Pagi ini seluruh murid di sekolah Horan High School di bebaskan dari jam pelajaran. Itu karena adanya pertandingan basket antar sekolah menengah atas di seluruh Seoul. Dan sekolah inilah yang menjadi tuan rumahnya.
Diawali dengan penampilan dancer yang menunjukkan kemampuan dance keren mereka. Karena ini merupakan perlombaan juga, banyak yel-yel yang mereka teriakkan untuk mendukung sekolah mereka masing-masing.
Choi Jisoo yang saat itu sedang duduk sendirian ditribun paling pojok. Benar, hanya sendirian. Ia suka iri dengan mereka yang menonton bersama temannya sambil saling memberikan komentar. Jisoo juga ingin seperti itu.
Ia pun kembali diam sambil meminum jus kalengnya. Tatapannya mulai menajam ketika tim dancer sekolah menjadi giliran.
"Waah hebat sekali dia." Batin Jisoo saat penglihatannya menangkap gadis kurus nan tinggi sedang menunjukkan kebolehannya.
"Maaf, tapi apakah kau bisa pindah? Sebenarnya di pojok memang tidak diperbolehkan untuk diduduki. Disini sebentar lagi akan dipasang soundsystem untuk pertandingan basket."
Jisoo tahu jika dirinya sedang di usir secara halus oleh seorang lelaki yang ia yakini adalah salah satu panitia. Kenapa ia selalu mendapatkan penggusuran? Jisoo jadi murung. Ia melirik tribun dan berharap ada tempat yang kosong. Namun nihil, tentu saja tempat sebesar ini pasti sangat penuh untuk siswa sekolah seantero Seoul.
Yunhyeong pun menyadari tatapan gadis itu yang sedang berusaha mencari tempat duduk. Yunhyeong pun tahu jika tidak ada tempat kosong lagi. Ketika gadis itu kemudian berdiri dan pergi tanpa menjawab Yunhyeong.
Yunhyeong pun segera menginterupsi agar soundsystem nya segera dipasang. Lalu mulai berbalik dan mengejar gadis itu.
"Di tribun VIP masih ada yang kosong!"
Teriak Yunhyeong hingga gadis yang pernah ia tolong itu berbalik kearahnya. Jika tidak salah namanya adalah Jisoo. Batin Yunhyeong.
Gadis itu pun segera menghampiri Yunhyeong dengan berlari kecil.
"Benarkah? Apa aku boleh duduk disana?" Tanya Jisoo dengan senang.
Senyumannya seketika membuat jantung Yunhyeong menjadi berdebar. Tidak biasanya dirinya seperti ini. Apalagi pada seorang gadis yang baginya sangat merepotkan.
"Hmm... Ikutlah aku!" Perintah Yunhyeong yang dengan senang hati diikuti oleh Jisoo.
Ditribun VIP memang tidak boleh sembarangan orang duduk disana. Hanya para tamu undangan dan siswa yang mau membayar tiket yang boleh duduk disana. Yunhyeong merupakan ketua OSIS yang memakai tanda pengenal. Tentu dia akan mudah untuk keluar masuk di tribun VIP.
Masih lumayan kosong. Pikir Yunhyeong, Jisoo juga masih mengekor dibelakangnya.
"Duduk disini?" Tawar Yunhyeong dan Jisoo mengangguk padanya.
"Terimakasih, aku tahu sebenarnya aku tidak boleh duduk disini jika bukan karena mu." Ucap Jisoo yang sedikit mendekatkan bibirnya pada telinga Yunhyeong. Suara riuh suporter pasti mengganggu pendengaran.
"Tidak masalah." Ucap Yunhyeong.
"Kau yang menolongku waktu di perpustakaan itu kan?" Tanya Jisoo yang sebenarnya sudah yakin siapa laki-laki disebelahnya ini.
"Benar, kenapa?" Tanya balik Yunhyeong.
"Maaf, tidak langsung mengucapkan terimakasih." Jisoo menunduk karena takut di cap sebagai gadis yang tidak tahu terimakasih.
"Tidak masalah." Balas Yunhyeong.
Jisoo jadi lega sekarang. "Aku Choi Jisoo." Jisoo mulai mengulurkan tangannya ragu. Takut ia ditolak untuk yang kesekian kalinya.

YOU ARE READING
S O R R Y 🔹 khb • kjs
Fanfiction"Bagaimana jika malam ini kau tidur denganku? Aku juga akan memberikan semua yang kau mau seperti ayahku memberikannya untukmu." -Hanbin