Mungkin ini sudah yang ke 33 kali Lee Taeyong mondar-mandir tidak jelas didalam kelasnya.
Hari pertama masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas biasanya memang banyak jam kosong. Seperti saat ini.
"Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
Taeyong malah balik bertanya pada Johnny. Kemudian Johnny berdecak kesal lalu merangkul Taeyong.
"Jisoo, siapa lagi"
Jelasnya lalu kembali duduk karena Taeyong sudah paham dengan maksud pembicaraannya.
"Apa aku boleh menolaknya?" Bahkan pertanyaan itu sudah berulang kali ditanyakan oleh Taeyong.
"Tidak!" Yuta langsung menyela begitu Taeyong selesai bicara. Sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
Taeyong tahu, ini bahkan tidak ada gunanya lagi. Dirinya harus melakukannya, walaupun dia sendiri merasa keberatan.
"Aku bahkan juga mendekati Jennie dan adu jotos dengan kekasihnya demi misi ini. Kita sudah kalah, dan kita harus melakukannya. Walau aku sendiri juga sangat keberatan"
Yuta kemudian menyalakan rokoknya yang sudah menempel pada bibirnya sendiri. Tidak masalah ini diruang kelas, toh Yuta sudah sering ketahuan merokok dikelas.
Ten yang duduk di pojok hanya senyum-senyum sendiri sambil memainkan ponselnya.
Johnny penasaran dan segera merebut ponsel mahal itu.
"Kau ternyata juga sudah mulai maju ya?" Kekeh Johnny dengan nada mengejek setelah ia melirik layar ponsel Ten.
"Aku tidak ada niatan untuk mempermainkan Lisa"
Begitu pembelaan Ten, dia memang sudah ketahuan bertukar chat dengan Lisa. Gara-gara Johhny merebut ponselnya.
Setelah Johnny melempar ponselnya dan berhasil ia tangkap. Dirinya kembali chat dengan Lisa. Seru juga, begitu pikir Ten. Mungkin karena mereka serumpun.
"Tidak ada gunanya Ten, mau kau itu tulus atau tidak. Tujuan kita sudah jelas bukan?"
Johnny memang kompor, setelah Taeyong dibuatnya tidak berdaya kini giliran Ten.
Lihat lah Lee Taeyong dengan antengnya duduk. Namun otaknya tidak anteng.
"Kalian tidak mau kan kita masuk rumah sakit bersamaan?"
"Aku mau" sela Taeyong yang kemudian Johnny menoleh.
"Kakimu hilang satu kau tidak masalah? Lalu kau tidak bisa kemana-mana, dan yang paling penting kau tidak bisa bermain basket! Apa kau sudah siap menanggung semuanya?"
Johnny lalu pergi, meninggalkan teman-temannya yang masih kurang kesadaran. Namun sebenarnya disinilah Johnny yang sulit untuk sadar.
Sadar akan mempermainkan wanita yang bahkan tidak ada kaitannya dengan mereka. Semua ini hanya karena kekalahan mereka. Benar, ini hanyalah taruhan konyol.
***
Sejak pagi tadi Jisoo memang sengaja berpindah tempat duduk. Dia duduk didepan bersama Donghyuk. Lalu teman sebangku Donghyuk pindah disamping Hanbin. Sebisa mungkin Jisoo membatasi dirinya untuk berinteraksi dengan Hanbin.
Yah, sebenarnya Jisoo malu karena saat Taeyong memberikan kisseu nya Hanbin melihat. Tetapi kan Jisoo tidak tahu jika Taeyong akan melakukan hal itu.

YOU ARE READING
S O R R Y 🔹 khb • kjs
Fanfiction"Bagaimana jika malam ini kau tidur denganku? Aku juga akan memberikan semua yang kau mau seperti ayahku memberikannya untukmu." -Hanbin