violaa, ketemu.

Kami lalu meneliti profile Sacha. Rupanya dia sudah lama tidak membuka laman ini. Post terbarunya cuma foto-foto dia dan timnya memenangkan turnamen sepak bola entah dimana yang pasti di foto itu kulitnya sangat merah dan dia lebih kurus dari sekarang.

"Ini postingan 15 bulan yang lalu Ra, scroll gih liat yang sebelumnya" Kali ini gue yang merintah, untung si Nora manut aja.

Profile Sacha kebanyakan tag foto dari temen-temennya atau dari halaman facebook clubnya. Selain dari teman tim sepak bolanya rupanya dia tidak banyak punya teman. Nora terus mengscroll hingga foto Sacha bersama Shasenka tahun 2013 di Sidney, rupanya Sacha mengantar adiknya berkuliah. Sepertinya dia memang kakak yang bisa diandalkan Shasenka.

"Betewe kok lama banget kita melototin foto ini Ra" Tegur gue ke Nora yang tak kunjung mengscroll.

"Eh gak apa kok, Sidney bagus Sa" Sahut Nora kaget.

"Sidney apa Sidney" Gue menyelidik Nora.

"Lo kok jadi kepoin gue, kan kita mau kepoin Sacha gimana sih lo, eh ni 2012 dia lulus SMA ada yang wall dia mulu, duh bening banget gila" Seru Nora membuat gue kembali menekuni layar laptop.

"Eh iya, gila bening banget, tapi kayaknya mereka kok ga baik yah hubungannya kalo di liat dari percakapannya saling jutek gitu, coba liat profile cewek ini" Gue jadi kepo sama hubungan Sacha sama cewek bening bernama Bian ini.

Nora yang cepat tanggap lalu membuka profile Bian, sama seperti Sacha rupanya Bian lebih lama tidak mengupdate lamannya. Bian berkuliah di salah satu universitas mahal di ibu kota. Keliatannya sih Bian ini emang dari kalangan atas foto-fotonya banyak menunjukkan sesuatu yang mahal.

"Gila Sa, Ferrari" decak Nora.

"Ah lo malah fokus ke gitu-gituan" Protes gue. Nora lanjut melihat-lihat foto-foto Bian.

Sampai ke postingan jaman Bian sekolah. Cewek ini termasuk narsis juga fotonya seabrek-abrek banyaknya. Nora terus mengscroll hingga kami menemukan foto Bian bersama Sacha. Sacha terlihat sangat berbeda, dia terlihat putih tapi pucat dan tubuhnya pun jauh lebih kurus dari sekarang. Foto-foto Bian bersama Sacha terkesan selalu berdua, berbeda dengan foto Bian bersama teman lain yang beramai-ramai, Sacha tidak pernah terlihat di kerumunan teman Bian. Foto Sacha selalu hanya berdua dengan Bian dan ini membuat gue bertanya-tanya.

"Beda banget yah Sachanya, yang disini dia cewek sma bening juga tapi lebih hot yang sekarang sih ya" Gumam Nora.

"Ho'oh tapi lo ga usah bilang hot gih itu kan pacar gue" Tukas gue.

"Eh liat ni fotonya Sacha di peluk Bian!" Seru Nora menunjuk foto yang di post Bian.

Dalam foto itu Sacha membawa gitar listrik yang di selempangkan di bahunya namun di hadapkan ke belakang karena Bian memeluknya dari depan. Sacha juga melingkarkan tangannya di pinggang Bian dan tersenyum. Mereka saling menatap dan tersenyum dengan tangan Bian yang melingkar di leher Sacha. Yang membuat jantung gue panas adalah caption fotonya "Love win".

"Kayaknya dulu mereka pacaran deh Ra" Kata gue lemah.

"Lo jangan cepet ngambil kesimpulan Sa lagian kalo emang mereka pacaran itu kan dulu" Nora menenangkan gue.

"Tapi kalo gue jadi lo Sa gue bakal cemas juga sih, Biannya Sacha ini bening banget" Lanjutnya.

"Iiiih temen apaan sih loooo" Gue mendorong bahu Nora dengan sebal.

"Hehehe gue kan objektif Sa" Jawab Nora sambil nyengir.

Sacha pov
"Pil sore kemana?" Shasenka menjatuhkan diri di sofa. Dia manggil gue pedopil sejak Clarissa dan Nora pulang tadi.

"Ga sopan amat sama kakak sendiri" Gue menjewer kupingnya dan langsung di tepisnya.

"Eits kekerasan dalam rumah tangga" Katanya mengelus-elus kupingnya.

"Sore mau latihan, kenapa?" Tanya gue kepada sodara semata wayang gue yang tengil ini.

"Ikuuut bete dong di rumah" Rengeknya kayak anak kecil.

"Ada syaratnya" Ujar gue tersenyum penuh arti.

"Apaan?" Shasenka menyengitkan dahi.

"Berenti manggil pedopil ngapa?!" Sungut gue

"Okeeh okeeh bisa di kondisikan" Sahutnya tengil.

"Yaudah kamu siap-siap sana, aku mau nelpon Clarissa dulu" Usir gue.

"Iyee iyee ane cus dulu ye" Ujar Shasenka beranjak dari sofa dan menuju kamarnya.

Gue meraih handphone di samping gue dan mencari kontak Clarissa. Terdengar tiga kali nada sambung sebelum suara serak-serak basahnya menyapa di ujung sana.

"Hey, kenapa?" Sahutnya di ujung sana.

"Aku jam 4 latihan bola besar" Jawab gue

"Mau aku temenin?" Tanyanya, ini nih cewek pengertian.

"Yaa kalo kamu mau sih hehehe" Jawab gue malu-malu.

"Huh malah cengengesan, yaudah jemput setengah 4" Kata Clarissa.

"Okedeh, Shasenka ikut juga gak apa?" Tanya gue

"Ya gak apa bagus malah, aku siap-siap dulu yah, kamu juga gih" Ujar Clarissa.

"Okee, see ya babe" Kata gue.

"See ya, love you" Sahutnya

"Love you too" Jawab gue.

To be continued

Swagger TeacherWhere stories live. Discover now