08

4.9K 579 36
                                        

Jisoo keluar dari ruangan Paman Kim dan kembali menutup pintu itu pelan. Paman Kim telah mengijinkan Jisoo untuk keluar melihat pameran bersama Yoyo dan Chanu. Namun dengan syarat mereka harus kerumah menjemput Jisoo dan bertemu Paman Kim terlebih dahulu. Karena Paman Kim mengatakan, Jisoo tidak boleh keluar dengan lelaki yang belum diseleksi olehnya.

Tentang Hanbin yang tak mengijinkan siapapun tahu tentang Jisoo yang tinggal disini Paman Kim akan mengurusnya. Tahu sendiri Hanbin hanya akan takut pada ayahnya saja. Walaupun kadang kala Hanbin suka membantah sang ayah.

Langkahnya terhenti ketika Hanbin tiba-tiba muncul dihadapannya dan mengagetkan dirinya, hingga langkahnya terpaksa terhenti. Hanbin melipat kedua tangannya didepan dada. Matanya membulat tajam menatap Jisoo.

Jisoo sudah tahu dan segera menyiapkan mentalnya untuk menghadapi Kim Hanbin.

"Senang ya? Habis meminta apa? Uang jajan tambahan? Berlian? Ponsel baru? Atau mobil?"

Ejek Hanbin dengan santai.

"Asal kau tahu Kim Hanbin! Aku ini bukanlah seseorang seperti yang kau pikirkan!" Balas Jisoo geram, membuat giginya berbunyi karena saling beradu menahan amarah. Kedua tangannya mengepal erat.

"Aku sudah melihatnya sendiri. Kalian bahkan berpelukan, dengan bodohnya pintu juga dibiarkan terbuka. Kau sengaja ingin aku melihatnya ya?"

"Jaga ucapan mu Kim Hanbin! Semuanya salah paham!" Bentak Jisoo karena ia tidak tahan benar dengan ucapan Hanbin.

Hanbin selalu berpikiran buruk pada Jisoo. Sedikit saja ia tidak bisa mendengar hal baik tentang kebenaran Jisoo.

"Bagaimana jika malam ini kau tidur denganku? Aku juga akan memberikan semua yang kau mau seperti ayahku memberikannya untukmu."

"Plak!"

Sebuah tamparan berhasil mendarat dipipi kiri Hanbin. Meninggalkan bekas kemerahan yang cukup besar. Hanbin menyentuh pipinya dengan tangannya sendiri. Terasa panas seperti otaknya sekarang.

Jisoo menghapus air matanya sendiri dengan kasar. Ia tidak mau Hanbin melihatnya menangis. Itu akan membuat Hanbin bersorak menang.

"Kau akan menyesal jika mengetahui kebenarannya!" Ucap Jisoo menatap Hanbin tajam. Kemudian pergi meninggalkan Hanbin yang masih terpaku disana.

***

"Nona Jisoo telah pergi pagi-pagi sekali. Hari ini adalah hari piketnya."

Jisoo memang sudah berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali untuk menghindari pergi ke sekolah bersama Hanbin. Dia tidak sudi satu mobil bersama Hanbin walaupun hanya sebentar saja, karena dirinya pasti akan diturunkan ditengah jalan.

Bibi Hae Ra pun menjelaskannya, karena Jisoo berpamitan pada bibi Hae Ra.

Hanbin pun tersenyum simpul mendengar informasi dari bibi Hae Ra. Alasan gadis itu ternyata sangat bodoh. Hanbin tentu saja tahu jika Jisoo berbohong. Disekolahnya bahkan tidak ada piket. Sekolah mahal seperti itu pasti mempunyai banyak tenaga kebersihan. Lagipula mana mau anak konglomerat menjalankan tugas piket. 80% orang yang bersekolah disana merupakan anak milyarder.

Baiklah dengan begitu dirinya tidak perlu repot-repot lagi berhenti untuk menurunkan gadis itu. Pikir Hanbin.

"Ayah, sepulang dari kampus nanti, aku akan menjemput Jisoo. Akhir-akhir ini aku tidak terlalu sibuk di kampus." Jelas Bobby yang langsung di setujui oleh ayahnya.

S O R R Y 🔹 khb • kjsМесто, где живут истории. Откройте их для себя