Bibi Hae Ra belum juga kembali ke rumah. Alhasil semuanya Jisoo lah yang menghandle.
Paman Kim apalagi, jika dia sudah bertemu dengan pekerjaan-pekerjaannya, dia pasti akan lupa dengan urusan yang lain.
Setelah meletakkan tiga susu diatas meja, Jisoo lalu duduk dan segera menyantap rotinya.
Hari ini dia tidak memasak macam-macam, hanya menyiapkan susu dan roti saja. Jisoo masih kesal pada Hanbin dan Bobby.
Tadi malam saja Hanbin hanya sekali mengetuk kamarnya. Dia tak berusaha untuk membuat Jisoo tidak marah lagi.
Dilihatnya Hanbin yang mulai menuruni anak tangga dengan lancarnya. Bagaimana dengan kakinya kemarin?
Jisoo memutar matanya sebal jika dia ingat telah dibohongi.
"Selamat pagi!"
Tiba-tiba Hanbin sudah ada dibelakang Jisoo, menyibakkan rambut Jisoo yang menutupi pipinya. Lalu tanpa aba-aba Hanbin sudah mendaratkan bibirnya di pipi Jisoo.
Jisoo menatap Hanbin dengan kesal sambil memperhatikan gerak-gerik pria yang mulai duduk disampingnya itu.
"Kau seenaknya saja menciumku?!"
"Kau kan kekasihku"
Sepertinya penyakit amnesia Hanbin sedang kambuh.
Malah dengan santainya dia mulai mengambil roti dan mengoleskan selai stroberi diatasnya.
Padahal jelas-jelas Jisoo masih memelototinya.
"Kau kan sudah membohongiku!"
Hanbin baru sadar? yaah tadi sebenarnya Hanbin hanya pura-pura tidak ingat saja. Bersikap senormal mungkin siapa tau Jisoo sudah lupa. Tapi sayangnya Jisoo tidak mungkin lupa.
"Maafkan aku ne, sekarang makanlah yang banyak, kau mau apapun akan aku turuti"
Hanbin lalu meletakkan roti yang telah ia olesi dengan selai stroberi itu kepiring Jisoo yang sudah kosong.
Dengan lembut Hanbin yang duduk disebelah Jisoo langsung mengelus puncak kepala kekasihnya dengan tatapan penuh kasih sayang.
Bibir Jisoo terasa terkunci jika sudah menerima perlakuan seperti ini dari Kim Hanbin.
Oh tidak! Dia tidak boleh lemah!
"Kau saja yang makan"
Jisoo menggeser piringnya sampai didepan Hanbin.
Hanbin menggeleng "Biasanya kau makan dengan banyak"
"Aku sudah kenyang"
Jisoo lalu mengambil tasnya dan akan pergi. Namun tarikan Hanbin berhasil membuatnya kembali duduk.
"Maafkan aku ya?"
Jisoo menatap Hanbin tepat dikedua bola matanya.
Suara Hanbin begitu lirih namun Jisoo dapat mendengarnya.
"Apa kau tau Kim Hanbin? Sesuatu yang sangat aku benci darimu?"
Hanbin menggeleng, dan Jisoo sekarang sudah nampak sangat serius.
"Saat kau mengatakan maaf, apa kau tidak belajar dari masa lalu?"
"Kau ingin membahas masa lalu?" Balas Kim Hanbin cepat.
"Bukan begitu, tapi hanya saja, kau sangat mudah mengatakan maaf. Aku pikir seseorang yang mudah mengatakan maaf akan mudah juga membuat kesalahan"

KAMU SEDANG MEMBACA
S O R R Y 🔹 khb • kjs
Fiksi Penggemar"Bagaimana jika malam ini kau tidur denganku? Aku juga akan memberikan semua yang kau mau seperti ayahku memberikannya untukmu." -Hanbin