41

3.3K 394 42
                                        

Jisoo membaca tulisan besar yang terpampang di depannya.

Tahanan Khusus Pelajar

Sekilas ia tersenyum karena tidak sabar ingin segera masuk kedalam sana.

Menemui seseorang yang bahkan baru satu hari tidak ia temui. Namun mengapa rasa rindunya seperti sudah satu tahun tak bertemu?

Jisoo pun langsung masuk kesebuah ruangan setelah menuliskan namanya pada buku khusus tamu berkunjung.

Diruangan ini terdapat deretan kursi dan meja seperti ruangan kelas. Perbedaannya hanya pada letak kursinya yang tertata saling berhadapan.

Jisoo juga melihat ada tahanan lain yang sedang dikunjungi oleh seseorang. Sepertinya itu adalah ibunya, mereka terlihat sangat merindukan satu sama lain.

Terlihat sang anak yang merupakan tahanan menangis sambil meminta maaf. Jisoo dapat mendengarnya walaupun samar.

Sang ibu mengelus kepalanya lembut serta penuh kasih sayang. Walaupun tercetak jelas wajah sang ibu yang penuh kecewa dan nampak sangat sedih.

Entah apa kesalahan putranya itu hingga dia harus tinggal di tahanan ini.

Jisoo jadi tersentuh melihatnya. Ia mengusap matanya sebelum benar-benar menangis.

Tidak lama kemudian Hanbin datang diantar oleh seorang polisi. Setelah polisi itu pergi Hanbin duduk di kursi yang berhadapan dengan Jisoo.

Namun Jisoo yang terlalu sibuk melihat adegan itu tak menyadari sama sekali akan kehadiran Hanbin.

"Dia mencuri perhiasan di toko emas untuk pengobatan ibunya"

Jisoo tersentak ketika menyadari suara Hanbin.

"Kau sudah datang?" Tanya Jisoo yang masih terkejut.

"Aku memperhatikan mu"

"Maaf" Jisoo jadi malu, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Pasti senang jika dijenguk orangtua" ucap Hanbin yang kini melihat ke arah teman satu tahanannya itu.

Hanbin sempat berkenalan dengannya dan mendengar kisahnya. Dia mencuri banyak perhiasan karena hasil uangnya akan ia gunakan untuk pengobatan sang ibu yang harus transplantasi hati.

Suasana yang sangat canggung. Jisoo tidak menginginkannya.

"Aku membawakan mu buku" ucap Jisoo mengalihkan pembicaraan, lalu tangannya menyodorkan kurang lebih 3 buku catatan untuk Kim Hanbin.

"Buku lagi?"

Jisoo tertawa, berginilah reaksi Kim Hanbin jika Jisoo menyodorkan buku-bukunya.

"Bukankah ujian kelulusan sebentar lagi?"

Hanbin terpaku, dia mengerutkan alisnya. Dia benar-benar tidak suka jika Jisoo terus membawakannya banyak buku catatan.

Alasan Hanbin tidak suka ialah, tentu karena Jisoo harus bersusah payah mencatat ulang untuk dirinya.

"Aku mempunyai banyak buku disini, aku juga selalu belajar"

Ucap Hanbin lembut. Tangannya meraih tangan Jisoo diatas meja dan mulai mengurut bagian telapak tangannya. Dengan lembut Hanbin menekan-nekan tangan Jisoo.

Hanbin tau, walaupun Jisoo tidak pernah mengatakan dia lelah, pasti Jisoo sangat lelah.

Bayangkan saja setiap hari Jisoo membuat dua buku catatan. Bukan hanya satu atau dua pelajaran, namun semua jadwal pelajaran hari ini. Lalu dia juga harus mengantarkannya pada Kim Hanbin.

S O R R Y 🔹 khb • kjsWhere stories live. Discover now